Pages

Selasa, 08 November 2011

Naskah Drama by joglo drama

Cinderella dan Putri Irakus


Cinderella adalah seorang gadis yang cantik jelita. Namun, dia kehilangan orang yang sangat dicintainya yaitu ibunya. Ketika ayahnya menikah dan pergi meninggalkannya, hidupnya semakin menderita. Dia selalu diperlakukan seperti pembantu oleh ibu dan saudara tirinya.


Pada saat itu, Sang Ratu mengadakan acara pesta dansa untuk mencari jodoh untuk Pangeran. Cinderella ingin sekali pergi ke pesta itu, namun ibu dan saudara tirinya tidak menijinkannya. Tapi dengan bantuan peri, Cinderella bisa pergi ke pesta itu dengan syarat kembali ke rumah sebelum jam 12 malam karena setelah jam 12 malam keajaiban itu akan hilang.

Setelah jam 12 malam, Cinderella meninggalkan istana. Namun, tanpa sengaja, dia meninggalkan sepatu bot kesayangannya. Pangeran yang sudah jatuh hati padanya, mengadakan sayembara barang siapa yang ukuran kakinya pas dengan sepatu bot istimewa tersebut, akan menikah dengannya.

Ketika Cinderella mencoba sepatu bot istimewa tersebut, ternyata cocok dan Cinderella juga mempunyai pasangan sepatu bot yang lain. Pangeran pun langsung melamar Cinderella. Setelah itu, Pangeran membawa Cinderella ke istana. Namun, cerita itu belum selesai.
Ketika Sang Pangeran membawa Cinderella ke istana . . . .


(Di arena sudah ada Ratu dan Putri Irakus yang sedang duduk di kursi. Cinderella dan Pangeran masuk ke arena)


Ratu : (berdiri lalu menunjuk Cinderella) Siapa perempuan ini, Pangeran?

Pangeran : Ini adalah wanita yang akan menjadi istriku.

Ratu : Kau yakin memilih wanita seperti ini?

Pangeran : Ya, kami sudah saling mencintai. (Cinderella dan Pangeran saling bertatap muka, berpegangan tangan, dan tersenyum.)

Ratu : Apa? Kau pilih perempuan seperti ini yang tampang pembantu? Apa kata Bu Nia?

Cinderella : Apa kata dunia, Ratu.

Ratu : Ya. Itu maksudku.

Pangeran : Walaupun penampilannya seperti pembantu, tapi hatinya seperti emas 24 karat.

Ratu : Kau bilang hatinya seperti emas karatan? Tapi Pangeran. Bunda sudah menemukan pasangan yang cocok untukmu Pangeran. Dia adalah putri dari Kerajaan Jatuh Bangun.

Pangeran : Tapi Bunda . . . .

Ratu : Dia adalah wanita yang sangat cantik. Lagipula dia adalah wanita yang baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung. Apabila kerajaan kita bersatu dengan Kerajaan Jatuh Bangun, akan menjadi kerajaan yang sangat besaaar.

Pangeran : Tapi aku sangat mencintainya, Bunda.

Ratu : Tidak boleh! Pokoknya kau harus menikah dengan Putri Irakus.

Pangeran : Hah? Irakus? Nama yang aneh. Tapi aku tetap tidak mau.

Ratu : Harus mau!

Pangeran : Tidak mau!

Ratu : Pokoknya harus!

Pangeran : Gak mau!

Ratu : Harus!

Pangeran : Mau. Eh tidak mau!

Ratu : Dasar anak durhaka kau!

Pangeran : Lho, kok jadi kaya Malin Kundang?

Ratu : Kurang ajar kau! Sudah membantah perintah orang tua! (Ratu hampir menampar Pangeran)

Pangeran : Marah….Merongos…..Pindah agama……..!!!

Raja : (masuk ke arena) Stop..!! Ada apa ini? Siapa perempuan itu? (menunjuk Cinderella)

Pangeran : Ini adalah calon istriku, Ayahanda.

Raja : Oh, ini calon istrimu. Jadi perempuan ini yang memenangkan sayembara sepatu bot itu.(sambil melirik sepatu bot yang dipakai Cinderella)

Pangeran : Iya, Ayahanda. Dia bahkan mempunyai pasangan sepatu bot yang lainnya.

Ratu : Tapi aku sudah menemukan jodoh buat Pangeran! Dia adalah putri dari Kerajaan Jatuh Bangun.

Raja : Ya sudah. Itu terserah Pangeran saja!

Ratu : Tapi, Raja. Aku tidak setuju dengan keputusanmu. Masa Pangeran menikah sama pembantu seperti itu. Jangan gila donk!

Raja : (berfikir sejenak) Ya. Sudah. Bagaimana kalau kita adakan suatu kompetisi?

Putri Irakus : (berdiri) Kompetisi seperti apa, Yang Mulia?

Raja : Kalau kau menang dalam kompetisi itu, kau yang akan menikahi Pangeran. Kalau perempuan itu yang menang, dia yang akan menikah dengan Pangeran. Ada yang tidak setuju dengan kuputusanku?

Ratu : Lagi-lagi kau memberikan keputusan yang aneh! Setelah kau dan Pangeran mengadakan sayembara sepatu bot aneh itu!

Putri Irakus : Baiklah kalau begitu, saya terima, Yang Mulia.

Ratu : Apa? Kau terima tantangan aneh itu? (marah)

Putri Irakus : Sudahlah Bibi. Saya bisa bersaing secara sportif.

Ratu : Apa?? Kau panggil aku Bibi? Memangnya aku bibimu apa? (semakin marah)

Putri Irakus : Oh! Maksudku Ibunda Ratu. Lagipula saya yakin saya bisa mengalahkan perempuan itu.

Cinderella : (mengacungkan tangan)

Raja : Ada apa, Nona? Kau tidak setuju dengan keputusanku?

Cinderella : Saya setuju dengan keputusan Yang Mulia.

Raja : Lalu, kenapa kau mengacungkan tangan?

Cinderella : Sebenarnya, saya keberatan dipanggil dengan sebutan perempuan itu. Saya kan juga punya nama.

Raja : Oh ya. Kau belum memperkenalkan diri. Siapa namamu?

Cinderella : Namaku Cinderella.

Ratu : Cinderella? Gadis cerobong asap. Nama yang paling aneh yang pernah kudengar. Lihat dirimu! Kau memang pantas mendapatkan nama itu!

Cinderella : Sebenarnya itu cuma nama panggilanku saja. Nama itu diberikan oleh ibu dan saudara-saudara tiriku yang selalu jahat padaku.

Ratu : Bisa kali gak curhat !!

Raja : Kalau begitu, siapa nama aslimu?

Cinderella : Siapa aja ,, boleeeeeeeeh

Raja : Wa wa waduuhhhh ,

Cinderella : Iya iya. Nama asliku adalah Mocu Claudia Abraba Bella Sintia Cornelius Protectus Alfonso Equil Da Barbara Margaretha.

Putri Irakus : Tapi, namaku juga tidak kalah panjangnya dengan Cinderella. Aku bisa menyebutkannya sekarang.

Raja : Stop! Kenapa kita jadi mempeributkan nama?


(semua terdiam sejenak)



Raja : Bagaimana denganmu, Pangeran? Kau setuju?

Pangeran : hmmhhh setuju gak ya?? Huahhaaa iya deh setuju aja.

Ratu : Apa? Kau terima juga keputusan aneh itu? Sedangkan kau membantah perintahku?

Raja : Okelah kalau begitu, kompetisi dimulai besok pagi pukul 9.00 sampai dengan selesai.

Ratu : Tapi, kompetisi seperti apa baginda?

Raja : Kompetisi yang akan digelar yaitu Kompetisi Menjahit Kalian siap?

Cinderella & Putri Irakus : Siap, Yang Mulia.

Raja : Ya sudah. Ku tunggu besok ya. Dah! (meninggalkan arena kemudian disusul dengan Cinderella dan Pangeran sambil bergandengan tangan)

Ratu : Kita harus menyusun rencana supaya Cinderella kalah dalam kompetisi itu.

Putri Irakus : Yess, I agree with you.

Ratu : Sini, saya bisikin.

Putri Irakus : Ih… Geli!

Ratu : Mau gak?

Putri Irakus : Iya, iya.

Putri Irakus : Itu ide berlian!

Ratu : Brilian.

Putri Irakus : Ya. Itu maksudku.

Ratu & Putri Irakus : Ha ha ha ha ha . . . .


(Ratu dan Putri Irakus meninggalkan arena).

Keesokan harinya . . . .
(Semua masuk arena)


Raja : Kalian sudah siap melaksanakan kompetisi?

Cinderella & Putri Irakus : Ya iyalah . . . .

Raja : Kompetisi ini yaitu kompetisi menjahit baju untuk Pangeran. Peraturannya sangat mudah. Kalian harus membuat sebuah baju untuk Pangeran dalam waktu satu malam. Baju yang kalian buat harus diserahkan besok pagi. Kalian mengerti dengan peraturannya?

Cinderella & Putri Irakus : Mengerti, Yang Mulia.

Raja : Sekarang, kalian bisa memulai pembuatan baju kalian.

Cinderella : Baiklah Yang Mulia, kami berdua pamit sekarang.


(Cinderella & Putri Irakus pergi meniggalkan arena disusul dengan Raja)
Malamnya, Cinderella mulai menjahit.
(Cinderella masuk membawa kain dan berpura-pura menjahit, kemudian pengawal masuk).


Pengawal : Nona Cinderella. Anda dipanggil

Cinderella : dipanggil siapa ..??!

Pengawal : Yang Maha Kuasa, ya nggak lah. Dipanggil raja nohh……..

Cinderella : Oh, baiklah kalau begitu.


(Cinderella dan Pengawal meninggalkan arena, kemudian datang Putri Irakus)


Putri Irakus : (datang lalu merobek pakaian buatan Cinderella) Dengan begini. Kau pasti kalah, Cinderella. Ha ha ha ha! (meninggalkan arena, kemudian beberapa detik kemudian Cinderella datang).


Cinderella : Tidak! Siapa yang berani melakukan ini? (mengambil kain yang telah dirobek) Aduh, pasti aku akan kalah dalam kompetisi kedua ini. Apa yang harus kulakukan? (menangis, kemudian keluar arena).


Keesokan harinya . . . .
(Raja, Pangeran, Ratu, & Pengawal masuk)


Raja : Akhirnya tiba saatnya untuk penentuan pemenang dari kompetisi kedua ini. Kepada Putri Irakus, silahkan masuk dan memperlihatkan baju buatannya.


(Putri Irakus masuk sambil memperlihatkan baju buatannya)


Putri Irakus : Ini Yang Mulia. Ini adalah baju yang saya buat.

Raja : Cukup bagus. Kalau boleh tahu, apa bahan yang kau pakai untuk membuat baju ini?

Putri Irakus : Baju ini dibuat dari berbagai macam kulit. Kulit unta, kulit pisang, kulit domba, kulit gajah, kulit cheetah, dan tak lupa juga ditambahkan dengan kulit kodok.

Pangeran : Wow! Unik sekali!

Ratu : Tentu saja! Siapa dulu yang membuatnya? Putri Irakus . . . .

Raja : Sekarang, tiba giliran Cinderella. Cinderella, saatnya kau masuk dan membawa baju buatanmu.


Satu jam kemudian . . .
(Cinderella tidak muncul-muncul)
Dua jam kemudian . . . .
(Cinderella tidak muncul juga)
Krik krik krik krik…….


Raja : Kemana sih Cinderella itu? Kok belum muncul-muncul. Pengawal! Cari Cinderella!

Pengawal : Baik (kemudian keluar arena)

Putri Irakus : Mungkin dia belum menyelesaikan baju buatannya. Atau mungkin dia sama sekali tidak bisa menjahit.

Raja : Tunggu dulu! Pengawal kita kan sedang mencari dia. Pliss deh! Tunggu bentar donk ah!


Beberapa menit kemudian . . . .


Cinderella : (datang tergesa-gesa dan pengawal menyusul di belakang Cinderella)Yang Mulia, maaf…saya terlambat.

Raja : Dari mana saja kamu Cinderella? Kami sudah menunggu kamu, Cinderella.

Cinderella : Begini yang mulia, seseorang telah merobek baju yang saya buat untuk Pangeran.

Ratu : Alaah! Paling itu cuma alasan kamu saja.

Cinderella : Tidak! Semua itu benar! Ini buktinya.


(menunjukan baju robek ke raja dan kemudian ke penonton)


Ratu : Alah! Paling kamu yang merobek baju itu.

Cinderella : Tidak! Itu tidak benar! Sumpah!

Raja : Sudahlah!

Putri Irakus : Tapi ratu, bukannya kita yang merobek baju milik Cinderella itu? Alamaaak, keceplosan akuu..

Semua : Ooo…

Raja : Jadi, kalian yang merobek baju Cinderella itu?

Ratu : Bukan aku! Itu Putri Irakus! (menunjuk Putri Irakus)

Putri Irakus : Tapi itu kan ide Ratu!

Raja : Sudah-sudah! Jadi saya putuskan yang akan menikah dengan Pangeran adalah . . . . Cinderella!

Putri Irakus : Tidak!


(Pengawal menyeret Putri Irakus pergi)


Ratu : Dengan sangat berat hati, aku terima kau jadi menantuku, Cinderella.

Pangeran : Akhirnya kita bisa bersatu, Cinderella.

Cinderella : Iya. Pangeran.


(Ratu & Raja meninggalkan arena)


Pangeran : Kita bisa memulai hidup baru tanpa ada yang menggangu. Aku cinta karo koe cinderella….

Cinderella : iya. aku juga. huahaha


Akhirnya, setelah berbagai macam kompetisi dijalani, Cinderella dapat bersatu dengan Pangeran. Mereka pun hidup bahagia selamanya . . . .

“GENDRUWO” (Gombel Ngidham Anak)

“GENDRUWO” (Gombel Ngidham Anak)

