Pages

Kamis, 27 Oktober 2011

sajak sore

Hujan penuh kelembutan. Sebagaimana asmara jiwa yang datang menjemput peradaban lama. kecil mungil nan cantik atau gagah perkasa, aku tak pernah bisa berkata...sebagimana hujan yang penuh dengan kelembutan ( 18-11-2011 ) utk terkasih matahariku sendiri

 



Sajak sore

10102011
CintA DAN Ketika…

Ketika semua serba cukup
Ketika semua lupa dengan kata  berbagi
Kita menjadi kikir…
Bersama mata yang berkata-kata
aku tak membutuhkanm lagi.


Ketika tak ada lagi saudara
Bumi tak berlangit
Jabat tangan tak berjari jauh menembus iba
 lupa membawa hati
cinta telah terkubur bersama fatamorgana

 Pergilah bersama hujan
tanpa peduli harus berkata kepada siapa
Sebab  lupa talah mendaging darah
Atau….
Mungkin  dipojok matahari,
 ketika dulu  pernah menanam cinta
Ku ingat-ingat dengan kesungguhan
 masihkah  hijau, merah atau pelangi warnanya

Rupanya telah lama cinta itu membeku
Hingga lupa kepada siapa cinta ini sebenarnya untuk siapa
Atau mungkin aku telah lama tidak mendo’akan cinta
Disetiap hitam dan putih  hati
Dan lusuh sajadah
mencari


ANJING DAN SANG MAJIKAN

Aku melihat anjing-anjing itu
 berkaki dan bermata tajam
 Suaranya menderu bagai selipan kayu
Seperti sang gergaji  memotong balok kayu

Hari ini majikannya baru tiba dari kota
Katanya ia rindu kampung halaman
lalu Sudah saatnya deretan barisan tiba
Untuk mengucapkan salam hari itu juga
 terjadilah jamuan makan malam
tak ada bedanya

Betapa sopan ia mengunyah makanan
Betapa rakus ia menelan ludahnya
Tanpa jijik.

Dan berceritalah tentang madu kepada majikan semata wayangnya.
Madu yang keluar dari mulut
Sebab di lain waktu aku melihat
Ia mencabik-cabik pakaian majikannya
Dan juga pula mengencingi tempat tidurnya
Bahkan tak segan menyebut hatinya dengan sebutan-sebutan
Yang tak ada bedanya…

Aku geleng-geleng kepala dibuatnya
Dan ketika ku kejar
Ia telah menghilang dibalik malam
Tak ada bedanya…


KISAH SRIKANDI MALANG


Malang sekali Kau Srikandi
Dengan panahmu yang runcing
Mampu membelah kebenaran bersama busur-busur ketuhanan
 Betapa konyolnya
Ketika kau tak membaca pekem yang seharusnya
Tak  seharusnya kau melayani Rahwana
Dengan alasan sang dewi Shinta sedang ke pasar
Atau sekedar menemani sang Rama
Membeli pulsa di kerajaan Astina

Anehnya lagi
Setelah sang Hanoman membakar kampung Ngalengka
Ia tak lagi berwarna putih
Bukankah ia ke kerajaan itu untuk membebaskan sang Shinta?
Bukan..
Kedatangan hanoman hanyalah meminta jatah
Dari jasanya menukar Srikandi ke dalam cerita

Kisah ini menjadi semakin carut marut
Ketika Sang Ramawijaya ikut-ikutan
Ber- sms kepada sang Rahwana
Ia akan menukar Dewi Shinta dengan Srikandi

Betapa konyolnya kerajaan ini
Akhirnya sang dalang memutuskan
Memindahkan Rahwana ke kerajaan Kendalisada
Sedang sang Anoman duduk manis
Menjadi raja di negeri Ngalengka
Pertunjukan tak berhenti
Bahkan sampai gelap tiba
Tak ada yang mengakhiri
Begitu pula tak mau memulai..


SAJAK CITA-CITA

                                                                                                                        Oleh : Mas Un

Ketika kau bercerita padaku
tepatnya dibawah pohon matoa
sebelah kamar kost kita :
 
bayi kecil
dan denguran se-ekor kerbau
berpakaian lumpur kelak berharap
 
dengan sang istri
yang konon ayu, taat beragama serta berpendidikan sarjana
tergopoh membawa rantang
yang isinya sepotong ikan gabus
sambal wijen
periuk
sebagai tempat nasi putih tertidur
 
hamparan hijau dalam petak
bercanda bersama burung prenjak
dengan nyayian riang
berbelas rizki Tuhan
 
bayi merah dewasa
menyambut istrinya
dengan senyum tanpa dendam
dalam gubuk bertahta bambu
tempat dulu ia menatap pagi
bersama dengkuran kerbau
yang kini ditukar dengan buku-buku politik
 
istriku...
masakanmu enak lagi harum
tanpa bahan pengawet
bebas dari saos orang kecil
sang istri yang sarjana
tersipu
ia tampak haru

0 komentar:

Posting Komentar