4 Votes

(Naskah Telah Dipentaskan)
1. KONSEP CERITA
Konsep cerita dalam “ Gombel ngidam anak “ adalah sejenis komedi misteri yang mana didalamnya kami masukkan unsur-unsur komedi dan juga pesan moral bagi para penontonya. Hal itu kami pertimbangkan sebagai salah satu cara dari kami agar drama yang kami tampilkan tidak membosankan dan sekaligus tidak menjenuhkan bagi para penonton drama.
Cerita ini merupakan salah satu cerita yang diambil dari arsip drama yang berterbangan di dunia maya. Dan naskah ini telah kami rangkai dan kami revisi sedemikian rupa yang pastinya akan lebih menarik serta berkesan bagi penonton.
2. SINOPSIS CERITA
Ini adalah kisah dua sejoli makhluk ghaib yang saling mencintai selama ratusan tahun, yaitu Gombel dan Ruwo. gombel sangat mendambakan seorang anak walaupun itu tidak mungkin terjadi karena Ruwo yang sudah tidak produktif lagi. Meskipun Ruwo telah memberikan pengertian namun Gombel tetap mengharapkan adanya seorang anak di keluarga mereka.
Chaca, seorang anak yang mendapat perlakuan kasar dan di siksa oleh keluarganya tersesat di hutan angker. Dia menangis ketakutan. Kemudian Gombelpun muncul membujuk Chaca agar dia mau menjadi anak dari Gombel dan Ruwo. awalnya Chaca ketakutan namun lama kelamaan Chaca merasa nyaman bersama Ibu Gombel dan Bapak Ruwo.
Mama Chaca pun merasa resah karena Chaca tidak pulang kerumah. Mama meminta bantuan dari tetangga serta Jeng Dukun untuk mencari Chaca di hutan angker. Mereka bersama-sama berangkat kehutan dan menemukan Chaca. Mereka sadar bahwa Gombellah yang menculik Chaca. Penduduk kampung yang di pimpin jeng Dukun melawan Gombel. Akhirnya Gombel pun kalah dan kabur begitu saja. Mereka membawa Chaca kembali ke desa. Tetapi suatu hari Chaca pergi ke hutan angker lagi karena ia merasa lebih nyaman dengan Ibu Gombel dan Bapak Ruwo dari pada dengan keluarganya sendiri.
Gombel dan Ruwo pun sadar bahwa alam mereka dengan alam Chaca berbeda. Akhirnya Gombel mengusir Chaca padahal ia sangat sayang dengan Chaca. Chacapun kembali kerumah dengan menangis. Tetapi Chaca akhirnya juga menyadari perbedaan mereka dan Chaca lebih sayang dengan keluarganya.
3. KONSEP PANGGUNG
Dalam cerita ini terdiri dari 5 babak, konsep panggung sengaja kami buat sesederhana mungkin tetapi tidak mengurangi kesesuaian dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep panggung adalah Hutan angker dan lingkungan desa. Adapun poerperti yang kami pakai sebagai berikut :
1. 1 buah foto keluarga untuk hiasan rumah di keluarga Chaca
2. 1 Vas bunga sebagai hiasan ruangan
3. 1 Sapu lidi properti Mama Chaca untuk memukuli anaknya
4. 1 set meja dan kursi sebagai properti rumah Chaca
5. 1 televisi sebagai properti rumah Chaca
6. 1 Boneka, sebuah boneka yang di berikan Gombel untuk mengelabuhi Chaca
7. 2 Senter, sebagai properti para hansip untuk ronda malam
8. 1 Laptop sebagai benda kesayangan dari ayah Chaca
9. 1 Pusaka (keris/pedang) properti yang digunakan jeng Dukun dalam melawan Gombel
10. 1 Cawan, 3 dupa dan bunga setaman yang digunakan assisten dukun dalam melawan Gombel
4. KARAKTERISASI
1. Sutradara (Wahyu Indra Permana)
2. Gombel (Ika Apriana)
Gombel adalah hantu wanita berwajah seram yang selalu bersedih karena ia sangat menginginkan anak. Dia sangat menginginkanya agar kehidupannya menjadi sepurna. Tapi karena takdir berkata lain akhira ia suka menculik anak manusia.
3. Ruwo (Bardani Ragil)
Ruwo yang bernama lengkap Gondoruwo adalah hantu laki-laki yang berbadan tinggi besar berblu lebat hitam seram. Dia adalah suami dari wewe gombel. Dia adalah hantu galak, pemarah. Suaranya sangat besar sehingga saat ia tertawa isi hutan menjadi bergoncang.
4. Suster ngesot (Rofina Luhut)
Suster ngesot, hantu wanita yang sering muncul di layar lebar. Hantu yang berpakaian layaknya seorang suster ini agak pendiam, namun tetap menyeramkan. Suster ngesot adalah istri dari buto cakil.
5. Buto Cakil (Efreem adem)
Buto cakil yaitu makhluk setengah hantu setengah siluman yang selalu petakilan, bringas, kejam, sangar dan angker. Dia berbadan hijau namun badannya kecil, berbeda dengan buto-buto yang lainnya
6. Anak Setan (Fitriyah Rachmawati)
Anak setan adalah setan perempuan kecil yang merupakan anak dari Buto Cakil dan Suster ngesot. Dia adalah hantu yang periang, suka bermain dan tidak bisa diam. Kemana-mana ia selalu membawa boneka jelek yang mirip seperti dirinya.
7. Chaca (Maryati)
Chaca adalah anak dari Papa dan Mama. Ia adalah anak yang pendiam mungkin ini disebabkan karena orang tuanya yang tidak memperhatikannya. Chaca bahagia jika ada temannya datang kerumah dan mengajaknya bermain, selain itu ia selalu murung dan kadang-kadang menangis.
8. Mama Chaca (Ayu Rizky S)
Mama adalah ibu dari Chaca. Wanita yang gemuk besar ini adalah seorang pekerja keras, galak, bengis, dan tidak pernah memperhatikan anak dan keluarganya. Terutama kepada Chaca ia suka membentak dan kadang-kadang memukuli, melempar dengan benda apapun yang dipegangnya.
9. Papa Chaca (Robius E)
Papa adalah suami mama dan ayahnya Chaca. Papa juga seorang peerja keras. Berangkat pagi pulang malam, begitulah kesehariannya. Papa adalah seorang yang cuek kepada keluarganya. Di waktu senggangnya ia hanya menghabiskan untuk bermain facebook saja. Ia juga penakut dengan hal-hal yang berbau hantu.
10. Leni (Leni Fitriyawati)
Leni adalah teman Chaca sejak kecil. Ia adalah anak yang periang, sedikit manja tapi baik hati. Walaupun badannya kecil tapi ia sangat lincah.
11. Casvi (Casvarina fitriani)
Casvi juga teman Chaca. Dia berteman dengan Chaca sejak ia pindah dari Kanada. ia pindah ke indonesia karena mamanya bisnis dengan perusahaan Sapi Martin. Ia juga anak yang suka bermaincublak-cublak suwung. Mungkin di Kanada tidak ada permainan itu sehingga sangat senang memainkannya.
12. Unjil (Unjila Kisbaini)
Unjil teman Chaca yang gemuk, dia juga anak yang periang dan baik hati
13. Yati (Margareta K. Ela)
Yati adalah teman Chaca yang berasal dari Manggarai. Dia menjadi teman chca sejak SD dia anak yang baik dan murah senyum.
14. Bu Ani (Karina Hening P)
Bu ani adalah ibunya Leni tetangga Chaca. Dia adalah wanita yang sedikit lebay dan selalu memakai roll rambut.
15. Bu Aci (Devilita B) Bu Aci adalah ibu dari Casve meskipun ia selalu sibuk ia selalu peduli dengan tetanggga.
16. Bu Ati (Maria G Deros)
Bu Ati adalah ibu dari Yati. Dia juga tetangga Chaca ibu ati adalah ibu yang murah senyum, tapi kadang-kadang suka melebih-lebihkan sesuatu.
17. Bu Asi (Nur Faizah Hanim)
Bu Asi adalah ibu dari Unjil badannya besar seperti anaknya. Tetapi ia adalah ibu yang baik dan juga peduli terhadap tetangga.
18. Jeng Dukun (Ilaysa Saning Gustin)
Jeng Dukun adalah orang yang sangat dipercaya didesa karena ia menguasai dalam hal-hal kemistisan. Ia adalah orang yang suka memburu hantu. Ia adalah dukun yang sangat percaya diri apalagi jika ia sedang menunjukan keris Meduntennya.
19. Assisten Dukun (Emilia D Wangkrur)
Asisten dukun adalah pembantu dukun. Ia membantu saat jeng dukun melawan berbagai macam makhluk halus. Ia adalah asisten yang setia.
20. Bu Lurah (Nur Arofiah)
Bu Lurah adalah orang bijak , berwibawa dan disegani di desa. Ia dipercaya karena ia dianggap mampu untuk memimpin desa.
21. Hansip Iman (Amrina H.R.)
Hansip Iman adalah warga dari desa yang dipercaya untuk menjaga keamanan desa dari berbagai macam ancaman. Tapi sayang ia tidak bisa mengatasi ancaman dari makhluk halus karena ia penakut.
22. Hansip Amin (Rillah Riski R.)
Hansip Amin adalah rekan dari hansip Iman. Dia sedikit sombong, sok tahu, dan sok jagoan, padahal ia juga sama seperti Iman. Ia takut dengan setan apalagi yang namanya wewe gombel.
5. KONSEP BUSANA
Dalam cerita ini terdiri dari 5 babak, konsep busana sengaja kami buat sesederhana mungkin tetapi tidak mengurangi kesesuaian dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep busana antara lain :
1. Gombel memakai baju putih (seperti daster) dengan buah dada yang besar, gondal gandul agar terlihat seperti hantu wewe gombel yang menyeramkan
2. Ruwo memakai baju compang camping dengan bulu-bulu hitam tebal dan kotor agar kelihatan galak dan menakutkan layaknya seorang genderuwo
3. Suster ngesot memakai baju layaknya suster yang di sesuaikan dengan namanya yaitu suster ngesot
4. Cakil memakai baju yang serba hitam dan memakai taring palsu agar kelihatan garang dan sedikit petakilan seperti buto cakil
5. Anak setan memakai baju conpang-caping selaknya anak setan
6. Mama Chaca memakai daster layaknya orang kampung
7. Papa Chaca memakai celana jean dan kaos ketat yang menggambarkan papa Chacamasih seperti anak muda yang suka maen facebook.
8. Leni, Yati, Casvi, dan Unjil mereka memakai baju layaknya anak yang masih berusia 12 tahun.
9. 2 tukang ronda memakai sarung yang di selendangkan di pundaknya
10. bu Ani, bu Aci, bu Ati dan bu Asi mereka memakai daster selaknya ibu-ibu di desa (trend 2010)
11. bu Nyai memakai pakaian yang muslimah karena merukaan orang yang terpandang di kampung.
12. jeng Dukun dan assisten dukun memakai pakaian yang serba mistis di lengkapi properti yang serba mistis sehingga menambah kesan sangar.
5. KONSEP MUSIK
1. Suara-suara seram untuk menambah suasana seram saat berada di hutan.
3. Dangdut ( lagu mandul), kami memasukkan musik ini karena sangat cocok dengan alur cerita yaitu pada waktu Gombel sedang menginginkan seorang anak.
4. Suara salah satu acara di televisi untuk mengisi suara saat mama menonton sinetron di televisi
5. Lagu kasih ibu untuk mengiringi saat Chaca kembali kepada Mamanya dan mereka saling menyayangi.
6. STAFF PRODUKSI
1. Pimpinan Produksi: Drs. HERU SUBRATA, M.Si
2. Anggota Kelompok d’LG : 22 Orang
3. Sutradara : Wahyu Indra Permana
4. Assisten Sutradara : Nur Arofiah
5. Penyusun Naskah : All item
6. Penata Rias & Kostum :
• Ayu Rizky
• Karina Hening Pamekar
• Ilaysa Saning G
• Rofina Luhut
7. Penata Panggung :
• Robius E
• Agustus Efreem Adem
8. Penata Backsound :
• Wahyu Indra Permana
• Amrina Hidayatur R
• Leni Fitriawati
• Unjila Kisbaini
9. Penata Lampu :
• Rillah Riski
• Bardani Ragil
• Nur Faizah Hanim
Naskah Drama
BABAK 1
Malam di Hutan angker samping desa
Dalam bayangan hitam, WEWEGOMBEL menangis sedih.
1. GOMBEL : Ruwo… malam datang lagi. Malam datang lagi.
2. RUWO : Malam akan selalu datang, Gombel…
3. GOMBEL : Malam akan selalu menyiksaku, Ruwo. Malam akan membuatku kesepian.
4. RUWO : Tidak, Gombel. Aku akan menemanimu. Aku akan selalu di dekatmu.
5. GOMBEL : Ya, dan tanpa anak.
6. RUWO : Maafkan aku, Gombel. Aku tidak bisa memberi yang kau inginkan.
7. GOMBEL : Ratusan tahun aku menunggu. Sampai kapan lagi aku sanggup
menunggu seorang anak menghiburku.
(tiba-tiba pasangan suster ngesot dan buto cakil bersama anaknya melintas di depan gombel)
8. RUWO : Inilah nasib kita, Gombel. Ratusan tahun usia kita. Kita tidak perlu
anak untuk melanjutkan hidup kita. Kitalah yang mendampingi sang waktu. Malam bukanlah kesedihan kalau kita bersabar.
9. GOMBEL : Aku tidak bisa bersabar lagi, Ruwo. Setelah ratusan tahun kata
sabar jadi tidak bermakna. Ayolah, kita akan dapatkan anak yang manis.
10. SUSTER : hi….hi….hi…..hi….
11. CAKIL : kasihan sekali kamu mbel. Makanya kalo cari pejantan yang produktif donk….
12. SUSTER : iya lihat ne hasilnya (merangkul anaknya)
13. ANAK SETAN : tante gombel gak punya anak ya… kacian deh lo …Aku aja mau punya adek lagi
14. CAKIL : kamu mau ta wo tak kasih saran?
15. RUWO : saran apa kil?
16. CAKIL : kamu lebih baik tes kesuburan di RS wiyung sejahtera aja Tahun depan pasti dah jadi
17. RUWO : ah dasar kamu kil ada ada aja. Uda ah aku mau bergentayangan dulu
18. GOMBEL : iya aku juga…. Hi…hi…hi…….
Semua hantu pergi untuk bergentayangan entah kemana
BABAK 2
Malam hari di Rumah Chaca
CHACA sedang belajar di ruang tamu, MAMA lelah sepulang kerja. Dan papa hanya asyik dengan laptopnya saja
19. CHACA : (Menyanyi) Kasih ibu kepada beta
tak terhingga sepanjang masa
hanya memberi tak harap kembali
bagai sang surya menyinari dunia.
20. MAMA : ca, berisik!! Mana air untuk Mama?
21. CHACA : Iya, Ma. Sebentar. (kemudian menyerahkan kepada mama)
22. MAMA : (mama kepanasan saat meminumair itu) Terlalu panas, Goblok.
Kau mau merebus Mama! Kurang ajar! (mama melemparnya dengan vas bunga)
23. CHACA : Maaf, Ma. chaca tambahkan air dingin dulu.
24. PAPA : kalian ini apa sih tiap hari kerjanya ribut terus..! mengganggu aku
maen facebook aja. Sudah ah aku kekamar dulu
25. MAMA : Ca sini kamu, sekarang pijit kaki mama. Mama capek banget..
kalo ngurut yang bener!!
26. CHACA : i..iya…ma..
MAMA mengumpat seraya menyalakan televisi dan memencet-mencet remot. Chaca mengurut kaki Mama sambil terus menangis.
27. MAMA : (Mentertawakan acara televisi) Ca, sudah. Diam. Tidak kau lihat
Mama sedang menonton sinetron.
Terdengar suara teman-teman bella memanggil Bella dan mengajaknya bermain
28. CASVI : Chaca….
29. LENI :Chaca…!
30. UNJIL : Chaca…!!
31. YATI : Chacaaaaa….!!!!!
32. CHACA : ada apa teman-teman?
33. TEMAN2 : main sama sama yuk
Semua bermain lebih seru (lagu cublak-cublak suwung). Tiba-tiba MAMA keluar membawa sapu dan berteriak-teriak.
34. MAMA : Hei, bubar. Tidak punya rumah apa. Malam-malam begini ribut
saja. Diculik Wewe Gombel, tahu rasa kalian!
35. TEMAN2 : Astaghfirullah…. Dasar nenek lampir… kabur…!!!
36. CHACA : teman-teman aku ikut…!
37. MAMA : CHACA kembali kamu… dasar anak nakal!!
(kembali ke ruang televisi dan melanjutkan menonton sinetron)
38. PAPA : ma, Tvnya jangan keras-keras….
Ganggu konsentrasi aku main facebook nech
Kemudian mama pun cemas karena sampai tengah malampun Chaca belum juga kembali
39. MAMA : Chaca…..! chaca……! (memanggil anaknya dari luar rumah)
40. BU ACI : Ada apa, Bu?
41. MAMA : Chaca hilang bu, sampai sekarang dia belum pulang
42. BU ANI : Chaca pasti diculik Wewe Gombel.
Ini saat Wewe Gombel mencari mangsa.
43. BU ASI : Wewe Gombel?
44. BU ATI : Ya, Wewe Gombel. Hantu Penculik Anak.
45. MAMA : Tidak, jangan mengada-ada, Bu’
46. BU ANI : Tidak, ini benar. Kemarin malam aku mendengar tangisnya.
47. BU ACI : Hii… bulu kudukku jadi merinding.
48. BU ATI : Tapi jangan khawatir, kita kan punya jeng dukun.
Kita minta bantuan dia saja
49. BU ECI : Wewe Gombel pasti takut sama jeng dukun.
50. BU ANI : iya lebih baik sekarang kita kerumah jeng dukun dan minta
bantuan untuk menemukan Chaca
51. BU ASI : Mari kita bergerak sekarang.
52. BU ACI : Ayo berangkat!
53. SEMUA BU A’ : Hancurkan Wewe Gombel!
54. PAPA : hei tunggu aku ikut…
MAMA dan ORANG-ORANG pergi ke rumah jeng DUKUN. Dan segera ke hutan untuk mencari Chaca
BABAK 3
Di hutan angker dekat desa
CHACA yang mengikuti teman-temannya malah tersesat sendirian di hutan angker
55. CHACA : (Berbisik) Teman-teman kalian di mana? Aku tersesat.
56. CHACA : (Berteriak) Teman-teman kalian di mana! (Terkejut) Mama, Chaca
takut…
CHACA menangis sendiri. GOMBEL mendekati chaca sambil membawa boneka
57. GOMBEL : (Mengeluarkan boneka cantik) Chaca…Chaca… Ini Ibu punya.
Kamu mau boneka?
58. CHACA : Siapa k-kamu…
59. GOMBEL : (Menyerahkan boneka) Terimalah. Jangan takut. Cantik, bukan?
Ciumlah.
Setelah mencium boneka, CHACA pingsan. GOMBEL memanggil RUWOuntuk memberitahukan bahwa dia mendapatkan anak
60. GOMBEL : (Tertawa gembira)hi…hiii…..hi…hi…. Ruwo, Ruwo…
Lihatlah, kita dapat anak yang manis. Kemarilah…. Ruwo
Suster ngesot sekeluarga mendekat
61. SUSTER : siapa tuh mbel??
62. CAKIL : kok beda dengan kita? Itu manusia ya ?
63. RUWO : (Kaget) Kau menculik anak manusia lagi, Gombel?
64. GOMBEL : Aku tidak menculik! Aku menyelamatkan anak ini. Namanya
Chaca.
65. RUWO : (Melihat CHACA) Menyelamatkan bagaimana?
66. GOMBEL : Dia sangat menderita. Ibunya kasar, suka membentak dan
memukul. Teman-temannya juga meninggalkannya.
67. RUWO : Tapi dia manusia. Dia bukan jenis kita.
68. GOMBEL : Kita bisa membahagiakannya. Dan kesenangan Chaca adalah
kebahagiaan kita. Kita tidak akan kesepian lagi, Ruwo.
69. RUWO : Ya. Kita tidak akan kesepian lagi.
70. SUSTER : tapi pasti nanti orang tuanya mencari mbel….
71. ANAK SETAN : biarin ma… biar aku punya teman bermain… (colek-colek)
72. GOMBEL : sudahlah kalian ini berisik saja (Menaburkan sesuatu) Chaca…
bangun….
73. RUWO : Rasanya hidup kita begitu cepat berubah, Gombel.
74. CHACA : (Bangun) Siapa kamu?
75. GOMBEL : (Tersenyum) Aku ibumu.
76. CHACA : Ibu?
77. GOMBEL : Ya, Ibu Gombel. Dan itu bapakmu. Bapak Ruwo.
78. RUWO : (Haru) Ya, Anakku.
79. CHACA : Ini di mana?
80. GOMBEL : Ini rumahmu sendiri. Ayo main.
81. ANAK SETAN : iya ayo main sama sama Ca
Tiba-tiba Orang-orang membunyikan alat-alat dapur berkeliling kampung dipimpin JENG DUKUN. Mereka membawa obor dan senjata sambil memanggil-manggil CHACA. WEWEGOMBEL dan GONDORUWO lari meninggalkan Chaca sendiri CHACA tidak merasa kalau sudah ditinggalkan WEWEGOMBEL
82. CHACA : Lho, Ibu di mana? (Setengah sadar) kalian di mana?
Bapak Ruwo? Ibu? Ibu…
83. PAPA : (Datang dan memeluk Chaca) Chaca, anakku.
84. MAMA : Chaca kamu kemana saja?
85. CHACA : (Melepaskan pelukan) Siapa kalian?
86. MAMA : Chaca, jangan katakan begitu, Anakku. Aku mamamu.
87. CHACA : Mama? Mama itu jahat. Mama suka membentak dan memukul.
Papa juga tiap hari hanya main laptop gak pernah pedulikan Chaca
88. MAMA : Tidak, Sayang. Mama sayang kamu. Mama akan bersikap lembut.
89. CHACA : Mama lebih sayang televisi daripada Chaca
90. PAPA : Tidak, Sayang. Lihatlah, papa dan mama. Hanya kaulah yang kita
sayang. kita sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Ayo, kita pulang
sayang Sayang.
(memegang tangan chaca)
91. CHACA : Lepaskan… (menepis tangan ibu dan ayahnya)
92. MAMA : Kenapa Ca? Mama akan berubah.
93. CHACA : bohong…. Aku mau sama ibu gombel saja,,,
Wewegombel datang chaca langsung memeluk ibu gombel. Mama kaget tapi dia langsung menarik tangan chaca dari wewe gombel
94. PAPA : (kaget) se..se…se…setan. aku pulang dulu ma aku takut
ama yang begituan
95. MAMA : Kau siapa. Ini anakku.
96. GOMBEL : Chaca ini milikku. Dia sudah menjadi anakku.
97. CHACA : (Menangis) Ibu…
98. MAMA : Kau mengerikan. Lepaskan. Jangan sentuh.
99. GOMBEL : Kau jahat. Kau menyia-nyiakannya.
100. MAMA : Akulah mama yang melahirkannya.
101. CHACA : (Menangis) Mama…
102. GOMBEL : Akulah yang menyayanginya.
103. MAMA : Kau berbohong. Kau menculiknya. (Berteriak) Tolong… Wewe
Gombel di sini! Wewe Gombel merebut anakku!
Chaca menangis. ORANG-ORANG datang. Mereka menyiapkan senjatanya masing-masing.
104. JENG DUKUN : Gombel, lepaskan. Sekarang enyahlah dari sini!
105. AST DUKUN : pergilah… alam kita berbeda ………pergi!!!!!
JENG DUKUN menusuk WEWE GOMBEL dengan keris. WEWE GOMBEL perutnya terluka. Pegangannya terlepas. CHACA terjatuh dipelukan mamanya.
106. AST DUKUN : Bongko koe Mbel……. Kita dapatkan Chaca! Kita dapatkan
Chaca! Hidup JENG DUKUN
107. ORANG2 : Hidup…..
WEWE GOMBEL batuk-batuk. Tubuhnya terasa sakit. Dan pergi menghilang
ORANG-ORANG sibuk menyadarkan Chaca.
108. BU LURAH : (Berpidato) Bapak Ibu sekalian. Telah terbukti bahwa Chaca telah
diculik Wewe Gombel. Ini berarti bahwa anak-anak kita dalam keadaan tidak aman. Kita harus setiap saat menjaga dan melindungi anak-anak kita.
Malam ini kita bersama bisa atasi. Kita harus waspada juga untuk malam-
malam nanti. Hari ini seorang anak diculik Wewe Gombel, mungkin
besok oleh yang lainnya. Atau bahkan, maaf, oleh diri kita sendiri karena
kita kadang telah menculik dunia anak-anak menjadi dunia orang dewasa.
Tiba-tiba CHACA berteriak-teriak seperti kesurupan. ORANG-ORANG berlarian menolong.
109. CHACA : Mana jalannya? Siapa orang tuaku? Siapa aku? Siapa aku?
110. MAMA : Ca kau berkata apa? Ini Mama, Sayang?
111. CHACA : (Tertawa) Apa yang telah kau lakukan padaku? Apa kewajibanmu?
Mana punyaku? (Menangis) Aku tidak mau dipaksa. Aku tidak mau
dibiarkan.
112. MAMA : Ca, sadarlah. Lihatlah, semua orang melihatmu.
113. JENG DUKUN : (Mengucap mantra) Sss. Bumi berkata langit mendengar, udara
mengikis pepohonan bergetar, air memercik cahaya terlempar. Tuangkan dalam darah, jerang dalam pikiran, seduh dalam hati.
CHACA langsung tertidur. JENG DUKUN memijit kening dan tengkuknya.
114. BULURAH : Hatinya masih terguncang. Pikirannya tegang. Jiwanya terombang-
ambing dalam gelombang besar yang membingungkan. Sekarang semua tenanglah. Pulanglah, lihat anak kalian sendiri. Barangkali ada yang belum di rumah. Jaga mereka, jangan lengah.
Semua pergi. Dan pulang ke desa
BABAK 4
di hutan angker
115. HANSIP IMAN : wah kita waktunya ngeronda neh.
Untunga ya si Chaca itu ketemu kalo gak gimana jadinya tu anak.
116. HANSIP AMIN : iya..mungkin kalo gak ketemu udah pasti jadi wewe gombel junior
117. HANSIP IMAN : neh rokok….biar gak dingin
118. HANSIPAMIN : mantap jeh…..
119. HANSIP IMAN : keliling yuk barangkali aja ada sesuatu
120. HANSIP AMIN: yuk
tiba-tiba di belakang mereka wewegombel mengikuti
121. HANSIP IMAN : busyet… bulukudu merinding neh…
122. HANSIP AMIN : iyo podo jeh…
kemudian mereka menoleh kebelakang dan kaget kalo ada wewe gombel di belakangnya
123. GOMBEL : hi…hi…hi….
Setelah mereka kabur GOMBEL berdiri di bawah pohon besar dan menangisi kepergian Chaca
124. RUWO : Chaca telah pulang kepada mamanya. Relakanlah.
125. GOMBEL : Chaca, kau tinggalkan Ibu, Sayang.
126. RUWO : Sabarlah. Manusia perlu anak karena usia mereka singkat. Mereka
melanjutkan hidup mereka dengan beranak pinak. Kita melanjutkan
hidup kita dengan umur kita yang panjang.
127. GOMBEL : Aku juga ingin punya anak. Aku ingin anak! (Berpelukan)
128. CHACA : (Datang) Ibu Gombel… Aku datang…
Ibu Gombel, Bapak Ruwo, aku di sini!
129. GOMBEL : Anakku… Aku merindukanmu.
130. CHACA : Ibu, Chaca mau di sini saja. Aku takut. Mama jahat. Mama…
131. GOMBEL : (Berusaha marah) Tidak!. Pulanglah. Mamamu menunggumu.
Dialah mamamu yang sesungguhnya!!
132. CHACA : Tidak. Chaca sayang Ibu. Chaca mau bersama Ibu Gombel saja.
133. GOMBEL : (Mengubah wajahnya menjadi sangat mengerikan) Lihatlah. Aku
akan lebih jahat lagi. Aku akan memukulimu. (Menmpar dengan keras) Kembalilah kepada mamamu lagi! Pulang!
134. CHACA : (Kaget, tidak percaya) Ibu Gombel jahat. Ibu Gombel jahat!
Chaca melempar WEWE GOMBEL dengan boneka lalu menangis pergi. WEWE GOMBEL tertawa mengerikan, sebentar kemudian menangis sedih sekali. WEWE GOMBEL memungut boneka.
135. GOMBEL : (Kepada boneka) Maafkan aku Chaca. Kau tidak akan mengerti.
Aku sangat sayang kepadamu. Aku terpaksa melakukan ini.
136. RUWO : Sudahlah, kau telah melakukan yang seharusnya.
137. GOMBEL : Ruwo, ini siksaan tak ada habisnya. Kita adalah korban nasib
terabaikan.
138. RUWO : Betapa sengsaranya hidup ini. Umur panjang kita adalah kutukan.
Tiba-tiba GONDORUWO tertawa keras. WEWE GOMBEL kaget dan memukul GONDORUWO keras-keras.
139. GOMBEL : Ruwo, apa-apaan kau ini. Sudah, diam. Jangan mengundang orang-
Orang untuk membunuh kita.
140. RUWO : Ups….sorry…tapi lebih baik mereka membunuhku.
Biarkan aku mati. Aku tidak berguna lagi.
141. GOMBEL : Ada apa kau ini. Ini adalah kelangsungan hidup kita.
142. RUWO : Yang kau pikirkan cuma anak. Anak yang tak akan pernah menjadi
milik kita. Sementara aku yang beratus-ratus tahun mencintaimu, kau abaikan begitu saja. Apakah ini tidak sangat menyedihkan?
Suster ngesot sekeluarga datang
143. SUSTER : sudahlah mbel jagan menangis terus
144. CAKIL : sabarlah mbel jangan putus asa. Makanya jangan lupa sholat 5
waktu
145. ANAK SETAN : pa, ma katanya ke PTC ayo donk… entar harry potternya keburu
maen tu…
Keluarga suster ngesot meninggalkan mereka
146. GOMBEL : Maafkan aku, Ruwo. Maafkan aku. Susah payah aku
menginginkan seorang anak di dekapku.Tapi aku tak sadar ternyata
sesungguhnya, kaulah yang kucari. (Membuang boneka) Kasih
sayang. Kaulah cintaku, Ruwo. Lihatlah kepadaku. Aku menyesal
telah melupakanmu. (Menangis sedih sekali.)
147. RUWO : Sekarang, senyumlah, Sayang. Kita akan bahagia, Gombel.
Selamanya. Selama-lamanya.
WEWE GOMBEL tersenyum. Mereka bergandengan.
148. RUWO : Kau cantik sekali, Gombel.
149. GOMBEL : (Salah tingkah) Kau juga hebat, Ruwo.
150. GOMBEL : (Menghirup nafas panjang-panjang) Kau rasakah udara malam ini,
Ruwo.
151. RUWO : Ya. Udara malam seperti udara malam yang kita hirup beratus-ratus
tahun yang lalu.
152. GOMBEL : Tetapi terasa lebih segar, lebih lembut, Ruwo.
153. RUWO : Ya, karena kita telah menemukan cinta kita.
154. GOMBEL : Bulan telah muncul, Ruwo. Malam ini indah sekali.
(mereka meninggalkan hutan, mungkin berbulan madu)
Tiba tiba MAMA datang kehutan karena Chaca tidak ada dirumah, ia mengira wewe gombel menculiknya lagi
155. MAMA : Chaca kamu dimana…..
Gombel kau sembunyikan dimana anakku???!!! Chaca (resah)
Datanglah hansip amin dan iman
156. HANSIP AMIN : ada apa lagi bu?
157. HANSIP IMAN : ho’oh ada apa c? anaknya ilang lagi toh?
158. MAMA : Chaca, ia tidak ada di rumah lagi…!
159. HANSIP AMIN : oalah buk, mbok yo punya anak itu di jaga dengan baik…
160. HANSIP IMAN : ho’oh, kalo ilang ilang apa ibu gak sedih… trus kalo jadi gombel
junior gimana?
161. HANSIP AMIN : hus ngawur kamu man
162. MAMA : (menangis sedu) semua ini salahku. Aku tidak pernah
memperhatikannya, aku selalu kasar padanya. Chaca anaku…
163. HANSIP IMAN : ibu cari lagi dirumah … mungkin tadi main kerumah temennya
164. MAMA : iya lebih baik aku pulang saja (pulang dengan perasaan bersalah
bingung dan menangis sedu)
BABAK 5
Malam kedua, di dalam rumah
MAMA pulang kerumah. Tiba-tiba ada teriakan seorang anak. MAMA kaget karena mengira itu adalah Chaca.
165. MAMA : Ca, kamu di mana? (Melihat televisi dengan
nyalang) o… ternyata tadi suara televisi … dasar kamu ya… bikin kaget saja
MAMA menghajar televisi dengan sapu. Tampak percikan listrik dan kepulan asap dan meledak. Tapi setelah itu dia tetap mencari CHACA
166. MAMA : Chaca kau di mana? Pulanglah, anakku. Apa gunanya Mama
bekerja setiap hari, kalau tidak untuk kamu. (Menghamburkan tas berisi uang dan tertawa) Apa gunanya Mama melanjutkan hidup kalau Mama menyia- nyiakan kamu. Mama khilaf. Mama berdosa. Mama sangat sayang kepadamu. Engkaulah hidup Mama.
167. CHACA : (Muncul dari bawah meja) Benarkah itu Mama?
168. MAMA : Chaca? (Berpelukan) Mama sayang kamu.
169. CHACA : Chaca juga sayang Mama.
170. Sutradara :
Anak adalah amanat kehidupan
Anak adalah jiwa sang insan
Jagalah jagalah jagalah
Dengan sepenuh jiwa
Anak adalah senyum kehidupan
Anak adalah kita masa depan
Jagalah jagalah jagalah
Dengan kasih sayang.
THE END

Naskah Drama: “Andhe2 Lumut”

Naskah Drama: “Andhe2 Lumut”
[Naskah telah dipentaskan]

PANGGUNG KOSONG TERLIHAT DEKORASI DENGAN NUANSA PEDESAAN. TERDENGAR MUSIK GENDING JAWA. MBOK MENAH MASUK DENGAN MEMBAWA TAMPAH BERISI BERAS, KEMUDIAN MEMPERKENALKAN DIRI KEPADA PENONTON.
Mbok Menah :”Para penonton, perkenalkan nama saya Mbok Menah. Saya ini, simboknya para klenting. Perlu saudara-saudara ketahui bahwa saya sangat bangga mempunyai anak yang cantik-cantik, pinter-pinter, sehat-sehat, berbakti pada orang tua, penurut lagi. Pokoknya tidak ada yang menandingi mereka di seluruh desa ini. Sudah banyak para pemuda desa yang melamar mereka. Eh, sudah ya penonton, saya permisi mau masak dulu. Soalnya anak-anak saya belum sarapan.
KEMUDIAN MBOK MENAH KELUAR PANGGUNG. TERDENGAR MUSIK BERIRAMA KERAS, MENGIRINGI MASUKNYA PARA KLENTING. KEMUDIAN MEREKA MEMPERKENALKAN DIRI.
K.Abang :”Assalamu’alaikum…para penonton…perkenalkan…kami adalah para klenting anak Mbok Menah. Nama saya Klenting Abang, saya ini yang tertua lho…!”
K.Ijo :”Nama saya Klenting Ijo.”
K.Biru :”Kalau saya Klenting Biru.”
K.Ungu :”Kalau saya Klenting Ungu”
K.Abang :”Para penonton, kami ini sangaaat menyayangi si mbuk kami. Karena si mbok kami itu memberikan kebebasan buat kami. Itu artinya simbok kami mempercayai kami. Betul’kan adik-adikku?”
K.Ijo :”Benar sekali penonton! Kami-kami ini ‘kan masih muda. Usia muda harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, hidup Cuma satu kali jangan disia-siakan … hi … hi …hi …”
K.Abang :”Eh,adik-adikku!sudah, ayo kita masuk, kitaharus membantu simbok masak!ayo!”
KLENTING-KLENTING AKAN KELUAR PANGGUNG, TETAPI TIBA-TIBA DATANG KLENTING KUNING.
K.Kuning :”Permisi…permisi…kolonuwun…spada…”
KLENTING-KLENTING BERBALIK ARAH MENUJU KLENTING KUNING. KLENTING ABANG MENDEKATI KLENTING KUNING.
K.Abang :”Ada apa, mau ketemu siapa?”
K.Kuning :”Saya…saya…saya ini pengembara yang tidak memiliki rumah. Saya juga tidak punya orang tua. Saya memohon jadikanlah saya saudara kalian…please…”
K.Ijo :”Apa? Mau numpang disini?sorry! sudah nggak ada tempat.”
K.Ungu :”Iya! Lebih baik kamu cari tempat lain saja! Disini tempatnya sudah penuh! Ayo pergi sana !”
K.Kuning :”Please… saya mohon… saya mau disuruh apa saja deh… please…”
K.abang :”Plas plis plas plis!ngomongnya saja aneh-aneh sudah sana pergi saja! Nggak level!”
TETAPI KLENTING KUNING TETAP MEMAKSA SAMPAI TERJADI KERIBUTAN. MBOK MENAH DATANG DARI ARAH DALAM.
Mbok Menah :”Anak-anaku…ada apa toh ini, kedengarannya ribut-ribut!ada apa?”(Kemudian Mbok Menah menghampiri Klenting Kuning)
“Lho… siapa ini? Cantik sekali kamu nduk…?”
K.Kuning :”Mbok…saya ini seorang penggembara…saya tidak punya orang tua tidak punya rumah…saya hidup sebatang kara…jadi tolonglah mbok, saya ingin menjadi keluarga disini, please……”
Mbok Menah :”Plis…? Plis iku opo to nduk?”
(Mbok Menah bertanya pada anak-anaknya)
K.Abang :”Alaah…sudahlah mbok! Tidak ada gunanya menanggapi dia.”
K.Ungu :”Iya lagian rumah kita …khan sudah penuh dengan wanita mbok, kamarnya sudah pas !”
Mbok Menah:”Sudah-sudah, jangan ribut! Si mbok tambah bingung nih. (menunju ke arah Klenting Kuning) Nduk Cah Ayu …Simbok ijinkan kamu tinggal di sini .Tapi kamu harus bantu-bantu disini ya?”
K.Kuning :”Wuah…! Terima kasih … terima kasih mbok!” (sambil mencium tangan si mbok berkali-kali dan klenting yang lain meras risih)
Mbok Menah:”Iya…iya…iya…eh, tapi ngomong-ngomong siapa namamunduk?”
K.Kuning :”Saya nggak tahu !” (K. Kuning tampak bingung)
Mbok Menah:”Ya sudah…sudah …(tempo) mmm…karena pakaianmu kuning-kuning jadi kamu kuberi nama…Klenting Kuning.”
PARA KLENTING YANG LAIN MERASA SEWOT, TETAPI KLENTING KUNING MERASA GEMBIRA.
Mbok Menah:”Nah kamu sekarang bergabubg dengan saudara-saudaramu.Ayo sana!”
K.Kuning :”Baik mbok……”
MUSIK GENDING JAWA/CAMPUR SARI. MBOK MENAH DAN PARA KLENTING KUNING KELUAR PANGGUNG.
Adegan II
PANGGUNG KOSONG,KLENTING KUNING MASUK SAMBIL MENYAPU.
K.Kuning :”Para penonton, saya sangaaaat bersyukur, karena saya sekarang mempunyai rumah,tetapi saudara-saudara saya itu tidak menjag kebersihan rumahnya alias jorok. Walaupun saya diperlakukan seperti pembantu, tidak apa-apa, asalkan tujuan saya untuk menemukan Kakang INU KERTAPATI tersampai.Tapi yang saya herankan penonton, kakak-kakak saya tingkah lakunya aneh-aneh.Pada saat saya membersihkan kamar mereka, say menemukan puntung rokok.Kemarin malam, saya menemukan botol-botol birdi kamar mereka,dan mereka sering pulang malam.Tetapi Mbok menah tidak tahu hal ini.Pasti ini akibat salah pergaulan.
TIBA-TIBA TERDENGAR MUSIK KERAS, PARA KLENTING MASUK PANGGUNG DENGAN CIRI KHAS MASING-MASING. ADA YANG MEROKOK, MEMBAWA BOTOL BIR SAMBIL BERJALAN SEMPOYONGAN.
K.Abang :”Heh, Klenting Kuning! Si Mbok mana?” (berkata ketus)
K.Kuning :“Ada di dalam…”
K.Abang :”Ya…sudah!”
PARA KLENTING KELUAR PANGGUNG DIIRINGI MUSIK KERAS. KLENTING KUNING MENERUSKAN MENYAPUNYA. KEMUDIAN MBOK MENAH DATANG MEMBANTU KLENTING KUNING. KEMUDIAN DATANGLAH SEORANG PENYIAR TV MEMBAWA PENGUMUMAN.
Py.TV : “Pengumuman-pengumuman…….Barangnya siapa yang merasa perempuan dan memenuhi persyaratan,seorang pemuda dari dusun seberang mencari jodoh untuk dijadikan pendamping hidupnya.”
Mbok Menah:”Wuah! Ini baru kabar gembira! (tempo) anak-anakku! Klenting Abang…Klenting Ijo…Klenting Ungu…Klenting Biru…! Ayo semuanya kesini!”
PARA KLENTING MASUK PANGGUNG.
Koor :”Ada apa Mbok?”
Mbok Menah:”Dengar Nduk…Cah Ayu! Baru saja disiarkan di TV lewat sekilat info,bahwa Si Ande-ande Lumuten,eh salah….Ande-ande Lumut yang gagah perkasa sedang mencari istri. Ini peluang untuk kalian! Ayo cepat! Kalian segera berangkat! Nanti pendaftarannya keburu tutup! Ayo cepat berangkat!”
SEMUA KLENTING NAMPAK SANGAT GEMBIRA.
K.Kuning :”Mbok,bagaimana dengan saya?”
K.Abang :”Heh, kamu di rumah saja! Sama simbok!”
K.Ijo :”Iya, lagian nggak level! Ande-ande lumut tidak akan menerima kamu, ngerti!”
Mbok Menah :”Iya nduk…, Kamu di rumah saja, sama simbok.
KLENTING KUNING MENGGERUTU.
K.Abang :”Ya sudah mbok, kami berangkat ya!”
K.Ungu :”Mohon doa restu, Mbok!”
Mbok Menah:”Ya sudah, sana berangkat!”
PARA KLENTING KELUAR PANGGUNG DIIRINGI MUSIK KERAS.PANGGUNG KOSONG.
Adegan III
YUYU KANGKANG MASUK PANGGUNG SAMBIL BERJOGET-JOGET,DIIRINGI MUSIK CAMPUR SARI “PERAHU LAYAR”. DITENGAH DIA BERJOGET, TERJADI PANTATNYA TERJEPIT SUPITNYA SENDIRI.
Yuyu K :( logat madura)
“Aduh… aduh…Oh…pantesan! Rupanya pantatku kejepit supitku sendiri.” (tempo).Kemudian yuyu kangkang duduk di pinggir panggung sambil celingak-celinguk. “Kok sepi ya, tumben, dari pagi sampai siang belum ada penglarais!”
KEMUDIAN PARA KLENTING MASUK PANGGUNG.
K.Abang :”Wah…kok sepi, mana perahunya?”
SEMUA KLENTING JADI RIBUT MENCARI PERAHU,TIBA-TIBA DATANG YUYU KANGKANG MENAWARKAN JASA.
Yuyu K :”Duh kanak…nona-nona yang cantik-cantik ini mau kemana ta iya?”
K.Ijo :”Wah…kebetulan ada yuyu kangkang. (menuju ke arah yuyu kangkang) Yuyu kangkang yang baik dan cakep, tolong dong! Kami-kami ini disabrangkan ke desa sebrang, soalnya kami mau menemui Ande-ande Lumut.”
Yuyu K :”Oh … Mau ke Desa Dadapan. Mau menemui Nde-Ande Lumuten ta iya? Boleh-boleh asalkan saya dibayar 1 juta tiap orang, bagaimana? (sambil berekpresi cuek)
K.Abang :”Wah,mahal sekali,kami tidak punya uang sebanyak itu.”
Yuyu K :”Waah…kalau nggak mau ya sudah, tak tinggal pergi saja!”
SEMUA KLENTING NAMPAK KEBINGUNGAN.
K.Abang :”Eh…eh!Tunggu dulu!”(mendekati yuyu kangkang dan merayunya) Yuyu kangkang…kamu kan baik dan ganteng! Tolong dong …kami dibantu, sekali-kali gratis kan tidak apa-apa.”
YUYU KANGKANG YANG SEMULA GR KARENA DIRAYU JADI KAGET DAN MARAH.
Yuyu K :” Apa?!! Gratis?!! Duh…aduh…jaman sekarang nggak ada yang gratis dek, sampeyan jangan seenaknya bilang begiti sama saya!”
YUYU KANGKANG BEREKPRESI BERPIKIR , PARA KLENTING TERLIHAT BINGUNG DAN KECEWA.
Yuyu k :”Mmm…yak! Saya punya jalan keluarnya, dek.
Koor :”Bagaimana…bagaimana….???”
Yuyu K :”Begini jalan keluarnya.”(para klenting mendekati yuyu kangkang) setelah sampai di seberang … saya minta disun sama sampeyan semuanya. Bagaimana?”
PARA KLENTING MERASA KAGET DAN BINGUNG KEMUDIN MEREKA MENGADAKAN RAPAT SINGKAT.
K.Abang :”Ya sudah, kami setuju. Pokoknya kami segera sampai disana!”
Yuyu K :” oke…oke.”
TERDENGAR MUSIK CAMPUR SARI “PERAHU LAYAR”. YUYU KANGKANG DAN PARA KLENTING KELUAR PANGGUNG. YUYU KANGKANG MASUK PANGGUNG LAGI.
Yuyu K : “Wuah … ciumannya dasyat!”
KEMUDIAN MASUK KLENTING KUNING DENGAN BINGUNG MENCARI PERAHU.KEMUDIAN YUYU KANGKANG LANGSUNG MENAWARKAN JASA.
Yuyu K :”Hei …! Nona cantik! Sampeyan pasti mau nyebrang ya? Sudah nggak ada perahu disini, semua perahu karam ke dasar laut! Bagaimana kalau saya sebrangkan? Tapi upahnya cium pipi kanan kiri, bagaimana?”
KLENTING KUNING BINGUNG SEJENAK, KEMUDIAN MENYETUJUINYA.
K .Kuning :”Baiklah saya setuju.”
Yuyu K :”Oke…!Oke…!”
TERDENGAR LAGU CAMPUR SARI “PERAHU LAYAR”, TETAPI SEBELUM SAMPAI DITUJUAN, KLENTING KUNING CEPAT-CEPAT MENGOLESI WAJAH DAN TANGANNYA DENGAN KOTORAN, SEHINGGA MEMBUAT YUYU KANGKANG MERASA RISIH.
Yuyu K :”Duh kanak bau apa ini? (menoleh kearah klenting kuninng) duh…aduh rupanya sampeyan yang bau. Sudah pergi sana! Pusing saya!”
YUYU KANGKANG KELUAR PANGGUNG SAMBIL BERLARI.KLENTING KUNING TERTAWA CEKIKIKAN KEMUDIAN KE LUAR PANGGUNG JUGA.
Adegan IV
ANDE-ANDE LUMUT MASUK PANGGUNG BERSAMA MBOK RONDO DAN ASISTENNYA YANG MEMBAWA MAP DAN PENSIL BESAR.
A.Lumut :”Mbok … bagaimana ? Sudah berapa wanita yang mendaftarkan diri?”
M.Rondo :”Aduh…Le,simbok yo nggak tahu,tanyak saja sama asisten. Aku sudah bayar mahal-mahal, 1 semester Rp 1.500.000,- kok ngasih informasi nggak bisa.
Asisten :”Mbok… jangan korupsi kenapa sih, bayaranku hanya Rp 100.000,- bilang Rp 1.500.000,-Biar dikira kuaya gitu ta.Masalah informasi lamaran …sampai hari ini, sudah ada 999 peserta juragan.
A.Lumut :”Wuah…cukup buanyak juga ya….Bagaimana dengan hari ini.”
Asisten :”Sampai detik ini , kita masih menunggu.”
M.Rondo :”Kowe iki wis kebelet tenan ta, sabar sedikit kenapa sih, kita tunggu sampai banyak gadis-gadis yang melamar.”
TIBA-TIBA TERDENGAR MUSIK CAMPUR SARI, PENGIRING PARA KLENTING DATANG
Koor :”Kulonuwun… spada…”
M.Rondo :”Sana, Ten. Coba dilihat,mungkin…itu yang mau melamar.
Asisten :”Ya mari-mari silakan masuk pasti nona-nona cantik ini mau melamar juragan Ande-ande lumut.
K.Abang :”Benar sekali asisten, kami mau mendaftar.”
Asisten :”Boleh…boleh…tapi ada beberapa persyaratan , syaratnya apa mbok?”
M.Rondo :” Kamu ini gimana sih,Ten. Wong catatan sudah lengkap difoto copy dan diperkecil lagi,masa kamu lupa….waktu UAS kemaren kan kamu pakai untuk ngrepek.”
Asisten :” Oh ya mbok saya ingat ada di saku baju,eh… ngomong-ngomong masalah ngrepek kelas sebelah iku lho mbok, pernah ketahuan dosen Pak Nur Wachid,kan malu ya mbok ya…”
M.Rondo :”Eh…iku rahasia,sudah baca saja persyaratannya.”
K.Ungu :”Lho kok pakai persyaratan segala kayak ngelamar pekerjaan saja.”
K.Abang :”Tuan asisten…anda jangan meragukan kami dong….Apa kami kuranbg cantik?”
Asisten :”Heh…! Jangan cerewet ya….! Kalau nggak mau pergi saja dari sini!”
Koor :”Eh iya…iya…! Kami berjanji akan mematuhi semua persyaratannya!”
SEMUA KLENTING RIBUT
Asisten :” Eh … semuanya, dengarkan baik-baik ya..”
Syarat 1: Harus cantik,dan lulus PPL I acc dari Pak Pri.
Syarat 2: Harus bersuara merdu alias bisa menyanyi dan nilai A
Syarat 3: Harus mengikuti test kesehatan, bisa lari 100 m tanpa bernapas dan nilai A dari Pak Mungit.
Syarat4: Bibir harus lengkap dan tidak sumbing,artikulasi harus jelas. Biar kalau diapa-apain bisa enak.
Gimana sudah jalas persyaratannya. Saya panggil peserta 1 klenting Abang….
SEMUA KLENTING MAJU SATU PER SATU DI TES OLEH MBOK RONDO DADAPAN.
Asisten :”Saatnya Pengumuman!”
SEMUA KLENTING – KLENTING RIBUT , MERASA DIRINYA YANG TERPILIH KEMUDIAN DATANG KLENTING KUNING DENGAN BERSAHAJA.
K.kuning :”Kulonuwun…spada…permisi…saya…mau mendaftarkan diri.”
Asisten :” Silakan…silakan…,tapi seperti peserta lain, nona harus memenuhi beberapa persyratan seperti peserta lain, persyaratannya sbb:
Syarat 1: Harus cantik,dan lulus PPL I acc dari Pak Pri.
Syarat 2: Harus bersuara merdu alias bisa menyanyi dan nilai A
Syarat 3: Harus mengikuti test kesehatan, bisa lari 100 m tanpa bernapas dan nilai A dari Pak Mungit.
Syarat4: Bibir harus lengkap dan tidak sumbing,artikulasi harus jelas. Biar kalau diapa-apain bisa enak.
Mbok ini ada gadis yang mau melamar lagi, tapi ini lain mbok bau nya mak nyoss…Apa kamu siap.”
KEMUDIAN MBOK RONDO MELAKUKAN TES TERHADAP KLENTING KUNING.
M.Rondo :” Aduh bau apa ini, nduk lihat kakimu, mungkin kamu nginjak tahi kucing, eh ternyata baumu yang nggak enak.”
KEMUDIAN MBOK RONDO , ASISTEN DAN ANDE-ANDE LUMUT RAPAT, GADIS MANA YANG AKAN DIPILIH ANDE-ANDE LUMUT.
Asisten :”Saatnya pengumuman,berdasarkan hasil rapat segitiga antara saya,mbok rondo dan juragan ande-ande lumut, maka hasil keputusannya adalah…….
Klenting abang : Dari hasil pengetesan, kamu terkena virus HIV.
Klenting Biru : Dari hasil pengetesan kamu sering merokok dan minum-miniman keras, akibat salh pergaulan.
Klenting Ijo : Dari hasil pengetesan , dan…sudah terlihat dari fisik kamu yang kurus dan paerutmu besar,kamu terkena penyakit cacingan.
Klenting Ungu : Dari hasil pengetesan, kamu terkena anemia…. Dan terlihat dari wajahmu yang pucat.
Jadi kesimpulannya, semua tidak bisa menjaga kesehatan,jadi semuanya tidak bisa diterima dan pipinya terlihat bekas sun yuyu kangkang.
Klenting kuning… dari hasil pengetesan kamu bebas penyakit, jadi kamulah yang terpilih.”
KLENTING KUNING LANGSUNG BERDIRI DISAMBUT OLEH ANDE-ANDE LUMUT.
A. lumut :”Diajeng…akhirnya kau kutemukan.
TERDENGAR MUSIK GENDING JAWA.

5

Naskah Drama: “Hantu Jadi Artis”

Naskah Drama: “Hantu Jadi Artis”

14 Votes

Konsep Panggung
Konsep panggung dibagi dalam 2 konsep, karena ada 2 babak cerita. Pada babak pertama, latar panggung gelap gulita, tidak ada properti sama sekali, hanya ada 2 pemain saja. Pada babak kedua, mulai ada properti yaitu kuburan yang diletakkan di tengah panggung, di depannya ada kamera buatan. Sebelah sisi kanan panggung ada batu dan semak-semak. Pencahayaan sudah agak terang karena adanya sorot kamera.
Konsep Tata Rias dan Busana
Untuk para hantu :
Puci : memakai kostum putih dari ujung kepala hingga kaki (dibentuk seperti pocong). Untuk make up wajahnya diberi masker warna putih dan disekitar mata di make up hitam.
Sundi : memakai kostum hitam panjang. Riasan wajah hitam dan rambut dibuat acak-acakan. Di bagian punggung dibuat hiasan lubang seperti layaknya “sundel bolong”
Ki Kolor Ijo : memakai kostum kaos street warna hijau dan deker hitam. Mekai celana kolor warna hijau. Riasan wajah bernuansa hijau. Rambut diikat acak-acakan.
Kunti : memakai kostum serba putih panjang. Riasan layaknya hantu yang menjelma menjadi cantik.
Untuk para manusia :
Tarmo : memakai kaos besar warna biru. Celananya celana bola dengan kaos kaki panjang dan menggunakan sepatu bola. Memakai topi. Dirias layaknya seperti laki-laki.
Heni Panci : memakai pakaian serba hitam, dilengkapi dengan jaket hitam yang serba besar.
Bu Nyai : memakai baju taqwa, sarung, syurban, dan peci warna putih.
Konsep Penyutradaraan
Drama ini dibagi menjadi 2 babak. Pada babak yang pertama panggung akan dibuat menjadi gelap dan tanpa ada property sama sekali. Babak ini dimulai dengan pembacaan prolog kemudian pemain pertama yang ada diatas panggug adalah Puci dan Sundi, mereka posisinya ada ditengah panggung dengan keadaan tidur telentang seperti orang mati kemudian keduanya bangun dan bercakap – cakap. Dilanjutkan dengan prolog, kemudian babak kedua.
Pada babak kedua setting panggung tetap gelap namun agak diberi sedikit pencahayaan. Panggung juga dilengkapi dengan beberapa kuburan ditengah panggung batu besar / semak – semak disebelah kanan panggung. Pada babak kedua pemain pertama yang masuk panggung adalah Heri panci gosong dan Kyai dan mengambil setting tempat didepan kuburan yang kemudian disusul oleh kemunculan hantu Puci dan Sundi yang segera mengambil setting tempat disebelah semak – semak / batu besar. Pada adegan ini Sundi dan Puci yang bercakap – cakap, kemudian pak Kyai dan Heri panci gosong bercakap – cakap tanpa suara.
Selang beberapa menit pemain berikutnya masuk yaitu Kunti dengan berjalan perlahan – lahan, dia segera menuju tempat persembunyian Sundi dan Puci serta mengejutkan mereka berdua kemudian dilanjutkan dengan percakapan. Adegan akan dilanjutkan dengan dimulainya acara “ Menelusuri Alam Ghaib “ yang dibuka oleh Heri panci gosong yang didampingi oleh pak Kyai, sedangkan para hantu ditempat pengintaiannya mendengarkan dan memperhatikan kegiatan mereka tanpa ada percakapan. Setelah acara dibuka Heri panci gosong dan Kyai menunjuk salah satu penonton yang mengacungkan tangan untuk dijadikan peserta uji nyali. Peserta tersebut diminta naik ke panggung dan dan adegan dilanjutkan dengan percakapan ketiga orang tersebut. Selanjutnya peserta (Tarmo) akan ditinggal oleh Heri panci gosong dan Kyai setelah ditanyai kesanggupannya oleh Heri panci gosong. Pada adegan ini dipanggung ada 4 pemain Tarmo didepan kuburan dan 3 hantu ( Puci, Sundi dan Kunti ) yang mengintai dari tempat persembunyiannya tadi. Ketika Tarmo ditinggal semdirian, 3 hantu tadi mulai bercakap – cakap lagi yang kemudian diakhiri dengan kepergian Puci dan Sundi. Selanjutnya, Kunti berkeliling panggung dan mendekati Tarmo, Tarmo terkejut dan adegan dilanjutkan dengan percakapan keduanya. Tiba – tiba dari makam kramat Ki kolor ijuk bermunculan asap tebal yang dibarengi kemunculan Ki kolor ijuk dari makam tersebut dan mengagetkan mereka berdua. Adegan dilanjutkan dengan pertengkaran mulut yang kemudian dilanjutkan dengan pertarungan fisik antara Ki kolior ijuk dan Tarmo. Pertarungan akhirnya dimenangkan oleh Ki kolor ijuk dan Tarmo kalah terjatuh dengan menahan rasa sakit. Kemudian Ki kolor ijuk menarik Kunti pergi meninggalkan Tarmo yang sudah tak berdaya. Kemudian, adegan dilanjutkan dengan Tarmo yang meminta tolong pada para kru TV, kemudian Kyai dan Heri panci gosong menghampirinya dan pak Kyai mengobati Tarmo dengan menyalurkan tenaga dalamnya kepada Tarmo dengan duduk bersila seperti menyalurkan tenaga dalam. Setelah disembuhkan Tarmo panik dan mulai melarikan diri karena merasa ketakutan. Acara berakhir dan ditutup oleh Heri panci gosong bersama dengan Kyai tetapi dipanggung juga ada pemain lain yaitu hantu – hantu penghuni kuburan kramat tersebut ( Puci, Sundi dan Ki kolor ijuk ) yang menakut – nakuti Heni panci gosong dan Nyai. Drama ditutup dengan Heri panci gosong dan Kyai yang kabur karena ditakut – takuti oleh hantu – hantu tadi. Kemudian, acara ditutup dengan kemunculan semua pemain yang diiringi dengan lagu Afi “ Menuju Puncak “.
SINOPSIS CERITA
Di alam kubur komplek kuburan kramat, dua penghuni kuburan ( Sundi dan Puci ) kramat sangat terganggu dengan keadaan yang sangat ramai dan berisik sekali. Akhirnya, mereka berdua memutuskan keluar dari alam kubur mereka untuk melihat situasi diluar makam.
Sementara itu, diluar kuburan telah ramai oleh para kru TV, mereka disibukkan dengan acara yang akan mereka adakan yaitu acara “ Menelusuri Alam Ghaib “ kedua hantu penghuni makam kramat yang baru tiba diatas komplek kuburan merasa amat heran dan kebingungan, mereka berdua hanya bisa mengintai dari semak – semak disekitar komplek kuburan kramat. Ketika mereka berdua masih kebingungan, tiba – tiba mereka berdua dikejutkan dengan kehadiran seorang hantu cantik yang tidak dikenal namun agak sombong ( Kunti ). Kedua hantu polos tersebut tidak begitu menyukai kedatangan penghuni baru yang sok tahu ini. Mereka bertiga akhirnya mengintai kegiatan para kru TV tersebut. Tidak lama kemudian acara “ menelusuri Alam Ghaib “ dimulai, acara dibuka oleh pembawa acara dari acara ini yaitu Heri Panci gosong kemudian dilanjutkan dengan pencarian peserta diantara kerumunan penonton. Akhirnya, ditemukan seorang pemuda ( Tarmo beres slamet ) yang bersedia menjadi peserta, dengan alasan karena dia memang berniat mencari pacar dari alam ghaib alias hantu.
Uji nyalipun dimulai, peserta ditinggal dikomplek kuburan kramat tersebut sendirian. Kunti yang sedang mengintip dan mendengarkan aktvitas mereka sejak tadi, ingin mencoba berkenalan dengan sang pemuda. Namun, hal itu tidak disetujui oleh kedua penghuni makam kramat tersebut ( Puci dan Sundi ) karena hal itu melanggar peraturan yang ada. Tetapi, Kunti nekat ingin berkenalan dengan Tarmo. Akhirnya mereka berdua berkenalan, mereka asyik berbincang – bincang dan bersenda gurau tanpa menghiraukan sekitarnya. Namun, tiba – tiba dari kuburan kramat tersebut muncullah “ Ki kolor ijuk “ ( hantu penghuni makam kramat ) yang mengaku sebagai suami Kunti dan memaksa Kunti untuk ikut dengannya. Tarmo yang melihat pacar barunya dipaksa dengan kasar tidak terima dan menantang Ki kolor ijuk. Pertarungan sengit terjadi dan pertarungan tersebut dimenangkan oleh Ki kolor ijuk. Tarmo tidak dibunuh dia dijinkan untuk pergi namun, meninggalkan tempat tersebut dengan keadaan luka parah. Kemudian Tarmo berteriak minta tolong hingga bantuan dari Kru pun datang, Tarmo diselamatkan oleh Nyai. Dia sembuh namun dia mengalami shock berat sehingga tidak dapat menceritakan kejadia yang telah menimpanya.


NASKAH DRAMA
HANTU JADI ARTIS
Dengan diiringi suara-suara seram
Sundi : “ Aduh, berisik banget, sih ? Siapa sih yang mengganggu ketenangan disini. “
Puci : “ Iya nih. Aku jadi gak tenang. Gimana kalau kita lihat keluar saja ? “
Sundi : “ Oke. Siapa takut. “
( Akhirnya kedua hantu penghuni makam kramat itu memutuskan untuk keluar dari tempat peristirahatannya ).
Dengan diiringi suara-suara seram
Puci : “ Sun, mereka lagi ngapain sih ? “
Sundi : “ Emangnya kamu gak tau ya mereka itu para kru TV. Ya tentu saja mau syuting film. “
Puci : “ Syuting film kok disini. Emangnya gak ada tempat yang lebih bagus dari pada rumah kita. “
Sundi : “ Iya. manusia ini memang aneh, bukannya cari tempat yang bagus buat syuting film eh malah mengganggu kita yang sudah tenang disini. “
Puci : “ Sun, katanya mereka mau syuting film. Mana aktris dan aktornya ?”
Sundi : “ Iya kamu bener. Kok gak ada ya. “
Puci : “ Wah kesempatan nih siapa tau aku bisa jadi aktrisnya. Itukan cita – citaku sejak dulu. “
Sundi : “ Huss ngaco kamu, mana mau mereka ngajak kamu main film, kalau ngomong aja kamu kadang gak nyambung. “
( Tiba – tiba dari arah belakang muncul seorang hantu cantik yang mengejutkan mereka berdua )
Kunti : “ Hayooo……. kalian lagi ngapain ?”
Sundi & Puci : “ Hantuuu………..( terkejut).
Kunti : “ Hey easy man………Emangnya kalian berdua bukan hantu apa.”
Puci : “ Oh iya ya. Aku kok baru sadar kalau kita ini hantu.”
Sundi : ( Dengan nada marah ) Husss ngaco kamu. ( melihat kepada Kunti dengan rasa jengkel ) Hey..! kamu penghuni baru disini ya ?”
Kunti : “ Aku ini datang dari tempat nan jauh disana. Aku mau melihat pemandangan disekitar sini yang katanya sih bagus. Tetapi, ternyata tempatnya jelek apalagi penghuni disini yang jelek – jelek.”
Puci : “ Hey…! Ngomong lagi gue kepret lho.”
Kunti : “ Emangnya kamu bisa. Aku gak yakin tuh, kamu bisa.
Ayo coba pukul. Hah, tapi aku gak peduli tuh karena syutingnya udah mau mulai. Siapa tahu aku bisa ikut jadi pemainnya. “
Sundi : “ Emangnya mereka bisa ngeliat kamu apa ?”
Kunti : “ Emangnya kamu gak tahu mereka mau syuting apa ?”
Puci : “ Kita mana tahu acara TV, kita kan gak punya TV.”
Kunti : “ Kasihan deh lo, makanya yang gaul dong. Kalau bukan dari TV setidaknya kalian tau dari gosip yang santer beredar saat ini.”
Sundi : “ Gosip apa sih ?”
Kunti : “ Zaman sekarang ini manusia lebih suka berinteraksi dengan makhluk ghaib alias apa hayo ?”
Puci & Sundi : “ Hantuuu.”
Kunti : “ Iya , benar. Mereka itu ingin mengetahui tentang dunia kita ini.”
Puci : “ Manusia ini kok aneh, sih. Kita aja pengin jadi manusia dan menikmati kesenangan dunia, Eh malah mereka mau tau tentang dunia kita.”
( Tepat jam 11.00 malam acara menelusuri alam ghaib dimulai )
Heni Panci : “ Selamat malam, pemirsa. Kita bertemu lagi dalam acara “ Menelusuri Alam Ghaib “ bersama saya Heri Panci Gosong. Pemirsa pada episode kali ini kami telah mendapatkan tempat yang dianggap paling kramat ditempat ini yaitu kompleks kuburan kramat Ki kolor ijuk. Baiklah pemirsa sebelum acara uji nyali kita mulai, kami terlebih dahulu akan mencari peserta uji nyali yang berani kita tinggal sendirian ditempat ini selama 2 jam.”
( Heri Panci mulai mencari peserta uji nyali diantara kerumunan penonton, kemudian dia menunjuk seorang pemuda yang mengangkat tangannya ).
Heri panci : “ Ya, mas. Silahkan.”
( Peserta tadi naik ke panggung ).
Heni panci : “ Selamat malam, mas.”
Tarmo : “ Selamat malam, mas.”
Heni panci : “ Siapa nama anda ?”
Tarmo : “ Namanya saya Tarmo beres slamet. Tapi biasanya saya dipanggil Tarmo saja, mas.”
Heni panci : “ Anda berasal darimana Mas ?”
Tarmo : “ Saya berasal dari Madura asli, Mas.”
Heni panci : “ Apa alasan anda mengikuti acara ini ?”
Tarmo : “ Saya ingin mencari pacar dari alam ghaib, Mas. Siapa tau saya bisa kawin. Nanti Mas – mas ini saya undang.”
Heni panci : “ Baik Mas Tarmo, sebelum acara uji nyali kita mulai, mari kita tanyakan terlebih dahulu keadaan disini kepada ahlinya. Selamat malam pak Kyai !”
Nyai : “ Selamat malam, Mas.”
Heni panci : “ Menurut Kyai, bagaimana keadaan disekitar makam kramat ini ?”
Nyai : “ Kalau dilihat dan diperhatikan sepertinya tempat ini bersih, terawat, dan katanya sih pengunjungnya banyak. Tetapi, sayang Mas tempatnya jauh dan sulit dijangkau. Kaki saya sampai lecet nih, sedikit.”
Heni panci : “ Maaf, Kyai. Maksud saya bukan itu Kyai. Maksud saya bagaimana keadaan disini bila dilihat dari mata batin Kyai.”
Nyai : “ Oh itu, ngomong dong dari tadi. Jadi saya gak usah banyak ngomong. Baiklah, kalau dilihat dan dirasakan dari mata batin saya sepertinya tempat ini banyak sekali hantunya. Sepertinya hantunya menyebar dimana – mana. tetapi Mas, pusat kekuatan mistis terbesar terdapat dikuburan ini. Tempat ini juga merupakan tempat yang strategis untuk para hantu cangkruk bersama.”
Tarmo : “ Lho Kyai, hantu bisa cangkru’an juga ya ?”
Nyai : “ Oh jangan salah Mas. Sebenarnya paling suka cangkru’an itu adalah hantu karena mereka tidak punya kerjaan lain selain cangkru’an. Bisa mirip tante – tante genit gitu lho.”
Heni panci : “ Ah Kyai bisa aja. Baik Mas Tarmo, bagaimana apakah anda sudah siap ?”
Tarmo : “ Saya sudah siap dari tadi Mas.”
Heni panci : “ Baik Mas Tarmo. Kami akan meninggalkan anda disini selama 2 jam, jika anda berhasil anda akan mendapatkan hadiah dari kami. Tetapi jika anda menyerah, maka anda cukup bisa melambaikan tangan kepada kami, maka kru kami akan segera membantu anda. Tetapi, jika anda menyerah maka anda tidak akan mendapatkan hadiah.”
( Kemudian Pak Kyai dan Heri panci meninggalkan Tarmo di kompleks kuburan kramat itu sendirian, namun dari semak-semak tempat persembunyian ketiga hantu mulai berbincang-bincang lagi ).
Kunti : “ Tuh khan, kalian denger sendiri. Kalau cowok ganteng itu mau mencari pacar dari golongan kita.”
Puci : “ Tapi itu khan menyalahi aturan, kita khan sudah diberi batasan untuk tidak saling menganggu. Apalagi manusia itu sudah mengganggu kita yang sudah tenang disini.”
Kunti : “ Ah, aku gak peduli yang penting aku dapat pacar dari bangsa manusia yang cuakep dan suedep.”
Sundi : “ Ya, sudah kalau diomongin gak mau. Kamu rasakan sendiri akibatnya nanti. Ayo, Puci kita pergi.” ( menarik Puci )
Kunti : “ Pergi aja sana.”
( Hantu cantik ini kemudian mendekati Tarmo dan mengejutkannya ).
Kunti : “ Mas……. mas cakep.”
Tarmo : ( menoleh dan terkejut ) “ Ya ampun, cantik sekali ! Siapa namanya kamu ?”
Kunti : ( terseipu malu ) “ Nama saya Kunti Mas. Kalau Mas namanya siapa ?”
Tarmo : “ Nama saya Tarmo beres slamet. Tapi, biasanya saya dipanggil Tarmo saja.”
Kunti : “ Nama Mas bagus deh, sebagus orangnya.”
Tarmo : “ Nama kamu juga cantik sama seperti orangnya.”
( Kedua makhluk yang berbeda alam tersebut langsung akrab dan langsung asyik berbincang-bincang. Namun, tiba-tiba terdengar suara tawa yang mengerikan yang dinarengi dengan kumpulan asap yang mengepul yang berasal dari kuburan kramat Ki kolor ijuk ).
Diiringi suara-suara seram
Ki kolor ijuk : “ Ha…ha…ha….ha…. Hey, kalian apa yang kalian lakukan disini, Kunti kau sengaja membuat aku marah ya ?”
Kunti : ( terkejut ) “ A…a….aku Cuma………..”
Ki kolor ijuk : “ Dasar perempuan gatel, ayo ikut.” ( menarik tangan Kunti )
Tarmo : “ E…e…e Sembarangan sampeyan. Ini pacar saya jangan dibawa sembarangan dong.”
Ki kolor ijuk : “ Bocah semprul kamu. Dia ini istriku yang ke-16 mana mungkin dia bisa jadi pacarmu. Ayo ikut Kunti !” ( menarik tangan Kunti).
Tarmo : “ E…e…e…. jangan sembarangan dong, Mas. Tanya dulu sama dia, dia pilih saya atau kamu.”
Ki kolor ijuk : “ Dia istriku jelas pilih aku. Ayo Kunti !” (menarik Kunti).
Kunti : “ Aku gak mau, aku mau ikut Mas Tarmo.” ( Berlari kearah belakang Tarmo )
Ki kolor ijuk : “ Kunti, kamu melawan aku ?”
Kunti : “ Aku gak akan berani ngelawan kamu, Mas. Tapi aku bosan jadi istrimu kau selalu meninggalkan aku sendirian, kalau aku gak nurut aku kamu pukul, dan kau selalu memperlakukanku seolah-olah aku ini budakmu. Kau tidak pernah mencintaiku. Aku ingin mencari bangsa manusia yang dapat mengerti apa itu arti cinta.”
Ki kolor ijuk : “ Hantu edan kamu Kunti ! Baiklah aku tidak akan tinggal diam akan kubunuh manusia ini.” ( Bersiap menyerang Tarmo).
Kunti : “ Eh tunggu dulu ! sebelum bertarung kasih hormat dulu dong.”
( Pertarungan sengit antara Tarmo dan Ki kolor ijuk pun dimulai. Pertarungan tersebut sangatlah seru dan terbagi dalam 2 babak pertarungan. Namun sayang ternyata Tarmo kalah dalam pertarungan itu ).
Tarmo : ( terjatuh menahan sakit ) “ Ah…….agh…….agh.”
Kunti : ( Berteriak ) “ Mas Tarmooooo……”
Ki kolor ijuk : “ Baiklah. Aku tidak akan membunuhmu, tetapi jangan pernah datang kesini lagi. Ayo Kunti !” ( Menarik tangan Kunti dengan paksa )
Kunti : ( sambil menangis ) “ Mas Tarmo tolong mas………mas………”
Tarmo : ( Dengan suara lemah ) “ Kunti…………Kunti…..”
( Ki kolor ijuk dan Kunti pergi meninggalkan tempat itu dan kembali kealamnya ).
Tarmo : ( sambil melambaikan tangannya ) “ Tolong……..tolong……..tolong……”
Heni panci : “ Lho ada apa, Mas ?”
Nyai : “ Sepertinya anak muda ini terkena pukulan dari makhluk ghaib penghuni makam kramat disini.”
Heni panci : “ Apa bisa disembuhkan Kyai ?”
Nyai : “ Insya Allah “
( Kemudian Kyai tersebut menyalurkan tenaga dalamnya untuk menyembuhkan Tarmo)
Tarmo : “ Sakalangkong banyak, Kyai.”
Nyai : “ Ya, sama – sama.”
Heni panci : “ Baiklah, Mas Tarmo. Bisakah anda menceritakan pengalaman anda kepada pemirsa ?”
Tarmo : ( Panik dan buru – buru pergi ) “ Saya kapok mas ikut acara ini. Saya mau pulang saja.”
Heni panci : “ Lho Mas……..lho mas, tunggu Mas ! Maaf pemirsa rupanya peserta kita kali ini mengalami shock berat, sehingga tidak bisa menceritakan pengalamannya. Baiklah pemirsa cukup sampai disini acara kita hari ini, bila ada kritik atau saran dapat anda kirimkan melalui surat ke alamat dibawah ini ( Poster alamat dibawa oleh Puci dan Sundi ). Baik pemirsa sampai disini acara kita dan sampai ketemu di episode berikutnya dalam acara “ Menelusuri Alam Ghaib “ bersama saya Heri panci gosong. Sampai jumpa pemirsa. Terima kasih Kyai.”
Nyai : “ Oh, iya.”
( Tiba – tiba mereka telah dikelilingi oleh hantu – hantu penghuni makam kramat )
Heni panci & Nyai : ( sambil berlari ) “ HANTUUUUUUUUUUUUU “


“DUKUN2AN”

“DUKUN2AN”

6 Votes

(Naskah Telah Dipentaskan)
Pimpinan Produksi:
Drs. Heru Subrata, M.Si.
  1. 2. Pengorganisasian
Pimpinan Produksi  : Drs. Heru Subrata, M.Si
Sutradara                 : Novita Anggraeni
Asisten Sutradara     : Exma Wahyuni
Sekretaris                 : Izzatud Diniyah
Bendahara                : Chusnul Chotimah
Pencatat Adegan   : Anifatul Maghfiroh
Penata Panggung   : Ayu Nastiti
Penata Rias & Busana  : Mimyn Putri Muldash
Penata Musik           : Putri Lestari K
Penata Tari               : Rayi Purwindasari
  1. 3. Tokoh
    1. Putri Lestari K. Sebagai Suami
    2. Anifatul Maghfiroh sebagai Istri
    3. Exma Wahyuni sebagai Parji PRT
    4. Rayi Purwindasari sebagai Suster
    5. Ayu Nastiti sebagai Putri
    6. Izzatud Diniyah sebagai Bu Martabat
    7. Mimyn Putri Muldash sebagai Pak Martabat
    8. Chusnul Chotimah sebagai narator
  1. 4. Konsep cerita
Konsep cerita dalam “ Dukun-dukunan” adalah cerita komedi yang menggambarkan sebuah cerita yang sering ditemui di sekitar kita namun diselingi dengan unsur-unsur komedi sehingga tidak terasa membosankan bagi penikmat drama.
Cerita ini adalah cerita yang kami ambil dari salah satu naskah Putut Buchori yang ide ceritanya diambil dari naskah  “dokter  gadungan” pada bulan Juli 2004
  1. 5. Synopsis cerita
Kisah tentang suami istri yang sedang bertengkar karena si suami selalu saja bersantai-santai setiap harinya. Padahal si istri sudah membanting tulang melakukan berbagai macam pekerjaan untuk menyambung hidup. Si istri yang sudah lelah dengan kelakuan suaminya mendapatkan akal ketika seorang PRT menanyakan alamat seorang dukun sakti padanya…
Suami yang dianggap dukun sakti diminta PRT tersebut untuk menyembuhkan penyakit anak majikannya. Suami yang merasa sudah dianggap dukun itu mau-tidak mau harus mengikuti rencana istrinya itu.
Saat tiba di rumah majikan, si suami mulai melaksanakan analisis-analisisannya. Bagai seorang dukun sakti mandraguna, ia mengeluarkan hipotesis-hipotesis yang sulit dijangkau oleh kemampuan manusia biasa. Kedua majikan yang sudah terlanjur mengagung-agungkan dukun sakti itu hanya mengangguk-angguk layaknya orang yang sudah paham.
Pengobatan ala dukun sakti pun mulai dilakukan. Apakah pengobatan “dukun” itu akan berhasil? Kita ikuti jalan ceritanya….

  • 6. Konsep panggung

Cerita ini terdiri dari 2 babak. Babak pertama adalah rumah suami dan babak ke dua adalah rumah pak martabat dan bu martabat. Konsep panggung ini dibuat sederhana namun dapat mewakili dengan jelas jalan cerita yang ditampilkan.
Pada babak pertama setting panggung adalah rumah suami. Di atas penggung  terdapat
  1. 1 buah dipan sebagai tempat tidur suami
  2. 1 buah kursi dan meja kayu untuk tempat duduk istri
Pada babak ke dua di rumah pak martabat dan bu martabat. Setting adalah sebuah ruang keluarga yang terdiri dari:
  1. 1 set  kursi dan meja yang bagus
  2. Perabot mewah seperti guci dan satu pot pohon palsu
                                                                                1. 7. Konsep busana
    1. Suami              : Memakai kaos oblong putih, jaket jawa dengan celana longgar hitam dan ikat kepala (udeng)
    2. Istri                  : Memakai daster terusan dengan jilbab yang dipakai seadanya
    3. Parji PRT        :  Memakai daster warna mencolok namun agak terlihat seksi dengan asesoris berlebihan dan tidak serasi di beberapa bagian badannya
    4. Putri                 : Memakai pakaian kasual dengan kaos dan rok panjang
    5. Suster              : Memakai pakaian suster warna putih-putih
    6. Bu martabat  : Memakai setelan blus mewah dengan perhiasan yang berlebihan
    7. Pak martabat : Memakai setelan hem lengan panjang dan celana panjang

8. Penokohan

Suami    : Pemalas namun cerdik. Badannya tidak terlalu tinggi, di dagunya tampak jenggotnya yang kasar karena jarang dirawat. Gaya bicaranya sangat santai cenderung meremehkan dan nada suaranya berat.
Istr   i    : Pekerja keras namun cerewet. Badannya sintal namun tertutupi pakaiannya yang kebesaran. Walaupun masih muda, tampak guratan-guratan di wajahnya yang membuatnya tampak lebih tua.
Parji PRT   : Penampilan nyentrik dan cara bicaranya berlebihan. Nada suaranya yang melengking dan gayanya endel. Dandanannya pun menor serta sok kebarat-baratan.
Putri   : Sebenarnya adalah gadis yang periang namun mengalami kesulitan dalam berbicara (gagu). Tubuhnya mungil dan mempunyai niat yang besar untuk melanjutkan sekolah.
Suster   : Wataknya lemah lembut dan suka sedikit memaksa. Badannya tinggi kurus, kulitnya putih. Khas orang yang bekerja di rumah sakit.
Pak Martabat : Sabar dan tidak mampu mengontrol istrinya yang cerewet. Badannya tinggi, perawakannya santai.
Bu Martabat  : Badannya kurus, kecil namun cerewet dan terobsesi dengan Mbah Progo (dukun sakti)
9. Konsep music
Music diiringi dengan tabuhan bongo agar suasanan terkesan sederhana.

Naskah

Dukun Dukunan*

Kulanuwun nyuwun ngapura
Kula mriki main sandiwara
Sandiwara humor bayak banyolan
Tapi tidak lupa ada pesan kesan
Kulanuwun inggih permisi
Sumangga gojegan wonten ing mriki
Gojegan wong pinter lan berisi
Ampun kuatir dijamin tidak rugi

BAGIAN I
DI SEBUAH DESA
SEPASANG SUAMI ISTRI YANG SEDANG ADU MULUT, SUAMI YANG PEMALAS, PEKERJAANNYA HANYA MEMANCING DI SUNGAI, NAMUN HASILNYA TAK SEBERAPA, SI ISTRI YANG PEMARAH KARENA SI SUAMI TAK PERNAH MENGHASILKAN UANG UNTUK KEBUTUHAN SEHARI HARI.
001. ISTRI                           :  Oalah…. Pak.. pak…, mbok sekali kali, kerja yang bener, yang menghasilkan duit. Biar bisa untuk beli beras, untuk makan, untuk hidup sehari hari…
002.SUAMI                         :   Kerja apa tho bu…, jaman sekarang itu, cari kerja sulit, angel banget, lha wong yang sarjana saja yang nganggur sak bajeg kere, apa lagi saya yang sama sekali belum pernah mambu sekolahan…
003. ISTRI                           :   Dasar bapak saja yang keset, pekerjaan itu buanyak pak, asalkan kita gigih, kita rajin, cari kayu bakar kek, berkebun kecil-kecilan di kali kek, Bantu-bantu kuli kek, jadi PRT kek, Jadi TKI kek, jadi apa saja kek.
004.SUAMI                         :   Kak kek, kak kek, memangnya aku ini kakek mu apa? Semprul kamu, jadi istri kok senangnya ngganggu kesenangan suami, mbok cobalah, dirimu itu jadi istri yang baik dan benar. Jadi istri yang setia setiap saat. Melayani suami…
005. ISTRI                           :   Kalau yang bapak ini jadi suami yang bener bener suami, ya pasti aku mau melayani, lha bapak, suami hanya suami imitasi, ya sori sori saja kaalu aku tak sudi melayani.
006. SUAMI                        :   We Lha Dhalah, nranyak !!, Kurang ajar, berani beraninya bilang suami imitasi.
007. ISTRI                           :   Lha kalu bukan suami imitasi, suami palsu, lantas aku harus menyebut suami apa.
008. SUAMI                        :   Ya sudah semestinya, kamu itu menyebut suamiku yang tampan, suamiku yang cakep, suamiku yang bagus….
009. ISTRI                           :   Suamiku yang bagus kaya tikus, kecebur kakus, kejepit irus
010. SUAMI                        :   Hus…
011. ISTRI                           :   Lha bagus apanya, cakep apanya, tampan apanya? Bapak ini jadi suami betul betul ra urus, kesetnya minta ampun. Pagi-pagi saat orang-orang giat bekerja, bapak enak saja masih leha leha, apa itu namanya suami ? saat istrinya bekerja membanting tulang, kerja mati-matian jadi tukang cuci, kalau masih ada waktu cari kayu bakar untuk di jual, sesekali jadi tukang bersih bersih rumah,kadang-kadang kepala untuk kaki, kaki untuk tangan, tangan untuk kepala. Bapak kok masik asyik asyik saja duduk di pinggir kali, mancing cethul, santai santai. Apa itu bukan suami imitasi, suami palsu. Mbok insap pak, sadar pak, eling pak. Sebel aku, mangkel aku. Rasanya pingin aku kruwes-kruwes raimu pak.
012. SUAMI                        :   Nah itulah bune. Ini.. ini… yang harus aku jelaskan sejelas-jelasnya kepada kamu istriku yang cerigis. Orang bisa leha leha, asyik asyik, santai santai, itu adalah anugerah terindah bagi umat manusia bune, jarang lho ada orang yang bisa seperti itu, hanya satu berbanding seratus ribu. Jadi itu bukan aib, bukan perbuatan cela. Jangan di hina….
013. ISTRI                           :   Oalah pak.. bapak ! kalau kita sudah turah duit, kalau kita sudah kaya seperti bapak bapak pemimpin kita yang punya kekayaan seratus milyard, punya warisan tujuh turunan. Kita leha leha bolah boleh saja, kita asyik asyikan bisa-bisa saja, kita santai santai sah sah saja. Lha ini, uang sepeserpun gak punya, pekerjaan gak ada. Besok makan apa juga gak pasti, e.. kok masih sempat leha leha. Itu namanya kebangeten.
014. SUAMI                        :   Ya kalau memang besok belom ada yang dimakan, ya puasa dulu…. Itu kan ajaran agama….
015. ISTRI                           :   Puasa kok tiap hari. Puasa bagi orang yang mampu itu memang ajaran agama, tetapi bagi kita kaum duafa ? puasa itu karena keadaan pak, karena memang tidak ada yang di makan.
016. SUAMI                        :   Wah itu berarti kita ini orang orang ampuh bune, sudah duafa, puasa lagi. Itu kan bisa untuk contoh baik orang-orang rakus yang suka makan jatah kita…
017. ISTRI                           :   Ash. Sudah… sudah… nggak usah membantah, nggak usah ngeyel sekarang bapak harus kerja, kerja apa kek…
018. SUAMI                        :   Whe lha, kok semakin hari kamu semakin kuasa tho bu, sudah berani ngatur ngatur suamimu, berani perintah perintah, sudah berani tudang tuding, kamu sudah berbau militerisme terhadap suamimu sendiri.
019. ISTRI                           :   Habisnya bapak tidak mau kerja. Gak mau cari uang. Kita butuh beras pak. Kita butuh perabot rumah pak, kita butuh sabun, odol, butuh kasur , gelas, piring, dll. Rumah tangga kok hanya punya satu kasur tanpa ranjang, hanya punya dua gelas, satu piring, hingga kalau mau makan harus gantian.
020. SUAMI                        :   Memang yang lain kemana ?
021. ISTRI                           :   Pakai nanya kemana ? sudah di jual untuk beli beras. Memangnya nasi yang di makan bapak setiap hari itu dari mana? Ya dari perabotan kita itu pak. Ayo sekarang kerja. Jangan hanya moncang mancing saja, kerja yang bener.
022. SUAMI                        :   Ogah ! Aku nggak mau kerja keras, dukani dokter! Dan lagi aku lagi menunggu wangsit.
023. ISTRI                           :   O.. dasar suami tak tau diri.  (GEMAS INGIN MEREMAS-REMAS WAJAH SUAMINYA) Heh… andai aku berani… andai aku mampu.
024. SUAMI                        :   (JADI MARAH) Apa bune, mau ngelawan suami, berani sama suami. Wong wedok, yen di nengke kok saya ndodro, bajigur tenan iki, yen wong kaya ngene ingi kudu di thuthuki. (AMBIL SEBATANG KAYU, DAN MEMUKULI ISTRINYA) Ayo mau ngelawan suami ya, mau berani sama suami. Pemimpin rumah tangga je! Di lawan (TERUS MEMUKULI ISTRINYA) ayao bilang kapok, tidak ngelawan suami lagi.
025. ISTRI                           :   Kapok pak.. kapok….
026. SUAMI                        :   Nah begitu, jangan di ulangi lagi ya, awas kalau sekali lagi ngelawan, ku punthes-punthes wudelmu.(SAMBIL PERGI) Aku ke kali nenepi cari inspirasi.
027. ISTRI                           :   Suami macam apa itu? Berani memukuli istrinya sendiri. Disuruh kerja cari nafkah kok gak mau, usaha dikit gak mau. Oalah nasib… nasib. Nasib Orang miskin… Nasib… nasib. Nasibnya kaum wanita. .. duh gusti paringana arta. Aku sudah gak kuat lagi. Oh.. nasib.. nasib… kenapa dirimu hanya bias aku ratapi.
DITENGAH KESEDIHAN ISTRI. DATANG SEORANG YANG SEDANG MENCARI DUKUN AMPUH.
028. PARJI PRT                   :   Kulo nuwun… any body home….
029. ISTRI                           :   Monggo. Ada bodi kok di sini.
030. PARJI PRT                   :   Permisi…
031. ISTRI                           :   Mari….
032. PARJI PRT                   :   Excuse me
033. ISTRI                           :   Hi hi hi…. Apa ya jawabnya, oh yes… pis…pis. Untung sesekali pernah dengar orang ngomong cara landa.
034. PARJI PRT                   :   Can you help me ?
035. ISTRI                           :   Oh Pasti yes, yes sekali, Pokoknya pis… pis… deh.
034. PARJI PRT                   :   m…. I want some information. Please talk to me, about… eyang progo the super star.
035. ISTRI                           :   Oh Iwan… itu yes. Eyang progo pis.. pis… pis… Nyuwun sewu, jan-jane panjenengan punika, ngunandika menapa tho?
036. PARJI PRT                   :   Lha nggih nyuwun pangapunten, sejatosipun kawula wonten mriki, bade tanglet “ menapa panjenengan mangertos dalemipun eyang progo, dukun ampuh saking sak kilenipun kali progo?”.
037. ISTRI                           :   Wah malah jadi seperti main kethoprak, Sulit omongnya, pakai bahasa biasa saja.
038. PARJI PRT                   :   Setuja setuju saja. Saya sendiri juga pating pecothot je ngomongnya. Begini bu…
039. ISTRI                           :   Asdi Ranjang.
040. PARJI PRT                   :   Buas di Ranjang ?
041. ISTRI                           :   Ya. Asdi nama suami saya, memang dahulu pekerjaannya tukang memperbaiki ranjang, orang orang sering menyebut Asdi Ranjang, jadi orang orang pun suka menyebut saya Bu Asdi Ranjang.
042. PARJI PRT                   :   Jadi begini Buas Di ranjang…. Saya kemari, sesungguhnya akan bertanya. Konon katanya, di desa ini ada seorang dukun ampuh yang bisa menyembuhkan apa saja, Dari penyakit apendik sampai penyakit gudig, segala macam penyakit dada, hati, mata,tangan, leher, perut, kepala, pundak, lutut, kaki, kepala, pundak, lutut kaki, lutut, kaki. Konon katanya sih namanya eyang progo.
043. ISTRI                           :   (MASIH RAGU RAGU MENJAWAB) Eyang progo, dukun ampuh, ahli segala macam penyakit, penyakit kepala, pundak, lutut, kaki, kepala, pundak, lutut, kaki, lutut, kaki. (OTAK LICIKNYA TIBA TIBA MUNCUL) Oh ada… sudah dekat… ibu sudah dekat, ibu sudah berada didekatnya.
044. PARJI PRT                   :   Oh jadi Ibu sendiri ? (TIBA TIBA MENYEMBAH NYEMBAH IBU DAN MENANGIS) Oh bu tolonglah majikan saya bu, beliau sakit parah, hanya kepada ibu dia dapat di sembuhkan, sudah ratusan dokter, dukun, tabib, mencoba menyembuhkan tetapi gagal total. Majikan saya tidak sembuh sedikitpun, tolonglah lah saya bu, tolonglah majikan saya bu, tolonglah keluarga majikan saya bu…
045. ISTRI                           :   Bukan.. bukan saya… saya bukan eyang progo. Anda salah….
046. PARJI PRT                   :   Oh ya maap, maaf bu, karang saya kesusu susu cari dukun je. Lantas dukunnya yang mana ya bu ?
047. ISTRI                           :   Jangan kuatir. Sampeyan tidak usah nyari, karena dia dukun ampuh, dia yang akan nyari sampeyan.
048. PARJI PRT                   :   (BERDECAK KAGUM) Ck.. Ck… Ck….
049. ISTRI                           :   Sampeyan cukup berdiri di situ, beliau dukun sakti ini akan datang dengan sendiri….
050. PARJI PRT                   :   (BERDECAK KAGUM) Ck.. Ck… Ck….
051. ISTRI                           :   Tanpa Sampeyan ceritakan penyakitnya, beliau akan tahu dengan sendirinya.
052. PARJI PRT                   :  (BERDECAK KAGUM) Ck.. Ck… Ck….
053. ISTRI                           :   Pokoknya beliau ini Ck.. Ck… Ck….
054. PARJI PRT                   :   (BERDECAK KAGUM) Ck.. Ck… Ck….
055. ISTRI                           :   Tetapi, untuk bertemu dengan beliau ini, ada syaratnya…
056. PARJI PRT                   :   Apapun syaratnya akan saya penuhi, bu. Apapun, pokoknya beriiis.
057. ISTRI                           :   Syaratnya, beliau ini harus dipukuli terlebih dahulu…
058. PARJI PRT                   :   Lho Kok ?
059. ISTRI                           :   Inilah unik dan anehnya dukun antik eyang progo sang super star. Beliau ini tidak mau mengaku dukun kalau tidak di pukuli terlebih dahulu, tidak mau memeriksa kalau tidak di pukuli dahulu, tidak mau mengeluarkan kepandaiannya kalau tidak di pukuli dahulu. Jadi jangan di sembah-sembah seperti saya tadi, dia malah tidak mengaku.
060. PARJI PRT                   :   Gitu ya
061. ISTRI                           :   Ya begitu lah. Aneh kan? (TAHU KALAU SUAMINYA AKAN DATANG) Nah… nah… nada nadanya eyang progo sudah mencium bau sampeyan yang akan minta pertolongan. Sampeyan berdiri saja di situ. Tutup mata, hitung sampai sepuluh, Beliau Pasti Datang (PERGI MENINGGALKAN PARJI PRT) Ingat, jangan lupa di pukuli dahulu.
PARJI PRT MEMUTUP MATA DAN MENGHITUNG SAMPAI SEPULUH. SUAMI MENGHAMPIRI PARJI.
062. SUAMI                        :   Weh.. ? Ini orang aneh atau orang kesasar? Wong sudah tua begini masih main petak umpet? Tetapi kok mainnya di sini ya, apa sudah tidak ada tempat lain? Apa orang ini orang yang sedang belajar menghitung dan kesasar di sini? Aneh? Ada ada saja.
063. PARJI PRT                   :   (TEPAT HITUNGAN KE SEPULUH) Ya pak Dukun Eyang Progo !
064. SUAMI                        :   Hus ! Guandrik Putune ki ageng serang !!
065. PARJI PRT                   :   Nah ! Panjenengan pasti Eyang Progo, dukun ampuh sang super star.
066.  SUAMI                       :   Dukun apa ? Ampuh gimana ? sampeyan nglindur ya ? Ngimpi ?
067. PARJI PRT                   :   Anda pasti dukun, orang pinter ?
068. SUAMI                        :   Bukan, tidak, Bukan Dukun, Tidak Pinter.
069. PARJI PRT                   :   Pasti Dukun, Sudah pasti pinter.
070. SUAMI                        :   Bukan, sungguh.
071. PARJI PRT                   :   Mbok dukun
072. SUAMI                        :   Bukan ah.
073. PARJI PRT                   :   Dukun aja.
074. SUAMI                        :   Bukan ! Bajigur! Orang ini kesurupan apa?
075. PARJI PRT                   :   Dukun !
076. SUAMI                        :   Bukan !
077. PARJI PRT                   :   Duk…
078. SUAMI                        :   Buk…
079. PARJI PRT                   :   Benar juga kata ibu itu, memang harus dipukuli dahulu. (MENGAMBIL KAYU DAN MEMUKULI ORANG ITU) Kamu pasti dukun, pasti orang sakti, ampuh, pinter…. dll.   Dll…
080. SUAMI                        : (KARENA TERUS DI PUKULI, AKHIRNYA MENYERAH) Ya dukun… dukun juga boleh…
081. PARJI PRT                   :   Nah begitu, kalau ngaku dari tadi, saya kan tidak harus memukuli bapak. Jadi begini bapak dukun…
082. SUAMI                        :   Tetapi saya bukan dukun…
083. PARJI PRT                   :  Masih menyangkal (KEMBALI MEMUKULI) Ngaku tidak ?
084. SUAMI                        :   Ya ngaku… ngaku… Dukun ! (BICARA SENDIRI) Yah daripada dipukuli, jadi dukun ya tak apalah, iseng-iseng berhadiah. (KEPADA PARJI PRT) Jadi apa keluhannya.

KEMUDIAN PARJI PRT MENERANGKAN PANJANG LEBAR (DENGAN BAHASA ISYARAT). PARJI MENINGGALKAN SUAMI SENDIRI, SETELAH MEMPERSIAPKAN SEGALA SESUATU, SUAMI MENYUSUL PARJI PRT. KE KOTA.

BAGIAN II
DI RUMAH KELUARGA BAPAK MARTABAT. PUTRI, ANAK SATU SATUNYA PAK MARTABAT SEDANG DIKEJAR-KEJAR SEOARANG SUSTER UNTUK DI SUNTIK.
085. SUSTER                      :   Ayo sini nak, jangan takut, sebentar lagi kamu pasti sembuh. Ayo sini sebentar saja, ayo, kamu jangan menurunkan kredibilitasku sebagai suster, kamu jangan merendahkan kwalitas namaku sebagai suster sakti. Ayolah nak, ayo.
086. PUTRI                         :   (TAKUT) Kredabeg gup lgu gigu kali hila tara ystgerdfe bdgdtrfvb nhytrs.!
087. SUSTER                      :   Ini ramuan terbaruku, inti sari susu kedelai yang di kombinasi ASI yang di sedot dari ibu-ibu pilihan berkwalitas super yang berusia 40 tahun.
088. PUTRI                         :   Kredabeg gigu kali hila tara ystgerdfe bdgdtrfvb nhytrs.!
089. SUSTER                      :   Sudah pasti obat ini, jaminan sembuh.
090. PUTRI                         :   Kredabeg! gup lgu ! gigu kali ! hila ! tara ! ystgerdfe bdgdtrfvb nhytrs.!!!!!
091. SUSTER                      :   Ayolah, demi kredi peti, demi spon bob, demi aquarius, demi apolo, demi kian.
092. PUTRI                         :   (SEMAKIN KETAKUTAN) Kredabeg gup lgu gigu kali hila tara ystgerdfe bdgdtrfvb nhytrs.

MUNCUL BU MARTABAT.
093. BU MARTABAT             :               Oh, jadi begitu ya cara mengobatinya, pakai maksa maksa, anarkis ya, pakai kekerasan ya, orang sudah tahu ketakutan, malah di takut takuti ya, sudah tahu putriku lari kesana kesini kesitu masih di kejar saja. Sudah jelas jelas takut di suntik, mau di coblos saja. Suster macam apa kamu ini, mal praktek ya, illegal ya, palsu ya, apus-apusan ya, dasar… dasar…. Dasar…. Benci aku, pokoknya akan aku tuntut, ke meja hijau, karena sudah mengancam dan menakut-nakuti anak. Itu juga bias masuk pasal tindakan tidak menyenangkan, kalau caranya begitu anakku tidak semakin sembuh tapi malah tambah parah sakitnya. Dasar… dasar.. dasar….. huh !
094. PAK MARTABAT       :   (DATANG MENYUSUL) Mbok yang sabar bu, yang sareh, kok malah marah-marahdengan suster, ini demi anak kita bune, segala cara patut kita coba.
095. SUSTER                      :   Ya maafkan saya bu, Bukan maksud saya bu, untuk menyakiti anak ibu, ini dalam rangka penyembuhan secara medis.
096. BU MARTABAT         :   Penyembuhan apa, penyembuhan kok menakut nakuti, penyembuhan kok bikin girap girap , penyembuhan cara mana itu?
097. PAK MARTABAT       :   Jangan menuduh yang bukan bukan, siapa tahu itu cara yang paling canggih, paling baru…
098. BU MARTABAT         :   Whe lha dalah ada gajah makan jadah ! bapak kok membela si suster ini tho? Seneng ya sama susternya? Tertarik ya? Emploken kabeh sana !
099. PAK MARTABAT       :   Bukan begitu bu, bukannya membela bu…
100. SUSTER                      :   Saya sungguh sungguh demi pengobatan bu, sesuai yang saya pelajari di yuniversitas kesusteran sekolah saya bu. Dan menurut penelitian para ahli, cara ini memang cara yang paling manjur untuk penyakit anak ibu.
101. BU MARTABAT         :   Penelitian apa? Sok idih saja kamu ini. Mana bisa menyembuhkan orang, kalau yang akan di sembuhkan malah jiwanya tidak stabil, malah paranoid berlebihan, malah pobia sepobia pobianya.
102. PUTRI                         :   (PROTES KEPADA IBUNYA) Kredabeg gup lgu gigu? kali hila tara ystgerdfe bdgdtrfvb nhytrs.?
103. BU MARTABAT         :   Nah iya kan? Putriku malah semakin sakit? Semakin menderita? Sudah.. sudah pulang sana ke yuniversitasmu, belajar lagi, biar tidak menjadi sarjana premature, sarjana invalid.(MENGUSIR SUSTER) ayo pulang sana, dan tidak akan ku bayar kamu, ayo lekas pulang, mumpung aku belum berubah pikiran untuk menuntutmu.
SUSTER PUN PERGI.
104. PAK MARTABAT       :   Sabarlah bune, jangan mencit mencit begitu omangannya, nggak usah lancip lancip begitu nerocosnya, nanti darah tingginya naik lagi. Jadi orang itu mbok iyao sobar, orang sabar itu disayang Gusti Allah.
105. BU MARTABAT         :   Sabar sing kepiye pak, saya ini sedang panik, sedang sok, anak kita ini sedang sakit serius, kok disuruh sabar, nggak bisa, kita harus terus berusaha keras sekeras kerasnya agar anak kita ini sembuh. Bapak malah nyuruh sabar, nanti kalau anak kita tidak sembuh bagaimana, jadi gagu seumur umur pigimana, jadi cacat. Apa bapak tega.
106. PAK MARTABAT       :   Tetapi ya jangan grusa grusu seperti itu tho bu. Semprot sana semprit sini, nerocos sana nericis sini, ubeg begijigan ngalor ngidul. Semua dokter, suster, bidan, dukun, tabib, singshe, dan segala macam juru sembuh yang kesini, semua telah kena hujatan amarahmu. Dan suster tadi sudah orang ke seratus tiga puluh tiga, yang kena hujan amarahmu yang teramat sangat cerewet banget itu.
107. BU MARTABAT         :   Habisnya mereka itu leda lede, ita itu, ina inu tetapi tak ada yang becus, malah bikin anak kita jadi ketakutan. Nyari dokter kok nyari yang mata duitan, belum apa apa sudah bayar di muka, baru tanya nama udah bayar duluan, padahal belum diperiksa, belum diobati, dokter apa itu, dan lihat hasilnya tidak sembuh juga. Kalau semua dokter begitu aku kan jadi mumet, mlungkret (MENUMPAHKAN KEMARAHANNYA DENGAN  TERIAK) heh !!!!
108. PAK MARTABAT       :   Bu ?
109. PUTRI                         :   (MENCOBA IKUT BERPENDAPAT TETAPI MASIH GAGU) Kredabeg! gup lgu ! gigu kali ! hila ! tara ! ystgerdfe bdgdtrfvb nhytrs.!!!!!
110. BU MARTABAT         :   Ga ga, gi gi, ga ga, gu gu, Ya  kamu itu yang bikin ibumu ini bludreg stress berat. Sesak napas, mengi, mengkis mengkis. (NAPASNYA SESAK)
111. PUTRI                         :   (MENANGIS MERASA DISALAHKAN) Kredabeg! gup lgu ! gigu kali ! hila ! tara ! ystgerdfe bdgdtrfvb.
SEMENTARA ITU, BU MARTABAT SEMAKIN SESAK NAPAS, DAN HAMPIR PINGSAN.
112. PAK MARTABAT       :   Waduh mbokmu kumat lagi nduk.
113. BU MARTABAT         :   (SEPERTI NGOMNYANG) Barakadah, wasawyah, karakadah, Barakadah, wasawyah, karakadah, Barakadah, wasawyah, karakadah, air.. air… (TERIAK MEMANGGIL PARJI) Parji… Air… !
114. PARJI PRT                   :   (YANG TIBA TIBA DATANG DARI LUAR) I am coming….Saya datang ndoro putri, saya sudah coming ndoro kakung.
115. BU MARTABAT         :   Air.. ambilkan aku air… aku sesak napas… air…
116. PARJI PRT                   :   Kali ini pasti ndoro putri tidak perlu air untuk menghilangkan sakit sesak napas. Karena saya telah menemukan dukun ampuh sang super star, seperti mimpi ndoro putri.
117. BU MARTABAT         :   (TIBA TIBA SEMBUH) Eyang progo ?
118. PARJI PRT                   :   Inggih leres, Eyang Progo.
119. PAK MARTABAT       :   Oh.. pasti dukun ini sangat ampuh, baru akan mendengar namanya saja, istriku langsung sembuh dari penyakit asma.
120. PUTRI                         :   (IKUT GEMBIRA, MASIH BISU) Kredabeg! gup lgu ! gigu kali ! hila ! tara ! ystgerdfe bdgdtrfvb nhytrs.!!!!!
121. PARJI PRT                   :   Dukun ini memang ampuh, tanpa aya cari datang sendiri.
122. PAK MARTABAT       :   Bisa menyembuhkan aneka penyakit ?
123. PARJI PRT                   :   Segalanya ndoro kakung, segala penyakit bisa ditumpas dengan tuntas.. tas… tas…
124. BU MARTABAT         :   Sekarang mana orang itu, aku kok sudah ingin ketemu.
125. SUAMI                        :   (TIBA TIBA MUNCUL SUDAH DENGAN PAKAIAN DAN PERALATAN ALA DUKUN) Aloooha ! Perkenalkan nama saya sesungguhnya Adi, Adi Karta Raja Nagara. Tetapi di dunia ilmu supranatural orang sering menyebu dengan “ EYANG PROGO”. Juru sembuh paling ter masyur, canggih, dan pasti 100 % oke deh punya.
126. PAK MARTABAT       :   Oh silahkan, monggo silahken masuk. Memang dari ambunya, dari prejengannya, bapak ini memang sudah tampak seperti dukun ampuh…
127. SUAMI                        :   Super star….je….
128. PAK MARTABAT       :   Memang tidak di ragukan kalau penampilan bapak ini memang penampilan juru sembuh professional.
129. SUAMI                        :   (MEMEGANG TANGAN PAK MARTABAT) oh jadi ini tho yang sakit. Kalau dilihat dari gejalanya, terdiri dari gangguan di sebelah kiri, Wah… ini pasti migran. (MEMEGANG SISI YANG LAIN) Tapi tunggu, tunggu, Di sini kok juga mengalami kelainan. Wah ini lebih parah dari apa yang saya duga, Ini komplikasi Migran dan fertigo, atau bahasa ilmiahnya di sebut Vertigren. Atau dalam bahasa latin di sebut oregano Vertigano.
130. BU MARTABAT         :   Ck.. ck.. ck.. Ampuh bener…  Fasih sekali bahasa latinnya.
131. PAK MARTABAT       :   Tapi maaf pak super star, bukannya migran dan Vertigo itu, penyakit kepala ?
132. SUAMI                        :   Oh ini pengembangan ilmu pengetahuan pak, yang pada akhirnya dapat mengikuti perkembangan penyakit, memang dahulu migran dan vertigo itu penyakit kepala, tetapi setelah mengalami sublimasi saraf otak secara kimiawi, langsung terjadi interaksi positif antara ion-ion retina mata, yang langsung di sebar luaskan oleh bakteri anaoda dan katoda dalam kepala, yang kemudian di alirkan ke tangan. Begitulah.
133. BU MARTABAT         :   Gila Bener, pinter banget !
134. PAK MARTABAT       :   Oh Begitu ya ?
135. SUAMI                        :  Ya begitu itu, kejadian ilmiahnya.
136. PAK MARTABAT       :   Tetapi yang sakit bukan saya.
137. SUAMI                        :   Aduh, salah tho ? tiwas sudah aku brojolkan segala ilmuku je.
138. BU MARTABAT         :   Yang sakit ini (MENUNJUK PUTRI ANAKNYA) anak saya.
139. SUAMI                        :   Oh yang sakit ini tho, kebetulan sekali.
140. BU MARTABAT         :   Kok kebetulan ?
141. SUAMI                        :   Kebetulan, saya memang suka mengobati perempuan-perempun cantik. (KEPADA PUTRI) Siapa namamu nak?
142. PUTRI                         :   (MASIH BISU) pukjhyftrg bgcftr mnjghy.
143. SUAMI                        :   Oh, pasti anak ibu mengalami gangguan mulut.
144. PUTRI                         :   (MASIH BISU) pukjhyftrg bgcftr mnjghy.
145. SUAMI                        :   Oh aku yakin sekali kalau nak ibu ini bisu.
146. PUTRI                         :   (MASIH BISU) pukjhyftrg bgcftr mnjghy.
147. SUAMI                        :   Saya paham, paham, saya paham bahasanya. (KEPADA PUTRI) Blekuthuk blekutuk blekuthuk blekuthuk.
148. PUTRI                         :   (MASIH BISU) pukjhyftrg bgcftr mnjghy.
149. SUAMI                        :   Blekutak blekutik blekithuk ?
150. PUTRI                         :   (MASIH BISU) pukjhyftrg bgcftr mnjghy.
151. SUAMI                        :   Yah, aku sudah tahu jalan keluarnya. Sekarang silahkan semua saja yang tidak berkepentingan, untuk meninggalkan area ini. Baru setelah aku panggil, silahken dating.

TANPA BERTANYA LAGI, IBU DAN BAPAK MARTABAT SERTA PARJI PRT MENINGGALKAN PUTRI UNTUK DIOBATI.
DAN SETELAH SEPI, DUKUN PALSU ITU MENANGIS MERATAP MEMOHON SANG PUTRI UNTUK SEMBUH, KARENA DIA SESUNGGUHNYA TIDAK BISA MENGOBATI.
152. SUAMI                        :   Tolonglah saya nona, plis banget, saya sebenarnya bukan dukun, saya bukan super star, saya hanya bohong bohongan, sebab kalau saya tidak mengaku dukun, saya bakal dipukuli, tolonglah saya nona, tolong, saya sesungguhnya tidak 100% oke deh punya, saya sebenarnya minus 100% payah lah boleh. Tolong nona.
153. PUTRI                         :   (MELIHAT TINGKAH DUKUN PALSU ITU MERATAP SAMBIL MENANGIS, DAN SESEKALI KENTUT, PUTRI JADI TERTAWA GELI) Ih bau, bapak kentut ya?
154. SUAMI                        :   Saya kalau ketakutan berlebihan, memang suka kentut, bau lagi….
155. PUTRI                         :   (MASIH TERTAWA GELI) Sudah pak, sudah, jangan menghiba-hiba lagi, saya lihat bapak menangis sambil kentut, bikin perut saya kram karena tertawa.
156. SUAMI                        :   (SADAR, TERHERAN MELIHAT PUTRI BISA BICARA NORMAL) oh jadi…. Jadi…
157. PUTRI                         :   (KEMBALI PURA PURA BISU) Btrfaredeij nrhyui mbngjtyuygr.
158. SUAMI                        :   Oh saya tahu.. saya paham.. nona pura-pura ya… nona bohong-bohongan ya… sudah jangan acting di depan gurunya acting.
159. PUTRI                         :   Iya je. Saya pura-pura, maaf kalau sudah merepotkan semua orang, termasuk bapak..
160. SUAMI                        :   Memangnya ada apa nona, kok pakai acara bisu-bisuan segala ?
162. PUTRI                         :   Habisnya saya akan di jodohkan, di jodohkan dengan mas Turah Wojo. Padahal saya masih ingin melanjutkan sekolah sampai perguruan tinggi.
163. SUAMI                        :   Oh begitu ya ?
164. PUTRI                         :   Nah untuk mengulur-ulur waktu perjodohan, sambil cari akal yang lain, ya saya pura-pura saja bisu.
165. SUAMI                        :   O.. o.. o.. o… makaten tho ? Jadi nono pura-pura bisu untuk menghindari perjodohan, dan ingin sekolah lagi.
166. PUTRI                         :   Ya begitulah pak, meskipun jaman sekarang biaya sekolah itu muahalnya minta ampun, tetapi saya tetep ingin sekolah.
167. SUAMI                        :   Baik, baik itu mau neruskan sekolah, tidak seperti saya, tidak pernah sekolah sama sekali. Begini saja Kita kong kalikong saja.
168. PUTRI                         :   Kong kalikong bagaimana ?
169. SUAMI                        :   Saya punya akal, kita perumit keadaan biar semakin genting. Tetapi nona setuju tidak kalau kita kong kalikong.
170. PUTRI                         :   Asalkan aku tidak jadi di jodohkan dan aku bias sekolah lagi, aku setuju.
171. SUAMI                        :   Oke, siip ! Kita bikin begina saja. (BERBISIK KEPADA PUTRI TENTANG RENCANANYA).
172. PUTRI                         :   Setuju.
173. SUAMI                        :   Setelah hitungan ke tiga, kita mulai. Konsentrasi, (LANGSUNG MENYEBUT) tiga….
174. PUTRI                         :   (MENJERIT HISTERIS)
175. SUAMI                        :   Nyonya, Tuan…

IBU/BAPAK MARTABAT, PARJI PRT BURU BURU MASUK.
176. PAK MARTABAT       :   Ada apa pak ?
177. BU MARTABAT         :   Waduh.. waduh… kok lagi lagi begini, lagi lagi begitu. Tobat.. tobat…
178. PARJI PRT                   :   Ndoro.. ndoro nona… ndoro nona putri. Pripun, wonten napa?
179. SUAMI                        :   Wah gawat ini.. semakin gawat, ini bener-bener emerjensi. Ambilkan air putih.
PARJI PRT MENGAMBIL AIR PUTIH.
180. PARJI PRT                   :   Ini airnya pak dukun.
DUKUN GADUNGAN SEGERA MENABURKAN SERBUK KE AIR DAN DIBERI JAMPI-JAMPI.
181. SUAMI                        :   Minumlah ini nak, minum. (AJAIB, PUTRI SEMBUH DAN BISA BICARA).
182. PUTRI                         :   Ajaib !! Aku bias bicara…. Ho.. ho… aku bisa bicara…
183. BU MARTABAT         :   Sukur.. Gusti Allah Pangeran, terima kasih, anakku bisa bicara lagi. Ayo sekarang segera kita panggil kerabat kita, kita adakan sukuran dan kita langsung rapatkan tentang perjodohan anak kita dengan Mas Turah Wojo.
184. PUTRI                         :   Perjodohan ? (KEMBALI BISU) bgstreemnfh kjuy kiki kuk  hmjouljm.
185. BU MARTABAT         :   Lho Pak ? Kok kembali jadi gagu?
186. SUAMI                        :   Nah inilah akar permasalahannya. Karena tekanan mental yang teramat sangat, fungsi-fungsi organ otak kepala yang ke mulut jadi terganggu. Terjadilah bisu.
187. BU MARTABAT         :   Lantas bagaimana cara menyembuhkan secara total pak?
188. SUAMI                        :   Tenangkan pikirannya, jernihkan hatinya, muluskan cita-citanya. Akan aku acoba sembuhkan lagi, dan ini untuk terakhir kalinya, sebab setelah itu akan afkir, dan bisa wassalam. (KEMBALI MEMBERI RAMUAN).
189. PUTRI                         :   (SEMBUH) ah.. lega…
190. BU MARTABAT         :   Nak…
191. SUAMI                        :   Tunggu sebentar bu, Sebelum melontarkan pertanyaan-pertanyaan, mohon kata-katanya di atur terlebih dahulu, dari pada anaknya nanti invalid. Jangan lupa, Tenangkan pikirannya, jernihkan hatinya, muluskan cita-citanya. Jangan paksakan kehendak.
192. BU MARTABAT         :   Baik , baik, aku hanya akan menanyakan keinginannya, (KEPADA PUTRI) piye nak, piye, apa sing di pingini?
193. PUTRI                         :   Sekolah.. sekolah….
194. BU MARTABAT         :   Iya sekolah.
195. PUTRI                         :   Putri ingin sekolah dulu yang tinggi, tinggi sekali.
196. BU MARTABAT         :   Ya kalau memang itu kemauanmu.
197. SUAMI                        :   Nah itulah ibu yang baik dan benar, memberi keluasan berpikir bagi anaknya, anak itu amanah. Tidak memaksakan kehendak. Anak kita sesungguhnya bukan anak kita, dia adalah anak jaman yang terus mengalir sesuai jamannya. Kita hanya membimbingnya, tidak mencetaknya.
198. ISTRI                           :   (MENYUSUL SUAMI) Pak.. Pak.. aku kangen karo kowe je.
199.PARJI PRT                    :   Lho Jadi Bapak ini, suaminya ibu ini…
200. BU/PAK MARTABAT : Berarti…..
201. SUAMI                        :   Begitulah, yang penting masalahnya selesai tho?

-Selesai-

JOKO SEMPRUL”

“JOKO SEMPRUL”

2 Votes
(Naskah telah dipentaskan)

Oleh :
1. Mega Dwi F.           (071644071)
2. Rochmatul N.       (071644086)
3. Nining H.                (071644087)
4. Useful B.                 (071644088)
5. Rista Trian U.       (071644095)
6. Maria Y.                  (071644127)
7. Hermina L.             (071644128)
8.  Dody Tulle             (071644175)




Naskah : “ JOKO SEMPRUL “

Pendukung pementasan :
1. Mega Dwi F.               (O71644071)
2. Rochmatul N.          (O71644086)
3. Nining H.                   (O71644087)
4. Useful B.                     (O71644088)
5. Rista Trian U.           (O71644095)
6. Maria Y.                      (O71644127)
7. Hermina L.                (O71644128)
8. Dody Tulle                 (O71644175)

STAF PRODUKSI
  • Pimpinan Produksi : Drs. Heru Subrata, M.Si
  • Sutradara : Mega Dwi F.
  • Asisten Sutradara : Rista Trian U.
  • Sekretaris : Useful Baginda
  • Bendahara : Nining H.
  • Seksi-seksi :
1. Penata Panggung
Dody Tulle
Hermina L
Useful baginda
2. Penata rias dan busana
Rista Trian U.
Maria Y.
Nining H.
3. Musik
Mega Dwi F.
Rochmatul N.
4. Lampu
Useful Baginda
Dody Tulle
5. Tari / gerak
Mega Dwi F.
Rista Trian U.
Pemain :
Useful B.                 Sebagai JOKO SEMPRUL
Rochmatul N.           Sebagai WANITA
Maria Y.  Sebagai MAMA
Dody T.   Sebagai PAPA
Rista T.    Sebagai DEWI (pacar JOKO SEMPRUL)
Hermina L.              Sebagai GADIS 1
Mega D.   Sebagai GADIS 2
Nining H. Sebagai IBU DOSEN

SINOPSIS
Kisah ini menceritakan seorang pemuda yang menganggap dirinya seorang yatim piatu padahal kedua orang tuanya masih segar bugar, namun memang keduanya yang tak lagi bersama dan tak pernah memperhatikan anak semata wayangnya. JOKO SEMPRUL seorang mahasiswa di salah satu PTN bergengsi yang mengalami depresi dan mengalami ketergantungan akan obat telarang yang di kenalkan oleh seorang wanita  di pinggir jalan. Agar kebutuhan akan barang-barang haram tersebut ia mneghalalkan segala cara mulai dari meminjam uang teman-temannya, menjual barang-barang berharga yang ada di rumahnya hingga ia berani mencopet dompet dosennya.
Hingga akhirnya dia  terkapar, sekarat, dan meninggal dalam pelukan kedua orang tuanya.

KONSEP PENYUTRADARAAN :
  1. A. Latar Belakang Cerita
Cerita  “Joko Semprul”  ini kami ambil melalui berbagai pertimbangan diantaranya :
  1. Cerita yang disajikan merupakan fenomena umum yang banyak ditemui di masyarakat saat ini, dan memiliki unsur-unsur menarik di dalamnya.
  2. Tokoh-tokoh di dalamnya memiliki karakter yang unik dan menarik untuk di perankan
  3. Cerita ini dapat menyadarkan generasi muda akan bahaya narkoba yang makin banyak di temui di tengah-tengah masyarakat saat iki.
Cerita ini terdiri dari 1 babak, yaitu sebagai berikut :

Babak I :
Joko Semprul dikenalkan dengan narkoba oleh seorang wanita yang ia temui di pinggir jalan. Hingga Joko Semprul mulai ketagihan dan menghalalkan berbagai macam cara untuk mendapatkan barang haram tersebut. Ia nekat menghutang kesana kemari, menjual barang-barang berharga milik mamanya, dan sampai berani mencopet dompet ibu dosennya. Hingga akhirnya dia sekarat dan mati dalam pelukan kedua orang tuanya

  1. Alur Cerita / pLot : Maju
  2. C. Setting dan Penataan Panggung
Kisah ini bersetting di sebuah universitas ternama di Surabaya.
Babak I :
Setting :  Pinggir jalan depan kampus
Property :   Plakat nama universitas, trotoar jalan terbuat dari kertas duplek atau semacamnya, bangku panjang sesuai kebutuhan, kardus bekas besar (sebagai tempai sembunyi Joko Semprul saat Fly), dan beberapa tanaman.
(borgol, obat-obatan terlarang, suntikan (dengan ukuran diperbesar dibuat dari steroform))

  1. D. Tata Rias dan Busana
  • Joko Semprul :
Memakai kemeja, celana panjang, tas slempang, menggunakan riasan sederhana dan terkesan pucat dengan lipstick putih. Saat di penjara memakai kaos garis-garis hitam putih (kaos belel apapun) dan celana pendek.
  • Wanita :
Memakai celana jeans dan atasan yang terkesan casual, menggunakan riasan yang sederhana (minimalis).
  • Mama :
Memakai setelan blazer, rok, sepatu, tas jinjing, dan sebuah handphone (berkesan sebagai wanita karir yang sangat sibuk), menggunakan riasan yang agak menor.
  • Papa :
Memakai celana bahan hitam, kemeja, sepatu,  dan sebuah handphone, menggunakan riasan sederhana.
  • Ibu Dosen :
Memakai setelan blazer,rok,  tas jinjing, buku-buku di tangan, sepatu hak tinggi, menggunakan riasan agak menor.
  • Dewi,Gadis 1,2 :
Memakai pakaian yang casual, tas, beberapa buku di tangan, dan sepatu. Menggunakan riasan sederhana

  1. Tata Musik
Musik yang kami gunakan dalam drama ini merupakan upaya umtuk mendukung suasana agar lebih hidup.
Adapun music yang kami gunakan dalah sebagai berikut :
  1. Maafkanlah by Cassanova
  2. Koi by Kitaro
  3. Sozo by Kitaro
  4. Silk of sand by Kitaro
  5. Selamat jalan kawan by Tipe-X
  6. Hilang by Garasi
  7. Hampa hatiku by Ungu
  8. Ringtone keong racun
  9. ……..

SKENARIO
tokoh :
  1. 1. Joko Semprul, seorang yang gampang putus asa, emosi tinggi, pecandu narkoba, broken home,
  2. 2. Wanita seorang pengedar narkoba, genit, penggoda, cerdik, licik
  3. 3. Mama seorang yang egois, lemah lembut,
  4. 4. Papa seorang yang egois, pemarah, berwibawa, tegas.
  5. 5. Ibu Dosen seorang yang berwibawa, perhatian, lemah lembut
  6. 6. Dewi seorang yang lemah lembut, penolong, tegas, baik hati.
  7. 7. Gadis 1 seorang yang penakut
  8. 8. Gadis 2 seorang yang centil, cerewet, penakut
JOKO SEMPRUL
DI SEBUAH EMPERAN PAGAR PERGURUAN TINGGI, DUDUK SEORANG PEMUDA. DIA TAMPAK MURUNG, SEDIH, GELISAH. DITEMANI SEBUAH WALKMAN YANG SEDANG MEMUTAR LAGU SEDIH, DIA MULAI BERKISAH TENTANG PERJALANAN HIDUPNYA.

……………………………
01. JOKO SEMPRUL              :   Namaku Joko Semprul, umur 21 tahun, mahasiswa semester 7 di salah satu PTN bergengsi se-indonesia, Universitas Air Mancur. Aku adalah salah satu korban kebrengsekan….ya,,Kebrengsekan lingkungan. (MENGALUN LAGU SILK OF SAND BY KITARO) Selepas dari SMA aku pun lepas dari papaku, karena papa punya kekasih baru, mama tidak mau tinggal serumah dengan papa. Aku  kemudian ikut mama. Kasih sayang papa sejak saat itu hanya berujud uang, uang dan uang. Sejak saat itu juga hampir aku dan papa tak pernah ketemu. Karena mama berjuang sebagai single parent, akhirnya aku pun juga malah tak terurus. aku mulai kalut saat itu, kesepian. Hingga akhirnya …….
DATANGLAH  SEORANG WANITA MISTERIUS MENDEKATI JOKO SEMPRUL. DIIRINGI DENGAN LAGU HAMPA HATIKU BY UNGU.
02. WANITA                          :   (Menari genit) Imut.. imut… imut… adik manis jangan menagis, sedih ya ? Sedang berduka ya, kok bermuram durja ? mau saya temani??
03. JOKO SEMPRUL              :   Teman ?
04. WANITA                          :   Ya… teman.
05. JOKO SEMPRUL              :   Tetapi saya belum pernah berjumpa dengan kamu, melihatpun belum…, kenapa tiba-tiba kamu mengaku teman saya ?
06. WANITA                          :   Kau jangan berpikir aneh-aneh, jangan berpikir ruwet, jangan berpikir yang muluk-muluk, nanti malah bikin pusing tujuh keliling. Aku mengaku teman karena memang aku suka menjadi teman siapa saja yang sedang sedih, susah, gelisah, merasa tersingkirkan, merasa terasingkan, teman bagi orang yang kesepian….
Pokoknya teman bagi orang yang sedang membutuhkan temanlah…
07. JOKO SEMPRUL              :   Lantas kalau kau sudah menjadi teman apa yang kau lakukan untuk mengobati sakit hatiku saat ini ?
08. WANITA                          :   O… banyak… banyak… banyak sekali yang dapat aku perbuat. Sebagai teman sejati, aku akan berusaha menghiburmu setiap waktu, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik…
09. JOKO SEMPRUL              :   Setiap detik ? Kenapa bisa begitu ?
10. WANITA                          :   Bisa… bisa.. bisa sekali, dengan orang-orang seperti aku ini segala sesuatu bisa terjadi begitu saja…
11. JOKO SEMPRUL              :   Oh ya..?
12. WANITA                          :   Ya…
13. JOKO SEMPRUL              :   Ah masak ?
14. WANITA                          :   Sungguh !
15. JOKO SEMPRUL              :   Lantas bagaimana caranya, agar kita selalu dapat berteman ?
16. WANITA                          :   Mudah saja, setiap kali kau butuh teman, kau akan ku kasih obatnya. Obat mujarab menghilangkan rasa sepi dan rasa sedih. Sebagai teman baru, kuberi kau obat ini secara cuma-cuma, geratis.
Cobalah, kau pasti suka.
17. JOKO SEMPRUL              :   Terima kasih.

WANITA MISTERIUS ITU PERGI MENINGGALKAN JOKO SEMPRUL. TINGGAL JOKO SEMPRUL BERADA DI TEMPAT ITU SENDIRIAN.
18. JOKO SEMPRUL              :   Mula-mula obat biasa yang diberikan kepadaku, tapi obat itu betul-betul membuatku koplo, nyamleng, teler…, semakin lama wanita itu memberiku rokok, super cimeng katanya, terus… terus… terus… dia memberiku. Terus menerus sambil dia menguras uang jajanku. Hingga pada suatu hari ia memberiku serbuk aneh yang bila disuntikkan ke tubuhku, reaksinya luar biasa dahsyat. Aku jadi gila, ketagihan…

JOKO SEMPRUL TIBA-TIBA JADI GELISAH, SEPERTI ORANG TERKENA EPILEPSI, IA BERLARIAN KESANA-KEMARI, TUBUHNYA GEMETAR,JANTUNGNYA BERDEBAR SANGAT KERAS, IA MEMBONGKAR BARANG-BARANGNYA SAMBIL MENCARI JARUM SUNTIK DI DALAM TASNYA. SETELAH KETEMU, IA MENGIKAT LENGAN KIRINYA DENGAN IKAT PINGGANG, KEMUDIAN MENYUNTIKKAN SUATU CAIRAN KE TUBUHNYA,BADANNYA JADI TENANG KEMBALI. JOKO SEMPRUL MENEMUKAN PUNCAK RASA OBAT ITU BERADA DI SEBUAH KOLONG (ENTAH DI PARIT, DI BAWAH MEJA, KURSI, DI DALAM KARDUS, ATAU APA SAJA), SEHINGGA KETIKA KEDUA ORANG TUANYA DATANG MEREKA TIDAK MELIHATNYA. MESKIPUN BERADA DALAM SATU TEMPAT, PAPA DAN MAMA JOKO SEMPRUL TETAP BERBICARA MELALUI HANDPHONE.

………………..Musik ringtone keong racun…………………….
19. MAMA                             :   Halllooo…..Pap… anakmu nggak pernah pulang ke rumahku, pasti kau sembunyikan, pasti kau larang dia ke rumahku !
20. PAPA                               :   Apa ? Dia tidak pernah pulang ? Gimana sih kamu menjaganya, kalau memang nggak becus mengurusnya biar aku saja yang merawatnya.
21. MAMA                             :   Kamu nggak usah berpura-pura ya ?
22. PAPA                               :   Berpura-pura apa ? Aku sudah lima bulan tidak melihat batang hidungnya, hanya sebulan sekali kami berbicara, itupun lewat telepon dan itupun hanya berbicara masalah jatah uang jajannya. Kamu sih, dulu sanggup mengurusnya, e… sekarang hilang nggak tahu arah tujuannya…
23. MAMA                             :   Pap ! Kamu jangan asal menyalahkan begitu saja…
24. PAPA                               :   Kalau tidak menyalahkan kamu mam… lantas mau menyalahkan siapa ?
25. MAMA                             :   Ya menyalahkan diri papa sendiri. Main serong sembarangan, terus meninggalkan anak, meninggalkan keluarga, dasar egois !
26. PAPA                               :   Sudah…. sudah…. lebih baik sekarang kita cari dia, nanti kalau tidak ketemu, lapor polisi !
Ya sudah papa mau kerja dulu….
Huuuh….Dasar wanita marepotkan saja (menutup telepaon sambil menggerutu)
27. MAMA                             :   Iiiiich….Dasar si Papa…Hmmmm….(menutup telepon dengan jengkel)
PAPA DAN MAMA JOKO SEMPRUL MENINGGALKAN TEMPAT ITU MENUJU ARAH YANG BERBEDA.
28. JOKO SEMPRUL              :   Ya… begitulah orang tuaku, selalu saling menyalahkan dan sama-sama tak mau kalah. Mamaku mati-matian mencari aku, setelah beberapa minggu tidak pulang ke rumah. Eh, jangan salah kalau mamaku mencari aku karena rindu. Tidak ! Salah ! Mamaku mencariku karena barang-barang di rumah sudah habis kujual. Dari radio,tape, televisi, sampai yang mamaku uring-uringan adalah karena aku menjual perhiasan kesayangannya. Semua itu kujual untuk memenuhi kebutuhanku, untuk obat-obatan karena aku sangat ketagihan.
29. WANITA                          :   (Tiba-tiba muncul di hadapan Joko Semprul )  Joko sayang… Joko kecilku… aku membawakan kamu oleh-oleh.. ayo kamu mau tidak ?
30. JOKO SEMPRUL              :   Oh, barang itu… berikan padaku, aku butuh itu… tolong…
JOKO SEMPRUL MENGEJAR IMING-IMING YANG DITAWARKAN WANITA ITU, TETAPI WANITA TERSEBUT SENGAJA MENGGODANYA. HINGGA PADA AKHIRNYA WANITA ITU BERHENTI.
31. WANITA                          :   Tetapi tidak segampang itu Joko, kau harus membayarnya terlebih dahulu, juga membayar utangmu yang lalu… kalau tidak bisa… maaf, kami tak bisa memberimu…
32. JOKO SEMPRUL              :   Tolonglah… aku membutuhkan sekarang, tetapi aku tidak punya uang sepeserpun…., tolong… tolong… aku akan mati bila kau tak memberikannya… oh… tubuhku mulai menggigil, badanku mulai gemetar, jantungku berdebar-debar menghentak, berdentuman memecahkan kepalaku.. tolong beri aku…
33. WANITA                          :   Tak bisa Joko ! Sebelum kau memberikan uangnya…
34.JOKO SEMPRUL               :   Barangku sudah habis kujual, aku sudah pergi dari rumah, aku sudah tak ada uang….
35. WANITA                          :   Kalau begitu carilah…
36. JOKO SEMPRUL              :   Aku harus mencari kemana lagi ?
37. WANITA                          :   Banyak jalan menuju Roma, Joko…
38. JOKO SEMPRUL              :   Tapi aku tak punya keahlian…
39. WANITA                          :   Tetapi kau punya otak…
40. JOKO SEMPRUL              :   Tapi otakku sudah mampet kau racuni dengan obat-obatanmu…
41. WANITA                          :   Kuberi waktu beberapa saat lagi, kau pasti bisa mencari uangnya, tetapi kalau memang tak bisa…, ya sorry kalau pertemanan kita hanya sampai di sini. Selamat tinggal….
42. WANITA                          :   Good bye… my honey… bye-bye my little Joko… kiss bye…

WANITA ITU PERGI MENINGGALKAN JOKO DALAM KEADAAN PUCAT, MENGGIGIL KESAKITAN KARENA KETAGIHAN. HINGGA DATANG SEORANG WANITA MENDEKATINYA YANG TERNYATA DIA ADALAH DOSEN JOKO.
43. JOKO SEMPRUL              :   Oh Bu dosen mau lewat sini, matilah aku…

BU DOSEN LEWAT DI DEPAN JOKO DAN JOKO SENGAJA MENABRAKNYA SAMBIL TANGAN JOKO LIHAI MEMAINKAN JARI-JARINYA MENGAMBIL DOMPET BU DOSEN, BU DOSEN TIDAK MERASA KALAU DIAMBIL DOMPETNYA.
44. JOKO SEMPRUL              :   Oh Bu dosen, selamat siang. Ibu baru pulang ?
45. IBU DOSEN                     :   Eh, kamu Joko. Sedang apa kamu di sini? Kamu kok tampak pucat ? Sakit ?
46. JOKO SEMPRUL              :   Oh… tidak apa-apa bu, hanya capek saja…
47. IBU DOSEN                     :   Benar hanya capek ? Tapi wajahmu pucat sekali, tubuhmu menggigil begini, sudah kau bawa ke dokter ?
48. JOKO SEMPRUL              :   Tidak usahlah bu, nanti juga bakal sembuh sendiri.
49. IBU DOSEN                     :   Oh ya, omong-omong sudah beberapa hari ini kamu tak kelihatan di kampus, dan sering absen di kelas saya, kamu bolos ya ?
50. JOKO SEMPRUL              :   Benar bu, belakangan ini adalah hari tersulit saya, setelah ada keperluan keluarga selama beberapa hari di luar kota, saya terus agak kecapekan, jadinya ya begini inilah bu…
51. IBU DOSEN                     :   Oh, begitu ya, ya sudah kalau begitu ibu pulang dulu, kalau tidak mau ke rumah sakit, istirahat di rumah saja…
52. JOKO SEMPRUL              :   Terima kasih bu, terima kasih atas segalanya…

IBU DOSEN BERJALAN MENINGGALKAN JOKO SEMPRUL SENDIRIAN.
53. JOKO SEMPRUL              :   (Tersenyum girang) Termasuk terima kasih atas dompetnya (sambil membuka dompet yang dicopet dari kantong ibu dosen) ah lumayan… buat tambahan hidupku sementara ini, tapi kok masih kurang ya… oh… sementara badanku semakin gemetaran. Aku harus dapat uang darimana lagi ?

BEBERAPA SAAT KEMUDIAN, MUNCUL BEBERAPA GADIS TEMAN SEKOLAH JOKO SEMPRUL.
54. JOKO SEMPRUL              :   Wah ini, mangsa baru, mudah-mudahan mereka membawa rejeki.

PARA GADIS KETAKUTAN MELIHAT  TINGKAH LAKU JOKO SEMPRUL YANG ANEH.
55. GADIS 1                          :   Itu kan si Joko, Joko Semprul…
56. GADIS 2                          :   Iya, itu kan si Joko pacarnya Dewi.
Tapi kok sekarang jadi aneh gitu yaa,,,, matanya garang, tubuhnya sempoyongan… aku malah takut…
57. GADIS 1                          :   Iya aneh sekali, apalagi setelah beberapa hari ini tak masuk kuliah…
58. GADIS 2                          :   Jangan-jangan…. dia sedang….
59. GADIS 1, 2,                      :   Ya ! Pasti dia sedang FLY !
60. GADIS 1                          :   Dia sedang mabuk berat, lebih baik kita jangan dekati dia….

KETIKA PARA GADIS ITU HENDAK PERGI MENINGGALKAN JOKO SEMPRUL, TIBA-TIBA JOKO SUDAH MEMBENTAKNYA.
61. JOKO SEMPRUL              :   He…. he.. he.. mau kemana kalian ? Enak saja meninggalkan kawan begitu saja tanpa tegur sapa…
62. GADIS 2                          :   (Bicara ketakutan) Eh, tidak kok. Anu… kami… anu…
63. JOKO SEMPRUL              :   Anumu kenapa ?
64. GADIS 1                          :   Kami hanya mau lewat kok…
65. GADIS 2                          :   Iya benar, kami habis dari kampus,,kami hanya mau pulang…
66. JOKO SEMPRUL              :   Eh.. enak saja pulang… temannya sedang tak punya duit begini main pulang begitu saja… ayo, sebelum pulang sumbang aku dulu…
67. GADIS 2                          :   Maaf, aku sudah tak punya uang, sudah habis tadi…
68. GADIS 1                          :   Iya, aku juga…
69. JOKO SEMPRUL              :   Ah.. bohong kalian semua ! Ayo mana aku geledah tas kalian…
70. GADIS 2                          :   Heh….!!!!Kamu jangan kurang ajar ya Jok…
71. JOKO SEMPRUL              :   Cerewet…

JOKO SEMPRUL MENGEJAR KEDUA GADIS ITU, TETAPI DIHENTIKAN DEWI, PACAR JOKO SEMPRUL.
72. DEWI                              :   Berhenti ! Apa-apan kamu Joko, mengejar teman-temanku, mau kau perkosa ya…
73. GADIS 1                          :   Ia mau meminta uang kami dengan paksa….
74. GADIS 2                          :   Iya Dewi, Joko akan mengobrak-abrik tas kami…
75. DEWI                              :   Oh begitu ya ? Kau sekarang jadi perampok ya, jadi penipu ya.. lantas, uang seratus ribu yang kau pinjam dariku kemarin, sekarang kemana ?
76. JOKO SEMPRUL              :   Sudah habis…
77. DEWI                              :   Sudah habis kau belikan obat-obatan itu lagi ya ? Teganya kau ini Joko, itu kan uang tabunganku. Katanya mau kau gunakan ke dokter, katanya kamu sudah sembuh dari obat-obatan itu, katanya…(Setelah berhenti sejenak menahan marah dan tangisnya) Ah, sudahlah pacaran kita cukup sampai di sini…
Joiko                                     : dewi maafkan aku……
Dewi                                     : LEPAS JOKO!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(diiringi lagu garasi “Hilang”)

DEWI BERLARI MENINGGALKAN JOKO, KEMUDIAN DISUSUL PARA GADIS TEMAN-TEMANNYA.
78. JOKO SEMPRUL              :   (Di puncak kegelisahannya) Gagal ! (Berteriak sekeras-kerasnya) Gagal ! Hancur semuanya… inilah hari kehancuranku, tak dapat uang, tak ada obat, dibenci kawan-kawan, tak diakui orang tua, sudah tidak kuliah… Semua pergi….pergi…pergi meninggalkanku sendiri….(diiringi lagu garasi Hilang)

DATANGLAH DUA ORANG GADIS DAN DEWI DATANG MELIHAT JOKO TERKAPAR SAKAUW.
79. Gadis 1                            :   Oh…ya kamu masih ingat tugas Pak Heru kemarin gak???
Haduuuch…maca’ tiap disuruh on line terus….
80. Gadis 2                            :   Iyyaa…gak tau apa biaya internet tu gak murah….wong jurusan kita aja nunggak, apa lagi kita???
81. Gadis 1                            :   Lha enak kamu ikut orang tua,,,kalau uang habis tinggal minta…
Aku nunggu beasiswa turun tiap tiga bulan sekali,,itu pun kalau lancar…kalau tidak…..Kere aku…!!!!
(terdengar suara orang menggigil…..)
82. Gadis 2                            :   Heh…!! kamu dengar suara aneh gak???
83. Gadis 1                            :   Iyaaa…yaa…suara apa ini (sambil celingak-celinguk mencari sumber suara)
Itu kan JOKO (menunjuk kearah JOKO)
Ayoo kita kesana……kamu panggil dewi (panik)
84. Gadis 2                            :   Deewwwwwwwwiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…………………!!!!!
85. Dewi                                :   Ada apa??
86. Gadis 2                            : Hhh….Hhhh…….itu…( menunjuk ke arah joko dengan panik )
87. Dewi                                : (terpaku melihat joko sakauw)
88. Joko                                :   Dewi maafin aku…
89. Dewi                                :   Iyyaa Jok….(sambil menangis)
90. Joko                                :   Aku boleh minta tolong??? Tolong teleponkan mama, papaku…
91. Dewi                                :   Tante, tolong kesini,,,Joko tante…Joko sakit tante…tolong ya tante…toloooong…cepat kesini tante…
MAMA ON STAGE MENEMUKAN DEWI YANG SEDANG DUDUK DISEBELAH JOKO DALAM KONDISI SAKAUW
92. Mama                              :   Dewi ada apa ini???
Apa yang terjadi dengan Joko?? (kaget bercampur panik)
93. Dewi                                :   Tidak tahu tante,,,sepertinya Joko sakauw tante….. (dengan ekspresi sedih)
94. Mama                              :   kamu kenapa Jok???
Kenapa bisa seperti ini nak?? (menangis)
95. Joko                                :   Mama….Papa….(diiringi lagu Maaf by casanova)
96. Mama dan Papa                :   iyyaa….Nak…
97. Joko                                :   Bolehkah Joko minta satu permintaan…
98. Papa                                :   Apa Nak??
99. Joko                                :   Mama, Papa Janji mau melaksanakan permintaan Joko??
100. Mama dan Papa              :   Iyaa…Pasti nak…
101. Joko                              :   Joko minta Mama dan Papa tidak bertengkar lagi…mama dan papa harus selalu bersama….dan tetap tersenyum….
102. Mama dan Papa              : Iyyaa Nak….
103. Joko                              : Terima kasih ma…paa… (Joko Menghela napas terakhir)
LAGU SEDIH KEMBALI MENGIRINGI KISAH PERJALANAN JOKO SEMPRUL(TIPE-X : Selamat Jalan).
DEWI MEMBACAKAN CATATAN JOKO SEMPRUL (DIIRNGI MUSIK SILK OF SAND). DAN SEORANG WANITA ON STAGE MEMBACAKAN AMANAT DARI CERITA DI ATAS.

“BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH”

“BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH”
A. STAF PRODUKSI PEMENTASAN
1. Pimpinan Produksi : Drs. Heru Subrata, M.Si.
2. Sutradara : Siti Halimah
3. Astrada : Istiqomah
4. Penata Musik : Hariroh
5. Busana / Tata Rias : Lusi Ratnaningsih, Husnol Hotimah
6. Pentas / Panggung : Suedi, Nurul Hasanah
Pemain:
1. Bawang Merah
2. Bawang Putih
3. Ibu Bawang Merah
4. Bapak Bawang Putih
5. Pangeran
6. Pengawal I, II, dan III
B. SINOPSIS CERITA
BAWANG MERAH BAWANG PUTIH
Alkisah di sebuah desa hiduplah satu keluarga yang terdiri dari: Ibu, Bapak dan seorang anak perempuan yang bernama “Bawang Putih”, mereka hidup bahagia.
Pada suatu hari musibah menimpa keluarga mereka, Ibu si Bawang Putih sakit parah. Ketika itu bapaknya sedang berdagang, Ibu si Bawang Putih tidak bisa diobati akhirnya meninggal dunia.
Si Bawang Putih sangat sedih sekali karena ditinggalkan Ibunya, sedangkan Bapak yang disayangi menikah lagi dengan wanita lain yang telah mempunyai anak perempuan yang bernama “Bawang Merah”. Bawang Putih semakin hari semakin sedih dan menderita karena disiksa oleh Ibu dan saudara tirinya.
Pada suatu hari lewatlah seorang pangeran yang tampan dia melihat Bawang Putih sedang mencuci baju di sungai, dia melihat kecantikannya dan kemudian jatuh hati padanya. Pangeran mengejar si Bawang Putih kerumahnya tetapi dihalangi oleh saudara tirinya, tapi karena kebaikan si Bawang Putih akhirnya dilamarlah oleh pangeran itu dan akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia selamanya.
C. NASKAH DRAMA
Alkisah disebuah desa hiduplah satu keluarga yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih, yang dalam hidupnya Bawang Putih penuh dengan siksaan dan hinaan serta omelan, hingga suatu ketika si Bawang Merah memanggil Bawang Putih dengan penuh amarah.
Babak I
1. Bawang Merah: Putih… Putih…!! kesini kamu. Kamu… harus membersihkan ruang tamu ini sampai bersih, jangan sampai ada debu-debu yang masih menempel. (sambil berkacak pinggang). Ingat ya! (menjitak kepala Bawang Putih) kalau sampai aku datang ruangan ini tidak bersih tahu sendiri nanti akibatnya! (mencebir dan membuang muka).
2. Bawang Putih : Baik, Bawang Merah! (merunduk dan pergi mangambil sapu).
3. Ibu & B. Putih : Lho, kok sepi. Bawang Putih kemana ya, kok ngak kelihatan! (sambil melihat kanan kiri) Putih… Putih… Putih…! kemana ya anak itu dipanggil-panggil gak nyaut!
4. Bapak & B. Putih: Ada apa sih bu…! (dengan perasaan tanda tanya).
5. Ibu & B. Merah : Eh…! Bapak, lho kapan Bapak yang datang kok Ibu nggak dengar Bapak ngetok-ngetok pintu. (sambil memegang tangannya).
6. Bapak dan B. Putih : E… tadi bu, memang Bapak sengaja nggak ngetok-ngetok pintu, soalnya bapak dengar Ibu berteriak-teriak memanggil-manggil Bawang Putih, Emangnya si Bawang Putih kemana bu? Dan kenapa dia? (dengan penuh keheranan).
7. Ibu & B. Merah : Oh tidak ada apa-apa pak (sambil mengelus-ngelus tangan suami) Ibu takut Bawang Putih kenapa-napa, e tak tahunya lagi istirahat dikamarnya, pak. (sambil merebah kepundaknya).
8. Bapak & B. Putih : Terima kasih ya bu, Bapak bangga sekali punya istri sebaik Ibu, dan saya sayang sekali sama Ibu juga anak kita berdua (mengelus rambut istri) kalau begitu Bapak berangkat berdagang lagi ya bu, paling disana saya 1 minggu. Ibu jaga diri baik-baik ya dan juga anak kita baik-baik, oh ya ini ada sedikit uang buat belanja (sambil menyodorkan uang). Baiklah bu Bapak berangkat dulu ya. (mengulurkan tangannya).
Ibu B. Merah : Iya pak (sambil mencium tangan Bapak) hati-hati dijalan, da…! Hem… dasar suami bodoh, kamu kira saya betul-betul mencintai kamu apa! Tidak ya, saya hanya mencintai uang dan rumah kamu ini… ha… ha… ha… (sambil menepuk-nepuk uang). Putih… putih…putih… kesini kamu! (berkacak pinggang).
9. Bawang Putih : Ya… ya… bu, ada apa bu?
10. Ibu B. Putih : Kemana aja sih kamu ha… kaman aja? (sambil menarik dan mendorong Putih) dipanggil-panggil dari tai nggak ada jawaban, kamu tuli ya… (sambil membuang muka).
11. Bawang Putih : Baik bu…! (dengan nada ketakutan).
12. Ibu B. Merah : Ya bagus, (sambil mengangguk-ngangguk kepala) sekarang kamu cuci baju itu sampai bersih mengerti? Ingat Bawang Putih, sebelum Ibu datang cucian ini dan lantai ini sudah harus bersih! Dengar….! (nada keras membentak).
Maka berangkatlah Bawang Putih ke sungai untuk mencuci baju itu, sambil menangis Bawang Putih Berkata!
13. Bawang Putih : Ya Allah, ampunilah dosa-dosa Ibu tiriku, berikanlah kekuatan dalam menghadapi cobaan ini. Ya Allah bukakanlah pintu hati Ibu tiriku dan saudara tiriku agar dia mau menyayangiku. (sambil menangis)
14. Pengawal I : Maaf tuan, e… lihat disana tuan, sepertinya ada seorang wanita. (sambil menunjuk).
15. Pengawal II : Ya benar tuan, sepertinya lagi mencuci pakaian tuan! (dengan penuh semangat).
16. Pangeran : Iya, betul-betul, tapi… sama siapa ya dia? Apa dia sendirian pengawal? (dengan penuh keheranan dan melihat kearah wanita itu, sambil berfikir) pengawal coba kalian lihat kesana…! (sambil menunjuk).
17. Pengawal I & II : Baik tuan…! (sambil mengangguk).
18. Pengawal I : Tuan, ternyata perempuan itu sendirian…!
Pengawal II : Perempuan itu cantik tuan dan kelihatannya orang baik-baik!
19. Pangeran : (Sambil mengangguk-ngangguk) Mari pengawal kita kesana…! (sambil menunjuk).
20. Pengawal I & II : Baik tuan…!
21. Pangeran : E… e… nona! (dengan gugup dan malu). Kalau boleh saya tahu nama nona siapa? Dan nona berasal dari mana? Dan kenapa pula sendirian di sungai yang sangat sepi ini…?
22. Bawang Putih : Maaf… tuan…! (sambil menjinjing rok dan mau berlari pergi).
23. Pangeran : Jangan… jangan… nona, jangan lari, saya bermaksud baik, saya lihat nona sendirian, jadi saya memberanikan diri menghampiri nona! (dengan senyuman).
24. Bawang Putih : Nama saya Bawang Putih tuan, saya berasal dari desa seberang, e… tapi maaf tuan, saya tidak bisa berlama-lama disini, saya takut dimarahi Ibu saya tuan…!
25. Pangeran : Tunggu… tunggu…! tunggu nona…! (sambil berteriak) mari pengawal kita ikuti Bawang putih itu, dimana sebenarnya rumahnya!
Kemudian berangkatlah Pangeran dan 2 pengawalnya untuk menuju rumah Bawang Putih, Pangeran merasa dialah wanita yang selalu diidam-idamkan, kemudian si Pangeran bergegas pergi ke rumah si Bawang Putih.
26. Ibu Bawang Merah : Anakku coba lihat disana, siapa itu yang datang? (dengan penuh keheranan).
27. Bawang Merah : Iya bu, sepertinya yang datang Pangeran. Aduh betapa gagahnya dan gangteng Pangeran itu. (dengan senyuman).
28. Ibu Bawang Merah : Tenang sayang, Ibu tahu kedatangan Pangeran itu ingin mencari permaisuri. (sambil memegang pundaknya).
29. Bawang Merah : Benarkah itu bu? Tolong saya bu, saya mau menjadi permaisuri Pangeran itu bu. (berloncat kegirangan).
30. Pangeran : Permisi…, permisi…!
31. Ibu Bawang Merah : Tuan…! (dengan terkejut)
E… ada apa gerangan tuan datang kegubuk kami ini, apa tuan mau mempersunting anak kami, yang cantik dan manis ini tuan? (sambil memegang dagu Bawang Merah).
32. Pangeran : Tidak…! (dengan lantang)
Saya kesini hanya untuk melamar anak ibu si Bawang Putih untuk menjadi permaisuriku. (dengan penuh senyuman).
33. Bawang Merah : Kenapa sih Pangeran lebih suka Bawang Putih dari pada saya, padahal Pangeran Bawang Putih orangnya licik sekali dan suka mempermainkan lelaki, tidak seperti saya yang baik, patuh dan setia. (sambil senyum gembira).
Lagian Pangeran Bawang Putih itu orangnya jelek tidak seperti saya cantik, manis, dan menarik, ia kan Pangeran?
34. Pangeran : E… iya-ya betul, kamu juga cantik, manis dan menarik nona, tapi sayang hati saya sudah terpikat sama si Bawang Putih, saya mohon tolong panggilkan Bawang Putih segera…!
35. Bawang Merah : Huuuh…! Bawang Putih, Bawang Putih lagi, emangnya nggak ada orang lain selain Bawang Putih, huuuh… sebel…!! (sambil menghentakkan kaki). Putih…! Puith…!!
36. Bawang Putih : Iya, mbak…!!!
37. Bawang Merah : Kesini kamu lihat ini ada Pangeran mau mempersunting kamu menjadi istrinya. (dengan mimik yang sinis penuh kebencian).
38. Pangeran : Bawang Putih, maukah kamu menjadi permaisuriku? (memberikan senyuman).
39. Bawang Putih : (Merunduk penuh senyuman dan malu-malu, berarti dia mau).
40. Ibu Bawang Merah : Maaf tuan, itu berarti tandanya Bawang Putih setuju menjadi permaisuri tuan!
41. Pangeran : Mari kesini Bawang Putih, ikutlah kamu keistanamu kamu akan aku persunting menjadi permaisuriku! (mengulurkan tangan dan menggandeng Bawang Putih pergi).
42. Bawang Putih : Ibu…! (menghampiri Ibu dan memeluknya).
Bawang Merah…! (menghampiri Bawang Merah dan memeluknya).
43. Pangeran : Baiklah bu, saya akan membawa Bawang Putih ke istanaku dan akan aku jadikan permaisuriku. (dengan senang hati).
Kalau begitu kami berangkat dulu bu, permisi…! (berjalan keluar rumah).
44. Ibu Bawang Merah : Ya tuan…!
Maka berangkatlah Pangeran dan Bawang Putih beserta pengawalnya untuk menuju istana kerajaan dan dijadikanlah Bawang Putih sebagai permaisuri, samapai akhirnya Pangeran dan Bawang Putih bahagia selamanya
“Kejahatan tidak bisa mengalahkan kebaikan, dan manusia memang mahluk paling sempurna di muka bumi, namun karna kesempurnaan itu kadang mereka lalai pada apa yang membuat mereka menjadi sempurna”.
SELESAI

“KAMPUNG KARDUS”

“KAMPUNG KARDUS”

(Naskah Telah Dipentaskan)

Pimpinan Produksi:
Drs. Heru Subrata, M.Si.



Sutradara:
Teguh Budiyono
Nama Anggota:
1. Adijaya Singgih
2. Indah Febri Astuti
3. Dewi Widiana Rahayu
4. Fida Munawaroh
5. Endang Suhartatik
6. Wahyu
7. Rahmat Arifin
8. Arif K
9. Martisilia Ades
10. Yesi Yulia Hari Astuti
11. Tri Juni Harto
12. Suheri


KONSEP CERITA
Konsep cerita dalam “ Kampung Kardus“ adalah sejenis drama realist, mengangkat kisah kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam masyarakat. Cerita ini merupakan salah satu cerita yang diambil dari kumpulan drama-drama dari fakultas bahasa dan seni. Dan naskah ini telah kami rangkai dan kami revisi sedemikian rupa agar menarik bagi penonton.
Teguh Budiyono                sebagai sutradara + Paijo(orang 1)
Adijaya Singgih sebagai Pak Lurah
Indah Febri Astuti sebagai Siti
Dewi Widiana R                 sebagai Rahmi
Fida Munawaroh                sebagai Surti
Endang Suhartatik sebagai Neneng
Wahyu Susilo sebagai Denok
Rahmad Arifin sebagai Pak Carik
Arif Krisdiantoro               sebagai Preman 1
Suheri                sebagai Preman 2
Martisilia Ade sebagai Simbok
Yessy Yulia sebagai Kontraktor
Tri Juni Harto sebagai Warga


KARAKTERISASI
  • Teguh Budiyono sebagai Paijo(orang 1)
Karakter         : Orang yang keras kepala.
  • Adijaya Singgih sebagai Pak Lurah
Karakter         : Orang yang licik, tukang korupsi, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai segala sesuatu.
  • Indah Febri Astuti sebagai Siti
Karakter         : Orang yang keras kepala, licik, dan suka membantah.
  • Dewi Widiana R. sebagai Rahmi
Karakter         : Orang yang mempunyai sikap halus, sopan, dan tidak mudah marah.
  • Fida Munawaroh sebagai Surti
Karakter         : Orang yang mudah putus asa.
  • Endang Suhartatik sebagai Neneng
Karakter         : Orang yang selalu pasrah dengan keadaan yang ada (nerimo)
  • Wahyu Susilo sebagai Denok
Karakter         : Orang yang selalu optimis.
  • Rahmad Arifin sebagai Pak Carik
Karakter         : Orang yang mudah terpengaruh.
  • Arif Krisdiantoro sebagai Preman 1
Karakter         : Orang yang berwatak keras, kejam, tidak mau tahu dengan keadaan.
  • Suheri             sebagai Preman 2
Karakter         : Orang yang berwatak keras, kejam, tidak mau tahu dengan keadaan.
  • Martisilia Ade sebagai Simbok
Karakter         : Orang tua renta yang sakit-sakitan.
  • Yessy Yulia sebagai Kontraktor
Karakter         : Orang yang licik, menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan.
  • Tri Juni Harto sebagai Warga
Karakter         : Orang yang keras kepala.
SINOPSIS CERITA
Cerita ini mengkisahkan sekelompok masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai pemulung dan tinggal di suatu kampung yang dianami “Kampung Kardus”, rumah-rumah dikampung ini semuanya adalah rumah semi permanen yang dibangun dari dinding seadanya. Kehidupan dikampung ini sangat sederhana dan miskin, namun mereka masih berkeinginan untuk memperbaiki kehidupan ada yang meninggalkan kampung dan menjadi TKI dan ada yang bersekolah meski hanya seorang dan itupun dilakukan dengan berhutang. Masyarakat yang tinggal dikampung ini kebanyakan masih buta aksara karena kemiskinan yang mendera mereka hanya mengandalkan hasil memulung untuk kehidupan sehari-hari, meskipun begitu warga dikampung ini sangat rukun.  Konflik dimulai ketika datang kontraktor yang hendak membangun kampung kardus menjadi perumahan elit. Pertentangan antara warga dan lurah terjadi manakala uang ganti rugi yang disanggupi dirasa belum sesuai dengan yang diharapkan warga karena kecurangan yang dilakukan oleh lurah dan carik. Akhirnya perwakilan warga kembali berunding namun belum terjadi kesepakatan malahan tokoh Siti yang merupakan perwakilan dari warga juga bersekongkol dengan lurah supaya warga mau dipindah, namun semua tidak sejalan dengan harapan Siti, Pak Lurah yang dianggap akan memberikan imbalan baginya justru malah menipunya. Suatu ketika datang preman orang-orang dari Pak Lurah untuk mengusir warga yang tidak mau pindah, kericuhanpun terjadi dikampung ini akibat ulah preman yang membuat warga ketakutan dan pergi. Denok yang dulunya pergi menjadi TKI datang dan pulang kerumahnya, namun yang didapati hanya kampung yang sepi dan hancur, tidak ada lagi orang2 yang ramai memilah hasil pulungan, tidah ada lagi sahabatnya si Neneng, yang tersisa hanya Siti dan Surti yang menjadi gila karena ditinggal pacarnya. Semua warga meninggalkan kampung karena kecewa kepada Siti.
ALUR
Drama ini termasuk drama yang beralur maju.
KONSEP PANGGUNG
Dalam cerita ini terdiri dari 1 babak, konsep panggung drama ini adalah panggung prosenium dimana panggung ini berada di dalam ruangan lengkap kebutuhan pementasan seperti tor mentor, setwing, backdrop, sengaja kami buat sesederhana mungkin tetapi tidak mengurangi kesesuaian dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun poerperti yang kami pakai sebagai berikut :
  1. Rumah-rumahan kumuh.
  2. 4 buah karung pemulung.
  3. Botol-botol bekas dan kardus-kardus bekas, kaleng bekas.
  4. 1 buah kursi panjang.
  5. 1 buah bakul tempat sayuran lengkap dengan sayurnya.
  6. 1 buah koper sebagai pendukung TKI yang datang dari luar negeri.
  7. Bambu Tua.
KONSEP BUSANA
Konsep busana antara lain :
1. Lurah memakai baju setelan batik supaya terlihat seperti lurah.
2. Carik memakai baju batik
3. Siti memakai baju seragam SMA dan baju kuliah.
4. Mbok Rahmi memakai baju daster tambal dengan kain jarik usang.
5. Denok memakai baju kaos usang dan kemudian bergati dengan baju ala TKI baru datang dari luar negeri lengkap dengan koper.
6. Mbok Denok memakai kebaya dan kain jarik.
7. Neneng memakai baju kaos usang, kemudian berganti baju yang bersih karena berganti profesi sebagai tukang sayur.
8. Orang 1(paklik Neneng) memakai pakaian usang seperti pemulung
9. Warga memakai pakaian usang seperti pemulung
10. Kontraktor memakai baju setelan seperti pegawai kantor
10. Surti memakai baju usang dengan dandanan orang gila.
11. Preman memakai pakaian ala preman.
KONSEP MUSIK
  1. Musik nuansa.
  2. 2. Musik efek
KONSEP LAMPU
  1. Black Out
  2. Lampu senter tengah depan (waktu aktor masuk)
  3. Set wings (lampu sayap panggung)
  4. Black Out
  5. Blitz
  6. Adegan terakhir lampu redup, hanya satu lampu yang menyala kearah aktor.


SKENARIO
Kampung Kardus
Karya : Gepeng Nugroho
Sebuah perkampungan kumuh, bangunan-bangunan dari kardus. Orang-orang beraktifitas seperti biasanya, mengumpulkan barang-barang bekas, berangkat sekolah dan lain sebagainya, layaknya kehidupan perkampungan pemulung.
  1. Siti : “Ahhhhh…… hari ini ndak di sangoni lagi. Suruh puasa sama simbok. Katanya seperti biasanya : nduk selagi masih sekolah kamu harus prihatin, kita ini orang miskin, ndak usah jajan ndak apa-apa, ndak bakalan mati, mendingan kamu puasa aja, biar pinter. Walah tiap hari kok suruh puasa.”
  2. Rahmi : “Nduk, piye to ora ndang mangkat, malah gedumelan. ngopo? Ngglendeng simbok, karena nggak disangoni, ya?”
  3. Siti : “Siapa yang ngglendeng simbok, wong lagi ngapalin pelajaran kok. Katane suruh pinter.”
  4. Rahmi : “Ngapalin pelajaran kok sambil mencab-menceb lambene.”
  5. Siti : “Lha wong pelajaran drama kok mbok, teater….. ini namanya mimik, ekspresi muka, kan harus ekspresif.”
  6. Rahmi : “Awas ya kalo ngglendeng simbok, kuwalat nanti!”
  7. Siti : “Walah….. ndak-ndak mbok, simbok ini kok sensitif banget tho”
Simbok berbalik kembali mau masuk kedalam rumah, siti menceb mengejek rahmi, beberapa langkah jalan lalu jatuh terpeleset. Rahmi berbalik menengok.
  1. Rahmi : “Jalan itu ngati-ati tho nduk… cah wedok kok polahe bedigasan!.”
  2. Siti : “Tenang mbok, ndak apa-apa, hanya kepleset. Aduuuhhhh.”
  3. Rahmi : bener nggak apa-apa? Apa mau pura-pura sakit biar mbok nulis surat ijin biar kamu bolos?”
  4. Siti : “Walah… ndak mbooookkk! Lagian sombong, mbok kan nggak bisa nulis, mau nulis surat ijin, lucu simbok’i.”
  5. Rahmi : “Makanya jangan jadi orang bodo, walaupun nggak punya uang kamu harus tetep sekolah, biar pinter, bisa nulis surat ijin  untuk anakmu mbesok.”
Rahmi berbalik masuk kedalam rumah.
  1. Siti : “Dasar simbok…….. eh ntar kuwalat lagi…………”
Siti exit
Masuk denok, kemudian duduk di sebuah kursi panjang
  1. Denok : “Bosen, tiap hari seperti ini, ndak ada perubahan. Kalo seperti ini terus hidup juga ndak akan maju-maju.:
Neneng masuk.
  1. Neneng : “Kenapa nok? Sedal-sedul seperti itu? We di Tanya kok malah mlengos.”
  2. Denok :  “Aku bosen.”.
  3. Neneng : “Opo? bosen, kamu wes bosen sama aku tho nok?, ooo… yoh….. kita ndak usah kekancan lagi, aku juga ndak pate`en ndak kekancan sama kamu!”
  4. Denok : “Wes, ndak usah nrocos ndak karuan, makanya kalo ada sesuatu itu ditelaah terlebih dulu biar ndak mis komunikasi, aku kan belum selesai ngomongnya.”
  5. Neneng : ”Apa lagi nok? Sudah cukup jelas penjelasan dari kamu tadi. Singkat dan jelas ndak usah di reply.”
  6. Denok : “Kosek to, sebentar…… aku kan ndak ngomong kan tadi kalo aku bosen sama kamu? Walaupun memang kamu orangnya mbosenin. Aku ini bosen dengan kehidupan kita sekarang, yang tengah kita jalanin ini. Apa kamu juga ndak bosen? tinggal diantara rumah-rumah kardus, sampah-sampah. Kita ini seperti bukan manusia saja. Kita ini kan kaum masyarakat yang ndak dianggep oleh dunia.”
  7. Neneng : “La terus maumu apa? Ndak ada yang bisa kita lakukan yo tho.”
  8. Denok : “Ya memang ndak ada kalo kita cuman bisa nerimo, berusaha dong.”
  9. Neneng : “Kita kan udah kerja siang malam, itu kan juga sudah usaha. Tuh tadi lihat mbak rahmi menyekolahkan si siti itu juga salah satu cara jalan untuk menuju sugeh. Siapa tahu setelah disekolahkan walaupun untuk makan saja sulit, kalo mau bayar sekolah saja nunjang sana sini cari utangan, tapi siapa tahu nanti siti jadi orang pinter, dapat kerjaan yang mapan, terus sugih. Itukan juga sudah upaya menuju sugeh.”
  10. Denok : “Kesuwen, kelamaan……. Selak uwanen rambute.”
  11. Neneng : “Lha maumu terus gimana?”
  12. Denok : “Aku mau pergi dari kampung kardus ini. Aku mau nyari kerja.”
  13. Neneng : “Mau kemana kamu?”
  14. Denok : “Aku mau kemana saja, mungkin ke kota, asal tidak ditempat ini”
Tanpa disadari mbok denok datang
  1. Denok : “Pokoknya aku mau kerja apa saja asal halal.”
  2. Mbok : “Kamu mau kemana? Kamu ndak boleh pergi, lalu mbokmu ini sama siapa kalo kamu pergi.”
  3. Denok : “Mbok… denok pengen jadi orang sugih mbok. Simbok kan seneng kalo jadi wong sugih?”
  4. Mbok : “Yang terpenting bagi simbok adalah kita tetep bisa kumpul. Makan ndak makan asal kumpul.”
  5. Denok : “Simbok harus dukung dong cita-cita luhur anakmu.”
  6. Mbok : “Kamu boleh kerja apa saja, dimana saja, asal masih tinggal bersama mbokmu dirumah.”
  7. Denok : “Ah…simbok kolot, ra gaul banget.”
Denok exit.
  1. Mbok : “Ra gaul? Nok opo tho maksudte? neng apa maksudnya aku ndak gaul?”
  2. Neneng :  “Simbok biar keliatan gaul pake celana jeans aja. Hahahahahaaa…….”
  3. Mbok : “Hus…. omong dleweran ra karuan.”
  4. Mbok : “Nok….. kamu ndak boleh tinggalin simbok”
Mbok exit
Beberapa saat kemudian masuk surti
  1. Surti : “Neeeng….. kamu harus Bantu aku neng. Ini penting, kamu akan sangat berjasa kalo bisa Bantu aku.”
  2. Neneng : “Bantu apa sih sur?”
  3. Surti : “Aku dapat surat dari kang samsul. Kang samsul kangen sama aku, pengen cepet ketemu. Sebentar lagi pulang.”
  4. Neneng : “Syukurlah kalo begitu, lha terus apa hubungannya denganku? Kamu mau minta bantuan apa coba?”
  5. Surti : “Tolong bacain surat ini dong.”
  6. Neneng : “Lho… kok…..”
  7. Surti : “Kamu kan tahu sendiri aku tidak bisa baca.”
  8. Neneng : “Kok kamu tahu tadi isi suratnya?”
  9. Surti : “Baru perkiraan aja.”
Neneng membuka surat.
  1. Neneng : “Lho kok tulisannya pake tinta merah?”
  2. Surti : “Itu tandanya cinta. Ah nggak gaul kamu. Kalo surat cinta itu kan harus penuh warna-warna cerah. Pasti nggak pernah nulis surat tho?”
  3. Neneng : “Zaman gini kok masih surat-suratan, sms dong atau e mail, deso banget.”
  4. Surti : “Walah jangan banyak ngomong, cepetan kamu bacain, tapi ingat jangan bocorin sama siapa-siapa ya, aku kan malu, siapa tahu isi suratnya juga hot.”
  5. Neneng : (membacakan surat) “Dek surti yang cantik…. Lama banget kakang ndak pernah kasih kabar sama adek. Gimana kabarnya sekarang dek?”
  6. Surti : “Baik kang, bagaimana kabarnya Kang Samsul?”
  7. Neneng : “Syukurlah kalo begitu, kang samsul baik-baik aja, tenang aja kamu ndak usah kawatir. Ada hal yang sangat penting yang ingin kakang sampaikan pada Dek Sur.”
  8. Surti : “Apa itu kakang?”
  9. Neneng : “Kita kan sudah lama menjalin hubungan cinta.”
  10. Surti : “Maksud kakang pasti mau pulang terus mau ngelamar aku kan?”
  11. Neneng : “Bukan itu dek, justru karena sudah terlalu lama dan kayaknya tidak ada peningkatan bagi hati kakang, lagian disini kakang sudah menemukan yang lain, maka dengan berat hati Dek, kakang putuskan untuk kita akhiri hubungan ini, kakang sudah berencana menikah dengan orang Gombong.”
  12. Surti : (menangis)
  13. Neneng : “Jangan menangis tho Dek.”
  14. Surti : (merebut surat kemudian merobeknya) “Kamu jahat kakang, kamu tidak setia.” ( menangis sambil exit)
  15. Orang 1 : “Ada apa tho? kamu nakalin surti po neng?”
  16. Neneng : “Kayak anak kecil saja, ini urusan hati dan perasaan. Love. Hart……”
  17. Orang 1 : “Halah ngomong pateng pentuntung, keduwuren. Ngomong wae tentang kerdus, kertas sekilo 700, plastic bekas. Hidup di tempat sampah kok ngomongin cinta.”
  1. Neneng : “Lha wong bukan aku kok , surti, pak leeeek…Lhe pating penteleng kok nanggon aku.”
Orang1 kembali beraktifitas kembali.
Beberapa saat kemudian masuk mbok sambil menangis.
  1. Orang 1 : “Opo meneh…. Hari ini kok syarat dengan tangisan tho, ora simbok ora surti podho tangisan, sak jane kuwi ono opo tho?”
  2. Mbok : “Neng denok minggat, kabur, eh pergi dari rumah…, denok minggat.”
  3. Neneng : “Apa mbok, denok kabur?”
  4. Orang 1 : “Tenane lho mbok?”
  5. Mbok : “Denok ninggalin surat ini.”
  6. Orang 1 : “Apa isinya mbok?”
  7. Mbok : “Makanya aku datang kesini, tolong bacakan suratnya Neng, aku ndak bisa baca.”
  8. Orang 1 : “Lo critanya gimana tho mbok kok ada acara minggat segala.”
  9. Mbok : “Sek kowe menengo sek, biar neneng  baca suratnya.”
  10. Orang  1 : “Jangan sama neneng, dia itu tukang ngawur kalo suruh baca surat.”
  11. Neneng : “Apa kamu aja nih yang baca???”
  12. Orang 1 : “Lho kamu kan tahu kalo aku tidak bisa baca tho neng. Wah…ngece banget’i.”
  13. Neneng : “Yo wes makane meneng wae. Simbok yang terhormat, maafkan Denok, Denok ndak pamitan pergi dari rumah, kalo Denok pamit mesti simbok ndak mengijinkan, jadi Denok langsung cabut saja. Tapi simbok ndak usah kawatir, Denok akan jaga diri baik-baik. Demikian juga simbok juga harus jaga diri baik-baik. Takecare mbok. Peluk cium dari ananda tercinta…. Muach…… Denok.”
  14. Mbok : wo alah gusti denok….. teganya kamu ndok ninggalin simbok sendiri…..
Orang orang kemudian ribut juga menenangkan simbok. Simbok pingsan, kemudian beramai-ramai orang orang menggotongnya. Exit
Masuk siti, kemudian masuk rumah.
  1. Siti : “Walah karo sambel meneh. Kapan pintere kalo tiap hari sama sambel teruuuuusssss.”
Waktu berlalu. lima tahun setelah kepergian denok, suasana dikampung kardus belum banyak berubah. Siti sudah jadi mahasiswi di universitas elite karena dapat beasiswa. Neneng jadi tukang sayur. Dan mayoritas warga masyarakat masih tetep sebagai pemulung.
Lurah mengadakan inpeksi mendadak didalam kampung.
  1. Carik : “Nah disekitar sini maunya bos besar mau bangun real estate itu.”
  2. Lurah : “Yayayayaaa….. daerah seperti ini kok ya payu ya?”
  3. Carik : “Mungkin ada pertimbangan-pertimbangan tertentu, kita kan ndak ngerti yang menjadi planing bos besar dari kota itu.”
  4. Lurah : “Tempat bosokan gini kok payu ya?”
  5. Carik : “Sekarang yang ndak laku itu apa tho pak lurah.  Sekarang banyak kekurangan lahan, natalitas semakin meningkat tetapi lahan tetap malah seolah makin menyempit…”
  6. Lurah : “Kamu bisa mengatur semua ini tho? kamu harus bisa mengatasinya. Ini kan  tugas mudah, bagaimana caranya saja kamu menyampaikannya.  Mereka itu orang-orang bodo jadi gampang dikibulin. Kamu janjikan saja uang gantinya.”
  7. Carik : “Lha memang sudah dijatah tho dari bos besar? Semeternya 200 rb.”
  8. Lurah : “Bodo, kamu gak bakat sugeh. Bilang sama mereka tanah itu di beli seharga 50 ribu, kalo nggak mau akan dibongkar paksa. Lagian itu kan bukan tanah milik mereka. Uang ganti rugi itu diberikan juga karena kasian pada mereka.”
  9. Carik : “Sory pak lurah, mudeng deh saya.”
  10. Lurah : “Kamu pengen ngerasain naik mobil pribadi tho? Dengan musik yang jeduk-jeduk? Duit itu bisa buat beli mobil yang jeduk-jeduk.”
  11. Carik : “Duit saya yang utama mau tak buat bangun WC dulu ah pak. lha wong saya kalo buang hajat masih dikali. Masak naik mobil jeduk-jeduk tapi buang hajadnya masih dikali.”
  12. Lurah :  “Terserah kamu sajalah, kita atur sendiri-sendiri duit kita.
  13. Carik : yang terpenting kan kita dapat duit banyak tho bos?”
  14. Lurah : “Kamu atur deh nanti.”
  15. Orang 1 : “Eee pak lurah kadingaren pak lurah mau datang kemari, bukan lagi kampanye kan bu?”
  16. Lurah : “Nah kebetulan kok sepi lagi pada kemana?”
  17. Orang 1 :  “Ya biasa tho Pak, kerja. Ada apa tho Pak? Ada program sensus?”
  18. Lurah :  (pada carik) “Kamu kumpulkan deh orang-orang sekarang.”
100. Carik :  (pada orang 1) “Kita mau ketemu dengan seluruh warga, kamu sekarang kumpulkan mereka ya, sifatnya penting dan sangat mendesak.”
101. Orang 1 : “Lha ya tapi ada apa?”
102. Carik : “Ada program kesejahteraan masyarakat yang harus segera disampaikan pada masyarakat.”
103. Orang 1 : “Pembagian bantuan subsidi BBM diajukan ya pak, atau malah di tambah?”
104. Carik : “Wes ndak usah cerewet, laksanakan saja tugas tadi, dasar wong susah, sugihe mung sugih omong.”
105. Orang 1 : (melihat orang 2, kemudian memanggil) “Pak lurah sama sekdes mau ketemu dengan seluruh warga, ini sifatnya penting dan sangat mendesak. Kamu sekarang kumpulin seluruh warga, ini perintah langsung.”
Orang 2 exit.
Beberapa saat kemudian warga mulai berdatangan.
106. Carik : “Warga yang baik.”
107. Orang 1 : “Njih pak? kadingaren banget mengadakan sidaknya mendadak?”
108. Orang 2 : “Apa itu sidak?”
109. Orang 1       : “Infeksi mendadak.”
110. Orang 2 : “Ooo…walah… inspeksi mendadak tho.”
111. Lurah “We neng kamu sekarang ganti profesi tho? Sekarang jualan sayur?”
112. Neneng :  “Iya lah pak, lumayan sekarang ndak kotor lagi, sekarang bisa dandan.”
113. Orang 2 : “Walah memang kamunya saja yang menel.”
114. Neneng : “Orang jualan itu harus tampil cantik dan menarik biar jualannya laku.”
115. Orang 1 :  “Jualan apa dulu?”
116. Neneng : “Ya sayur tho, memangnya apa? kalo jualan sayur nglomprot kayak kamu ya males yang beli.”
117. Orang 1 : “We…lhadhalah kok malah ngece tho kowe neng ……”
Terjadi kericuhan. .
118. Carik :  “Wes… wes…. Saudara-saudara sekalian, sengaja saudara2 sekalian dikumpulkan mendadak oleh kami disini adalah ada hal yang sangat penting yang perlu saudara sekalian ketahui.”
119. Carik : “Saudara sekalian, kami datang kemari untuk memberikan kabar gembira untuk kalian. Saudara2, saudara…. Wilayah ini, kampung kardus yang kalian tinggali ini akan segera dibangun real estate oleh kontraktor dari kota sana.”
Semua bersorak gembira.
120. Neneng : “Lha sek – sek…. Tapi terus bagaimana nasib kita selanjutnya, apa real state itu terus menjadi milik kita?”
121. Carik : “Lha kok enakmen. Kalian akan dipindahkan dari tempat ini.”
122. Warga :  “Digusur? Enak saja. Ndak bias.”
123. Carik :  “Bisa. Kalian nantinya akan di beri ganti rugi tiap warga untuk mencari tempat dan membangun rumah kembali.”
Semua warga gaduh.
124. Orang 1 : “Berapa akan kalian beri kami ganti rugi.”
125. Carik : “Ganti ruginya cukup besar. Lima puluh ribu.”
126. Lurah : “Empat puluh saja.”
127. Carik : “Maksud saya empat puluh ribu.”
Warga tidak setuju.
128. Lurah : “Ya udah lima puluh ribu.”
129. Carik : “Lho katanya 40 ribu pak?”
130. Lurah : “Ini namanya strategi negosiasi.”
131. Carik : “Ya sudah saya naikkan menjadi 50 rb.”
Warga masih menolak dan makin ramai.
132. Carik : “Wah sudah ndak kondusif ini pak lurah.”
133. Lurah : “Pokoknya kamu atur.”
134. Carik : “Baiklah kalo begitu, masalah ganti rugi nanti  perwakilan dari kalian akan  kami ajak berembuk di kelurahan. Kita tunggu di kelurahan.”
Lurah dan carik exit.
Orang-orang masih gaduh, kemudian memilih perwakilannya untuk pergi kekelurahan.
Beberapa orang exit. Sementara yang lain kemudian berkerumun membicarakan penggusuran itu.
Beberapa saat kemudian masuk siti.
135. Siti : “Ada apa tho mbok?”
136. Rahmi : “Kita akan di gusur nduk.”
137. Siti : “Digusur?”
Rahmi kemudian cerita soal penggusuran itu.
138. Siti : “Waduh mbok, ndak bisa begitu,  kalo gitu biar siti juga pergi ke kelurahan.”
139. Rahmi : “Tenang semua ya, anakku siti yang akan berdialog dengan pak lurah, dia kan bocah sekolahan, bocah pinter, pasti bisa bernegosiasi untuk kepentingan kita.seng ngati-ati ya sit, kamu pasti bisa, kita serahkan tanggung jawab ini sepenuhnya kepadamu.”
Siti exit
Orang makin kwatir dan was-was dengan penggusuran itu. Mereka berharap penggusuran itu tak jadi di lakukan. Beberapa saat kemudian orang-orang yang ikut rapat dikelurahan kembali.
140. Orang 2 : “Pokoknya aku tidak mau pergi dari tempat ini. Titik. Sampai darah penghabisan.”
141. Orang 1 : (pada rahmi) “Anakmu itu lho, apa ada persengkongkolan dengan pak lurah? Kok malah memihak pada mereka?”
142. Rahmi : “Apa iya?”
143. Orang 1 : ‘Nanti Tanya aja sendiri.”
Masuk siti.
144. Siti :  “Wah enak ni aku sama mbokku bisa kaya, bisa makan enak, bisa tidur nyaman, enak ini jadi wong sugih.”
145.  Rahmi : “Apa benar kamu juga sudah sekongkol dengan bu lurah. Tidak memihak pada kita?”
Siti menarik rahmi
146. Siti : “Mbok, tenang saja, kita nanti akan dapat persenan dari bulurah. Kita akan dapat lebih banyak duit ganti rugi, ditambah uang tutup mulut. Bulurah telah mempercayakan pada saya untuk membantu carik. Pada urusan ini.”
147. Rahmi :  “Kamu aku sekolahkan bukan untuk membodohi orang yang memang bodo.”
148. Siti : “Simbok, ini bisnis.”
Rahmi meninggalkan Siti sambil marah dan kecewa.
Seluruh warga ribut dan berdemo.
149. Neneng : “Sekarang kita harus bertindak cepat, kita protes besar-besaran, kalo perlu anarkis. Mogok makan!”
150. Orang 1 : “Nek kon mogok makan wegah, aku ra kuat!”
155. Neneng : “Cuman menggertak saja, kalo ndak gitu, kita tuntut mundur aja pak lurah.”
Semua warga berdemo. Exit
Masuk kontraktor, pak lurah dan carik
156. Kontraktor : “Ya.. tanah ya bagus untuk dibangun, pasti akan untung. Iya kan rik?”
157. Carik : (sambil mencatat) ya…. Ya bagus bos (gugup)
158. Kontraktor : “Sudah di distribusikan ganti rugi pada warga? Warga juga telah setuju kan dengan jumlah yang saya tawarkan. Apa perlu saya yang langsung melakukan kesepakatan dengan mereka?”
159. Lurah : “Ooooooo…oo.o.o jangan-jangan, semua sudah beres kok, ganti rugi sudah disepakati warga. Besok lahan ini akan dikosongkan.”
160. Carik : “Besok?”
161. Lurah :  “Menurut informasi warga telah membeli perumahan sederhana. Namun layak huni.”
162. Kontraktor : “Jadi ganti rugi yang saya berikan layak bagi mereka. Trimakasih telah membantu saya dalam hal ini, pak lurah dan carik memang pejabat teladan.”
163. Lurah : “Terimakasih atas kepercayaannya, kami sangat menjunjung tinggi kepercayaan yang diberikan kepada orang lain terhadap kami.”
164. Kontraktor : “Kita tinjau yang sebelah sana pak, sebelah sana calonnya saya bangun supermarket.”
Mereka exit
Waktu berlalu. Penggusuran terjadi, seluruh warga panik. Terjadi kekerasan dan lain-lain.
Kemudian lengang.
165. Siti : “Pak lurah, gimana janji bulurah, katanya mau kasih persenan.”
166. Lurah : “Nanti kalo urusannya sudah selesai, pasti tak bayar.”
167. Siti : “Kapan bu???”
Exit
Beberapa saat kemudian masuk denok
168. Denok : “Mbok aku pulang! (terkejut) lo ada apa ini? Kok jadi begini……… “
169. Siti : “Mbak denok?”
170. Denok : “Siti ya? Wah pangling aku.. sudah gede ya?”
171. Siti : “Kemana saja mbak selama ini?”
172. Denok :”Ya kerja, jadi TKW diluar negri. Lumayan lah dek. Ada apa ini? (menangis) kok jadi begini?”
173. Siti : (menangis) “Warga telah digusur.”
174. Denok : “Digusur? Lalu kemana semua warga, juga simbokku?
175. Siti :  (menggeleng)  simbok saya pun ndak ngerti dimana. saya sibuk ngurusin duit di bulurah saat penggusuran itu dilakukan. Saya tak membayangkan akan begini jadinya. Saya juga telah dibohongi oleh bu lurah.  Seluruh warga padahal juga telah membenci saya, termasuk simbok saya yang telah sangat kecewa dengan saya. Saya bingung harus bagaimana?”
176. Denok : “Simbok…..”(menangis)
Masuk surti yang telah jadi gila karena dulu ditinggal pacarnya.
177. Surti :”Lho…. Lagi pada ngapain? Kok melankolis banget tho, ditinggal pacar ya? Tenang aja, semua lelaki memang seperti itu. Mendingan kita nyanyi bareng yuk……..”
SELESAI

“PUTRI JAGAD”

“PUTRI JAGAD”
(Naskah Telah Dipentaskan)
RANCANGAN PEMENTASAN

A. Staf Produksi Pementasan
1. Pimpinan Produksi: Drs. Heru Subrata, M.Si
2. Staf Administrasi
  1. Sekretaris    : Rina Susanti
  2. Bendahara   : Wika Ayu Arifina
3. Staf Produksi
  1. Sutradara     : Dara Rosediana Putri
  2. Penulis Skenario : Rista Febriana Saputri
  3. Pencatat Adegan : Any Kusuma Wardhani
  4. Penata
1)       Penata Panggung    : Yulis Indriyani, Yunis Indriyanti
2)       Penata Rias dan Busana:  Mivtakul Zanah,  Anggralita Sandra D
3)       Penata Musik        : Agung Priyambodo, Benyamin Sinlae
4)       Penata Tari            : Rizki Nur Rosidah, Muhibbatul Latifah
4. Pelaku/ Pemain
  1. Raja Bumi mangku langit             : Agung Priyambodo
  2. Permaisuri Semilikithi Weleh-weleh: Wika Ayu Arifina
  3. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe: Benyamin Sinlae
  4. Putri Ayu Sajagade Dewe             : Rizki Nur Rosidah
  5. Dayang Rayu Tur Kemayu          : Mivtakul Zanah
  6. Dayang Kece Tur Memble           : Rina Susanti
  7. Nini Sihir Endelwati                    : Anggra Lita Sandra Dewi
  8. Sekretaris Kerajaan                      : Any Kusuma Wardhani
  9. Pengawal Jasim                            : Yulis Indriyani
  10. Narator                                        : Muhibbatul Latifah
B. Konsep Penyutradaraan

Karakter Pemain
  1. Raja Bumi Mangku Langit                  :   Bijaksana dan berwibawa
  2. Permaisuri Semilikithi Weleh-weleh   :   Cemburuan
  3. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe   :   Berwibawa dan tegas
  4. Putri Ayu Sajagade Dewe                   :   Lemah lembut, Sopan dan Baik hati
  5. Dayang Rayu Tur Kemayu                 :   Licik dan Syirik
  6. Dayang Kece Tur Memble                 :   Centil
  7. Nini Sihir Endelwati                           :   Endel dan Bengis
  8. Sekretaris Kerajaan                            :   Patuh dan Bertanggung Jawab
  9. Pengawal                                            :   Patuh pada pemimpin
2. Logat Bahasa
  1. Raja Bumi mangku langit                   :   Gaul dan Medok
  2. Permaisuri Semilikithi Weleh-weleh   :   Bahasa Indonesia
  3. Pangeran Ayu Sajagade Dewe            :   Bahasa Indonesia
  4. Putri Ayu Sajagade Dewe                   :   Bahasa Indonesia
  5. Dayang Rayu Tur Kemayu                 :   Gaul
  6. Dayang Kece Tur Memble                 :   Gaul
  7. Nini Sihir Endelwati                           :   Gaul
  8. Sekertarias Kerajaan                          :   Bahasa Indonesia
  9. Pengawal                                           :   Bahasa Indonesia
3. Suasana
Suasana Drama Putri Jagad lucu dan menegangkan
4. Setting
Drama Putri Jagad berlangsung di Sebuah Kerajaan
5. Alur → Maju
C. Konsep Cerita
TEMA : “Obsesi Seorang Dayang Menjadi Putri Raja”
Cerita “Putri Jagad” merupakan suatu cerita yang menggunakan konsep drama komedi. Cerita ini mengisahkan mengenai Putri Ayu Sajagade Dewe istri dari Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe dari kerajaan Sendang Agung Tentrem Adem Ayem yang di singkirkan oleh Dayang Rayu Tur Kemayu, dayang kerajaan yang iri dengan keelokan Putri Ayu. Dalam drama ini, kami menyelipkan beberapa unsur komedi dengan tujuan untuk menyuguhkan tontonan yang menyegarkan agar dapat menghibur para pemirsa penikmat drama. Adapun pesan yang ingin kami sampaikan lewat cerita “Putri Jagad” ini adalah kita hendaknya jangan merasa syirik dengan kelebihan orang lain, karena rasa syiriklah yang pada akhirnya nanti akan menjatuhkan kita. Dan sebaiknya kita harus selalu bersyukur dengan semua pemberian Yang Maha Kuasa.
Cerita “Putri Jagad” ini terdiri dari 9 adegan dalam 1 babak, diantaranya :
Adegan 1
Raja yang sedang merayu Permaisuri dengan rayuan khas miliknya
Adegan 2
Pangeran dan Putri yang baru saja tiba dari Paris
Adegan 3
Keiridengkian Dayang Rayu Tur Kemayu yang mulai meluap dan menjadi-jadi
Adegan 4
Bantuan Nini Sihir Endelwati pada Dayang Rayu Tur Kemayu untuk menguasai Kerajaan dan menggantikan posisi Putri Ayu Sajagade Dewe sebagai Putri Kerajaan
Adegan 5
Penyingkiran Putri Ayu Sajagade Dewe oleh Dayang Rayu Tur Kemayu
Adegan 6
Kecurigaan Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe terhadap Penurunan Otonomi Kerajaan yang kian memburuk dan meresahkan kerajaan
Adegan 7
Percekcokan antara Dayang Rayu Tur Kemayu dengan Pangeran Ganteng Sajagade Dewe
Adegan 8
Kekhawatiran Dayang Rayu Tur Kemayu atas kembalinya Putri Ayu Sajagade Dewe
Adegan 9
Pembongkaran rahasia dan kejahatan Dayang Rayu Tur Kemayu
SINOPSIS CERITA
Alkisah disebuah kerajaan “Sendang Agung Tentrem Adem Ayem” hiduplah seorang raja yang arif dan bijaksana bernama “Raja Bumi Mangku Langit ”. Raja Bumi Mangku Langit mempunyai seorang permaisuri yang bernama “Permaisuri Semilikithi Weleh-weleh”. Kehidupan Raja dan Permaisuri semakin lengkap dengan lahirnya seorang putra raja bernama ”Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe”. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewepun telah dewasa dan telah menikah dengan seorang gadis desa yang bernama “Putri Ayu Sajagade dewe”. Keluarga kerajaan sangat bahagia dan kehidupan di kerajaanpun sangat makmur pada masa pemerintahan Raja Bumi Mangku Langit bersama putranya Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe. Hingga pada suatu hari salah seorang dayang kerajaan yang bernama “Dayang Rayu Tur Kemayu” mulai berulah dan ingin menguasai kerajaan. Dia sangat syirik dan sangat iri hati pada kebahagiaan yang dimiliki oleh putri Ayu Sajagade Dewe. Dia menghalaukan segala macam cara untuk menyingkirkan putri dan menggantikan putri Ayu Sajagade Dewe sebagai putri kerajaan.
Sesosok nenek sihir yang sangat endel bernama “Nini Sihir Endelwati” datang menghampiri Dayang Rayu Tur Kemayu untuk menawarkan jasa. Nini Sihir Endelwati ingin membantu mewujudkan keinginan Dayang Rayu Tur Kemayu untuk menguasai kerajaan Bumi Mangku Langit. Dia merubah wujud Dayang Rayu Tur Kemayu menjadi wujud Putri Ayu Sajagade Dewe yang mempunyai wajah cantik dan mempesona. Tapi bantuan yang diberikan Nini Sihir Endelwati tidak cuma-cuma, Nini sihir meminta imbalan pada Dayang untuk berbagi kesenangan dan kebahagiaan bersamanya serta satu syarat yang wajib dipenuhi yaitu Dayang Rayu tidak boleh bercermin selama wujudnya sebagai Putri Ayu. Karena wujud aslinya akan terbongkar bila ia bercermin. Misi yang dijalankan Dayang Rayu Tur Kemayupun Berjalan dengan lancar. Dia berhasil menyingkirkan Putri Ayu Sajagade Dewe dan berhasil menduduki kursi Putri kerajaan dengan wujud parasnya sebagai Putri Ayu sajagade Dewe. Dia berfoya-foya dan menghambur-hamburkan uang kerajaan untuk kesenangannya bersama Nini Sihir Endelwati.
Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe mulai curiga dengan keadaan otonomi kerajaan yang kian menurun. Padahal selama ini dia bersama Raja telah bekerja keras untuk kemakmuran kerajaaan. Sekretaris kerajaan yang sangat setia pada Raja dan Pangeran mencoba mengungkap apa yang sebenarnaya terjadi selama ini. Dia menyampaikan pada Pangeran kalau memburuknya otonomi kerajaan dikarenakan ulah Putri Ayu. Pangeran tidak percaya dan meminta Putri Ayu memberikan penjelasan. Putri Ayu mengelak dan tidak mau mengakui kesalahannya. Suasana menjadi ricuh pada saat pengawal datang dengan kondisi tergopoh-gopoh menghadap Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe dan menyampaikan bahwa ada seorang wanita yang mirip Putri Raja mencari pangeran. Putri Ayu Sajagade  Dewe yang aslipun menerobos masuk ke istana dan menemui pangeran. Wajah mereka yang sangat mirip membuat pangeran terkejut dan semakin ragu. Dayang Rayu tidak tinggal diam menyaksikan pertunjukan itu, segala cara ia lakukan untuk menyingkirkan Putri Ayu. Tapi akhirnya, kejahatannya yang terbongkar. Dengan tidak sengaja tangan Putri Ayu mengenai kaca yang berada diatas meja kerja Pangeran. Setelah Dayang Rayu melihat kaca yang terjatuh, seketika itu wajah aslinyapun tampak. Semua menjadi kaget melihat wajah asli Dayang Rayu. Dayang Rayu diusir dari kerajaan dengan tidak hormat. Pangeran dan Putri kembali bersatu, kehidupan kerajaanpun kembali makmur dan sejahtera.
D. Bagan Alur/Plot
  1. Adegan 1 Raja yang sedang merayu Permaisuri dengan rayuan khas miliknya
  2. Adegan 2 Pangeran dan Putri yang baru saja tiba dari Paris
  3. Adegan 3 Keiridengkian Dayang Rayu Tur Kemayu yang mulai meluap dan menjadi-jadi
  4. Adegan4 Bantuan Nini Sihir Endelwati pada Dayang Rayu Tur Kemayu untuk menguasai Kerajaan dan menggantikan posisi Putri Ayu Sajagade Dewe sebagai Putri Kerajaan
  5. Adegan5 Penyingkiran Putri Ayu Sajagade Dewe oleh Dayang Rayu Tur Kemayu
  6. Adegan6 Kecurigaan Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe terhadap Penurunan Otonomi Kerajaan yang kian memburuk dan meresahkan kerajaan
  7. Adegan7 Percekcokan antara Dayang Rayu Tur Kemayu dengan Pangeran Ganteng Sajagade Dewe
  8. Adegan8 Kekhawatiran Dayang Rayu Tur Kemayu atas kembalinya Putri Ayu Sajagade Dewe
  9. Adegan 9 Pembongkaran rahasia dan kejahatan Dayang Rayu Tur Kemayu
E. Konsep Panggung/Setting/properti
Dalam cerita ini terdiri dari 1 babak, Konsep panggung adalah di sebuah istana kerajaan Jawa pada zaman dahulu. Sehingga properti yang digunakan bernuansa Jawa. Karena kami kesulitan dalam menghadirkan properti tersebut, maka kami akan membuat beberapa tiruan properti dari bahan sterofoam.
Adapun properti yang kami pakai sebagai berikut :
1. Kursi Raja dan permaisuri, properti ini merupakan fokus dari panggung. kami akan membuat singgasana dari bangku biasa yang dihias dengan sterofoam dan jarik
  1. Dua buah kursi yang lebih kecil dari singgasana raja untuk dayang/pengawal
  2. Gorden berwarna merah dengan hiasan renda-renda emas agar terlihat lebih glamor
  3. Karpet bercorak gold sebagai alas
5. Ukir-ukiran sebagai gebyok untuk memberi kesan etnik jawa, karena beberapa kendala jadi kami akan membuat tiruan dari sterofoam yang di beri cat warna gold
  1. 1 lembar kain warna hitam sebagian dasar background panggung sebelum dilengkapi dengan property pendukung yang lainnya.
  2. Pilar ruang istana yang kami buat dari sterofoam
  3. Beberapa pot bunga sebagai hiasan pada ruangan
F. Konsep Tata Rias dan Busana
Tata rias :
  1. Dayang : tata rias wajah : lipstik warna orange,  khusus untuk dayang rayu (alis nylirit ke atas menimbulkan kesan kejam dan sombong ,mata belok) . Rambut diikat miring.
  2. Pengawal : make up tidak terlalu tebal. Adanya penambahan godeg dan kumis.
  3. Sekretaris kerajaan : make up natural modern disesuaikan dengan busana. Rambut diikat simpel. Berkacamata.
  4. Pangeran : make up biasa tidak terlalu tebal. Di bagian dagu ditambahi garis warna hitam.
  5. Putri dan permaisuri : make up agak  tebal disesuaikan dengan busana. Memakai lipstik warna pink. Rambut disanggul modern. Cantik.
  6. Raja : make up tidak terlalu tebal disesuaikan dengan busana. Adanya penambahan aksen kumis dan aksen keriput agar terlihat tua.
  7. Nini sihir : tata rias wajah : alis tebal dan nylirit ke  atas. Mata : eyeshadow hitam, merah. Bibir :wana merah menyala,  agak methot. Blash on : hitam kemerahan. Bau badan : lengur ( karena tidak pernah mandi ).

Tata busana   :
  1. Dayang : baju kebaya biasa. Memakai jarik selutut. Tidak memakai alas kaki.
  2. Pengawal : memakai rompi, celana panjang hitam, jarik menutupi paha,memakai slayer jarik.
  3. Sekertaris kerajaan : memaki rok pendek, kemeja, sepatu high hill
  4. Pangeran : pakaian lengan panjang, memaki celana panjang, jarik, penutup kepala, sepatu selop.
  5. Putri dan permaisuri :  memakai jarik, memaki selendang, baju kebaya.
  6. Raja : memakai jarik,  memaki celana panjang, memaki baju adat lengan panjang, memakai mahkota, dan sepatu selop
  7. Nini sihir : baju terusan hitam ( compang-camping)

G. Konsep Musik
Musik yang digunakan dalam drama “ Putri Jagad” yaitu musik rekaman
  1. Musik Pembuka: rekaman karawitan
  2. Raja  masuk panggung: musik rekaman  “Kebyok Anting- Anting” masuk
  3. Pangeran  masuk: musik rekaman karawitan
  4. Pangeran meninggalkan raja: musik rekaman karawitan
  5. Raja dan permaisuri meninggalkan ruangan         : musik rekaman karawitan
  6. Dayang  menduduki singgasana: lagu makhluk tuhan paling seksi
  7. Nini sihir muncul: musik seram
  8. Dayang sari terkejut melihat nini sihir: terkejut
  9. Nini sihir pergi meninggalkan Dayang Sari           : musik seram
  10. Dayang mendekap Putri: musik rekaman tegang
  11. Pangeran masuk membawa map: musik dangdut

H. Konsep Tari
  1. Tari berpasangan antara dayang dan dayang (Lagu Dono)
  2. Tari solo dengan gaya seperti ratu sejagad
I. Naskah Drama

“PUTRI JAGAD”

BABAK 1
RAJA BUMI MANGKU LANGIT BERSAMA PERMAISURI SEMILIKITHI WELEH-WELEH BERJALAN MEMASUKI RUANG ISTANA DENGAN BERGANDENGAN TANGAN. TAPI PERMAISURI AGAK SEBEL DENGAN RAJA. DIA TAMPAK CEMBERUT. DENGAN SEGALA CARA RAJA MENCOBA MERAYU UNTUK MEMBUATNYA SENYUM KEMBALI.

ADEGAN 1
  1. Raja Bumi mangku Langit :”(MASIH TERUS MERAYU PERMAISURI) Oh permaisuriku, pujaan hatiku, belahan jiwaku, kenapa engkau cemberut seperti itu, tersenyumlah cantik, aku tidak tahan melihat bibirmu semakin hari semakin memble”.
  2. Permaisuri Semilikithi Weleh-weleh :”Biarin biar memble tapi kece, buktinya Kanda mau
Sama Dinda!!!”
  1. Raja Bumi mangku Langit : ”Siang hari muter- muter
Naik  motor sekuter
Permaisuriku yang bunder
Membuat hatiku tambah ser…ser…ser”
  1. Permaisuri Semilikithi Weleh-weleh :”Uuh…sayakan kurus dan langsing Baginda Raja (SAMBIL MEMANDANGI TUBUHNYA)”.
  2. Raja Bumi mangku Langit :”Oh iya Dinda, kamukan Kutilang.
Kurus tinggi tapi langsing”.
  1. Permaisuri Semilikithi Weleh-weleh :”Ah…Baginda raja bisa saja, jadi ge’er nich, gombal…gombal…gombal…!!! ( SAMBIL TERSIPU MALU)”
  2. Raja Bumi mangku Langit :”Hah gitu donk Permaisuriku, smile… kalau gitukan tambah ayu, semua bidadari mah lewat (MENYENGGOL PUNDAK PERMAISURI)”.
  3. Raja Bumi mangku Langit : (DUDUK DI KURSI SINGGASANA) “Ngomong-ngomong saya kok jadi kangen ya sama putra kita Pangeran Guanteng Sadonyane Dewe. Sejak putra kita menikah dengan Putri Ayu Sajagade Dewe, gadis desa yang sangat santun dan halus budinya. Dia menjadi sibuk dan jarang sekali menemui kita”
  4. Permaisuri Semilikithi Weleh-weleh : “Iya kanda, dinda juga kangen sama mereka, kangen Bangeeet !!!”
ADEGAN 2
PANGERAN GANTENG SADONYANE DEWE DATANG BERSAMA PUTRI AYU SAJAGADE DEWE SERTA DIIKUTI OLEH DUA DAYANG ISTANA YAITU DAYANG RAYU TUR KEMAYU DAN DAYANG KECE TUR MEMBLE.

  1. Pengawal Jasim :”Pangeran dan Putri tiba” (Gaya Sinchan Pangeran Bertopeng)
  2. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe & Putri Ayu Sajagade Dewe :”Hormat kami Ayahanda, hormat kami Ibunda” (MEMBUNGKUKAN BADAN SAMBIL MENELUNGKUPKAN KEDUA TANGAN)
  3. Raja Bumi mangku Langit               :”Duduklah Putra- Putriku.
  4. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Terima kasih Ayah”
  5. Raja Bumi mangku Langit               :” Kalian panjang umur, baru saja ayah dan ibundamu mambicarakan tentang kalian. Hingga kalian datang menemui ayah dan bunda. Bagaimana liburan kalian? Apakah kalian merasa senang?”
  6. Putri Ayu Sajagade Dewe : ”Kami sangat senang Ayah, kota paris sangat indah.”.
  7. Raja Bumi mangku Langit : ”Syukurlah kalau putri senang, kau harus selalu bahagia putriku”.
  8. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Bereslah Ayah, Hamba akan membuat Putri selalu bahagia dan nyaman tinggal di istana”.
  9. Permaisuri Semilikithi Weleh-weleh :”Kanda! Nampaknya kanda sudah sangat lelah. Sebaiknya kita istirahat dulu aja yach…!!!’
  10. Raja Bumi mangku Langit : (MENGANGGUK-ANGGUKAN KEPALA)
  11. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe : “Kami juga mohon pamit bunda” (DUDUK SAMBIL MENELUNGKUPKAN KEDUA TANGAN)

(RAJA DAN PERMAISURI MENINGGALKAN RUANGAN UNTUK BER ISTIRAHAT DIIKUTI DENGAN PANGERAN DAN PUTRI)

ADEGAN 3
SETELAH RAJA, PERMAISURI, PANGERAN DAN JUGA PUTRI PERGI MENINGGALKAN RUANGAN, DAYANG RAYU TUR KEMAYU MULAI BERAKSI DAN BERGAYA-GAYA LAYAKNYA SEORANG PUTRI RAJA.
  1. Dayang Rayu Tur Kemayu :”(DUDUK DI SINGGASANA RAJA SAMBIL MEMBAWA KIPAS) Ehmmmm…enaknya jadi Putri…!!!”
  2. Dayang Kece Tur Memble :”Eh Kemayu berani sekali kamu duduk di Singgasana itu! Itu tempat Raja dan Permaisuri tau!!!”.
  3. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Itu bukan urusan kamu, suka- suka ku donk!!!”
  4. Dayang Kece Tur Memble :”Memang bukan urusanku Kemayu, tapi kita sama- sama Dayang. So, wajar donk kalau aku ngingetin kamu. Jangan duduk di situ jika kau masih ingin mengabdi disini! ayo cepat berdiri sebelum ketahaun Baginda Raja dan Permaisuri”.
  5. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Huh…malas ah ngedengerin omongan yang gak penting!”
  6. Dayang Kece Tur Memble :”Sudah…Sudah….Ya Sudahlah…???Oh iya aku mau ngajakin kamu  jalan- jalan, bagaimana kalau kita keliling istana?”
  7. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Dengan kamu! Dayang kece!”
  8. Dayang Kece Tur Memble :”Ya iyalah, masa ya iya donk buah aza Kedondong…hemmm!!!”
  9. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Hemmm… stroberi apel- apel sory gak level!!!”
  10. Dayang Kece Tur Memble :”Ya sudah kalau kamu gak ikut, aku pergi sendiri aja, Hemmm”.
  11. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Ih cepat Pergi, Cepat…cepat…!!!
Ih dasar DKM, Dayang Kece Memble… huh!”
DAYANG RAYU TUR KEMAYU MULAI MENAMPAKKAN KEKESALANNYA PADA SEMUA ORANG DAN MENGUMPAT KESANA KEMARI. DIA IRI MELIHAT KEBAHAGIAAN PUTRI AYU SAJAGADE DEWE DENGAN PANGERAN GANTENG SADONYANE DEWE. DIA INGIN MENGGANTIKAN KEDUDUKAN PUTRI KERAJAAN DAN MENDAMPINGI PANGERAN YANG MEMIMPIN ISTANA.
  1. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Dasar wanita tak tau malu, datang- datang langsung nglunjak, memangnya siapa dia…dibandingkan dengan aku, aku jauh lebih terhormat. Dia itu sok manis,sok alim,..cuuh…melihat dia mau muntah saja (DUDUK DI SINGGASANA RAJA)
Padahal sudah lama aku menginginkan posisi putri raja dan sudah terlalu lama aku mengabdi di Kerajaan Sendang Agung tentrem Adhem Ayem ini, tapi apa balasan untukku, apa!!! Sejak dulu sampai sekarang dia tidak pernah melihatku apalagi menempatkan aku di posisi yang lebih tinggi. Bagaimanapun caranya aku harus bisa merebut posisi putri raja dari tangan Putri sok cantik itu. Aku akan menggunakan segala cara untuk menyingkirkannya. Ha….ha….ha….hahaha!”
ADEGAN 4
NINI SIHIR ENDELWATI MUNCUL MENGHAMPIRI DAYANG RAYU TUR KEMAYU YANG SEDANG SIBUK DENGAN UMPATANNYA ITU  DENGAN SUARANYA YANG MENGERIKAN.
  1. Nini Sihir Endelwati :”Hi…hi…hi…Wahai manusia berhati dengki, sebesar itukan keinginanmu untuk menduduki posisi Putri Raja, Aku bisa mewujudkan keinginanmu!”.
  2. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Hey…Siapa kamu? Tunjukkan wajahmu! Tunjukkan wujud aslimu! (BINGUNG MENCARI DARI MANA ASAL SUARA ITU)
Ayo nampakkan dirimu! Siapa kamu! Hey… (MEMBALIKKAN BADAN DAN TERKEJUT MELIHAT WUJUD  NINI SIHIR ENDELWATI )
Benarkah yang kau katakan tadi? Apakah kau bisa mengubah aku menjadi  putri di Kerajaan ini?”
  1. Nini Sihir Endelwati :”Hi…hi…hi…hihihi…..itu sih urusan gampang….tapi….!!!”
  2. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Tapi apa?”
  3. Nini Sihir Endelwati :”Ada syaratnya…hi…hihihi…hihihihi!”
  4. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Apa syaratnya Nini?”
  5. Nini Sihir Endelwati:”Kau harus berbagi kesenanganmu denganku, apa kamu mau?. Hi…hihihihi…hihihih”
  6. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Baiklah aku akan berbagi kesenangan denganmu, tapi apa yang hendak kau lakukan denganku?”
  7. Nini Sihir Endelwati :”Hi…hihihi….hihihihi…aku akan mengubah wajahmu menjadi wajah seorang putri ayu.”
  8. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Apa? Tidak!!! Aku tidak mau wajahku dirubah menjadi putri yang sok alim itu! Ih…amit- amit….”
  9. Nini Sihir Endelwati :”Hi…hihihih…apa kau tak mau menjadi seorang Putri Raja menggantikan Putri yang sok cantik itu? Apa kau tak mau mendampingi Pangeran dan duduk bersanding dengannya selamanya? Apa kau tak mau itu? Hi…hihihih…hi…hihihihi”
  10. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Hmmm…mau sih…tapi apa tidak ada cara lain agar aku bisa menjadi putri raja?”
  11. Nini Sihir Endelwati :”Hihihi…kau sudah kuberi tawaran, jadi…terserah kau mau atau tidak!!!
(MEMBALIKKAN BADAN DAN INGIN PERGI MENINGGALKAN DAYANG RAYU TUR KEMAYU) hihihih…”
  1. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Eh…tunggu nenek sihir. Kalau memang itu jalan satu-satunya, baiklah aku setuju, akan kuturuti maumu”.
  2. Nini Sihir Endelwati :”Hihihihi…Nah gitu donk gadis cantik, kau memang gadis yang licik.
Hihihi…aku akan merubah wajahmu, tapi ingat jangan sekali- kali kau tampakkan wajahmu dicermin, jika itu kau lakukan wajah aslimu yang akan tampak dicermin, dan semua kelicikanmu akan terbongkar, ingat itu…hi…hihihi…”
  1. Dayang Rayu Tur Kemayu :”okelah kalau begitu”.
  2. Nini Sihir Endelwati :”Bersiaplah kau gadis licik, aku akan merubah wajahmu. Tolong di bantu
Ya 1 2 3…Bim salabim jadi apa prok prok prok (MENGELUARKAN MANTRA DAN MERUBAH WAJAH DAYANG RAYU TUR KEMAYU MENJADI WAJAH PUTRI AYU SAJAGADE DEWE)”
  1. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Ha…hahaha…hahaha…akhirnya aku bisa menjadi peri, eh kok peri maksud aku Putri. Ha….hahaha…ahahah…”( Menari di iringi lagu Putri Sejagad )
  2. Nini Sihir Endelwati :”Ingatlah dengan janjimu gadis licik, hihihi… hihihi… (PERGI MENGHILANG BEGITU SAJA)”
ADEGAN 5
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN SETELAH NINI SIHIR ENDELWATI PERGI, DATANGLAH PUTRI AYU SAJAGADE DEWE DENGAN WAJAH YANG CEMAS DAN KETAKUTAN.
  1. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Ah ada orang datang, sebaiknya aku sembunyi saja dulu (CARI TEMPAT UNTUK SEMBUNYI)”
  2. Putri Ayu Sajagade Dewe :”(MEMASUKI RUANGAN) Dimana ya Pangeran berada? Apa ada
yang tahu? Dari tadi aku sudah mencarinya kemana- mana tapi tidak ada, di kamar, di ruang kerja, di taman, di sinipun, aduh dimana ya pangeranku, aku ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting (MONDAR-MANDIR KEBINGUNGAN MENCARI PANGERAN)
TIBA- TIBA DARI ARAH BELAKANG DAYANG RAYU TUR KEMAYU DATANG DENGAN MEMBAWA SEHELAI KAIN YANG TELAH IA BERI OBAT BIUS. DIAPUN MENDEKAP PUTRI DAN MEMBIUSNYA.

  1. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Kena kau Putri sok cantik (MENDEKAP DAN MEMBIUS PUTRI SAMPAI PUTRI AYU SAJAGADE DEWE PINGSAN) akhirnya aku bisa menggantikan posisimu”.
  2. Putri Ayu Sajagade Dewe :”(PINGSAN)”
  3. Dayang Rayu Tur Kemayu:”(MEMBAWA PUTRI  PERGI JAUH DARI ISTANA)”
DAYANG RAYU BERHASIL MENYINGKIRKAN PUTRI DAN MENGGANTIKAN KEDUDUKAN PUTRI AYU SAJAGADE DEWE SEBAGAI PUTRI KERAJAAN. DIA MENGGUNAKAN KEDUDUKANNYA ITU DENGAN SEMENA-MENA. DI BUAT KEKACAUAN DISANA-SINI TANPA SEPENGETAHUAN PANGERAN. DIA TANGGALKAN SEMUA ATURAN ISTANA DAN DIA BUAT ATURAN-ATURAN BARU. DI GUNAKAN UANG KERAJAAN UNTUK KESENANGANNYA BERSAMA DENGAN NINI SIHIR ENDELWATI.

ADEGAN 6
PANGERAN MULAI MERASAKAN KEGANJALAN DENGAN KEJADIAN-KEJADIAN ANEH BEBERAPA AKHIR-AKHIR INI. DIA RESAH DENGAN KONDISI KERAJAAN YANG SEMAKIN KACAU DAN KONDISI KEUANGAN KERAJAAN YANG SEMAKIN MEMBURUK.

  1. Sekertaris Kerajaan :( BERJALAN MENGHAMPIRI PANGERAN SAMBIL MEMBAWA BERKAS LAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIREKAPNYA)
  2. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Apa yang sedang kamu bawa itu, wahai sekertarisku?”
  3. Sekertaris Kerajaan :”ini adalah berkas rekapan keuangan kerajaan kita saat ini pangeranku (SAMBIL KETAKUTAN SEKERTARIS MEMBERIKAN BERKAS LAPORAN KEUNAGAN YANG TELAH DI REKAP)
  4. Pangeran Ganteng Sadonyane dewe :( MEMEGANG KEPALA DAN MENGELENG- GELENGKANNYA)
  5. Sekertaris Kerajaan :”Ma’af pangeran itu semua terjadi karena ulah dari istri Pangeran sendiri
yaitu Tuan Putri Ayu Sajagade Dewe”.
  1. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Lancang sekali kau berkata seperti itu! Apa kamu ingin mati, menuduh istriku yang paling aku cintai!!!”
  2. Sekertaris Kerajaan :”Hamba mohon ampun pangeran, tapi itulah kenyataan yang sebenarnya.
Putri terlalu banyak menghambur- hamburkan uang Kerajaan untuk kegiatan yang tidak jelas. Tuan Putri juga merubah semua aturan- aturan yang sudah ditetapkan di kerajaan ini Pangeran’.
  1. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Apa benar yang kau katakan itu wahai Sekertaris Kerajaan? Apa sejauh itu yang sudah Putri lakukan untuk Kerajaan ini?”
  2. Sekertaris Kerajaan :”Sekali lagi hamba mohon ampun Pangeran, sebenarnya hamba tidak ingin menyampaikan ini tapi keadaan sudah benar-benar gawat jadi hamba tidak bisa menutupinya terlalu lama lagi pangeran”.
  3. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Sungguh keterlaluan. Pengawal!!!”
  4. Pengawal        Jasim       :”Dalem…Hamba, menghadap Pangeran”.
  5. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Cepat panggil Putri kemari!”.
  6. Pengawal        Jasim       :”Siap, segera Pangeran”.
ADEGAN 7
PENGAWAL MEMINTA PUTRI AYU SAJAGADE DEWE UNTUK MENEMUI PANGERAN SEGERA

  1. Pengawal        :”Putri Ayu Sajagade Dewe tiba”.
  2. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Kanda memanggil saya”
  3. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Ya, duduklah dulu Dinda”
  4. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Nampaknya Kanda sangat cemas, ada masalah apa Kanda?”
  5. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Cobalah kau lihat ini Dinda!”
  6. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Inikan laporan keuangan Kerajaan? Ada apa dengan laporan keuangan ini Kanda?”
  7. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Coba Dinda lihat dengan teliti laporan itu, di situ menunjukkan kalau keuangan kita semakin menurun”.
  8. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Ya, lalu apa hubungannya dengan saya Kanda?”
  9. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Apa benar Dinda yang telah menggunakan uang kerajaan untuk semua kebutuhan pribadi dinda? Benarkah uang itu untuk kesenangan Dinda semata?”
  10. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Apa maksud Kanda? Apa Kanda menuduh Dinda yang menggunakan semua uang itu? Teganya dirimu teganya…teganya….teganya pada diriku. Jadi Kanda percaya dengan semua fitnah itu?” (MENCOBA MERAYU DAN MEMBUJUK PANGERAN AGAR MAU MEMPERCAYAINYA) Mana mungkin saya melakukan itu Kanda. Bagaimanapun juga saya Putri Kerajaan. Jadi, mana mungkin Dinda malakukan hal-hal yang merugikan Kerajaan, tak mungkin itu Kanda, tak mungkin la yau…”  (SAMBIL MENGELUS PUNDAK PANGERAN)
  11. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Apa benar yang kau katakan itu Dinda?”
  12. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Ya iyalah Kanda, masak dinda bo’ong…!”
ADEGAN 8
PUTRI AYU SAJAGADE DEWE JELMAAN DARI DAYANG RAYU TUR KEMAYU TERUS MENERUS MENYAKINKAN PANGERAN BAHWA DIA HANYA DIFITNAH DAN BUKAN DIA YANG TELAH MENGHAMBUR-HAMBURKAN UANG KERAJAAN. DISAMPING ITU SAAT PUTRI SEDANG ASYIK MERAYU DAN MEYAKINKAN HATI PANGERAN, PENGAWAL JASIM MENGHADAP DENGAN TERGOPOH-GOPOH.

  1. Pengawal Jasim               :”(DATANG TERGOPOH-GOPOH) Hamba….Hamba menghadap Tuanku Pangeran”.
  2. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Ada apa denganmu pengawal? Kenapa kau tampak ketakutan?”
  3. Pengawal        Jasim :”Mohon ampun Pangeran, hamba melihat orang yang mirip Tuan Putri ingin
menerobos masuk ke dalam istana”.
  1. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Apaaa…!!! orang yang mirip dengan aku, wah gawat….(    CEMAS DAN KETAKUTAN)”
  2. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Gawat kenapa Dinda?”
  3. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Ah…tidak ada apa-apa kok kanda, tidak apa-apa…(MENGGENGGAM KEDUA TANGANNYA)”
  4. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Tapi kenapa kau tampak cemas Dinda? Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?”
  5. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Tidak ada Kanda, benar tidak ada!”.
  6. Putri Ayu Sajagade Dewe :”(MENEROBOS MASUK) Kanda…Kanda…Kanda (MENATAP
WAJAH PANGERAN) Kanda ini saya…apa Kanda tidak mengenali saya?”
  1. P. Ganteng Sadonyane Dewe & D. Rayu Tur Kemayu :”(TERKEJUT)”
  2. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Putri Ayu Sajagade Dewe… kenapa mirip sekali? (TERNGANGA) Sangat mirip!”.
  3. Putri Ayu Sajagade Dewe                :”Kanda ini saya, istrimu kanda”.
  4. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Heh…siapa kamu! Berani- beraninya kamu memanggil suamiku dengan sebutan kanda seperti itu. Kau harus kuberi pelajaran. (MEMEGANG PUTRI AYU SAJAGADE DEWE DAN MENARIKNYA)”
  5. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Tunggu Dinda, jangan…”
  6. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Kenapa lagi kanda? Saya harus memberinya pelajaran karena Dia telah berani memanggil Kanda seperti itu. Dinda tidak terima Kanda” (MENGERATKAN TARIKANNYA).
  7. Pangeran Arya Ganteng Sadonyane Dewe :”Tunggu Dinda, tunggu…(BERDIRI, MENDEKAT DAN MENATAP KEDUANYA)”. Kenapa kalian sangat mirip? Boleh aku memegang tanganmu Nyonya? (MEMEGANG KEDUA TANGAN PUTRI AYU SAJAGADE DEWE)”
  8. Putri Ayu Sajagade Dewe :”Ya Kanda, tentu. Akulah Putri Ayu Sajagade Dewe, istrimu Kanda…”
  9. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Dia bohong Kanda, akulah istrimu (SAMBIL MELEPAS TANGAN PANGERAN DAN PUTRI AYU SAJAGADE DEWE) Dasar Pembohong (MELOTOTI PUTRI AYU SAJAGADE DEWE)”.
  10. Putri Ayu Sajagade Dewe :”Tapi saya benar-benar Istrimu yang sesungguhnya Kanda. Kanda ingat apa yang sering Dinda ucapkan pada Kanda, “Kasihku selalu untukmu, jiwaku menyatu dengan jiwamu”, Kanda ingat itu Kanda…Kanda ingat? (MEYAKINKAN PANGERAN)”.
  11. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Sudah cukup, Kau sudah terlalu banyak bicara pembohong. Ayo ikut aku (MENARIK TANGAN PUTRI AYU SAJAGADE DEWE)”.

ADEGAN 9
SAAT DAYANG RAYU TUR KEMAYU MENARIK TANGAN PUTRI AYU SAJAGADE DEWE DENGAN KASAR SEKETIKA ITU PULA TANGAN PUTRI MENGENAI KACA YANG BERADA DI ATAS MEJA KERJA PANGERAN. KACA ITU PUN TERJATUH DI LANTAI. DAYANG RAYU TUR KEMAYU TERKEJUT DAN MEMBALIKKAN BADANNYA MELIHAT KACA YANG TERJATUH ITU. DAN DAYANG  MENJERIT KETAKUTAN.

  1. Dayang Rayu Tur Kemayu :”Aaaaaa…….tidaaak…..tolong singkirkan kaca-kaca itu dariku….cepat singkirkan!!!cepat…pengawal….(SAMBIL MENUTUP MUKANYA DENGAN KEDUA TANGANNYA)”.
  2. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Dinda…ada apa denganmu Dinda….Dinda….(MENCOBA MEMBUKA KEDUA TANGAN DAYANG RAYU TUR KEMAYU) Haaa…(TERKEJUT) Siapa Kamu? Kau bukan istriku! Jadi selama ini kau telah menipuku!”
  3. Dayang Rayu Tur Kemayu : (PINGSAN)
  4. Putri Ayu Sajagade Dewe :”Dia adalah Dayang Rayu Tur Kemayu Kanda, dia Dayang kerajaan ini. Dia menyamar menjadi Dinda dan mengaku menjadi istri Kanda”.
  5. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :”Benarkah itu? Pengawal! Cepat bawa dayang ini pergi dan usir di dari istana ini! Cepat!”.
  6. Putri Ayu Sajagade Dewe :”Apa sekarang Kanda mempercayaiku ”.
  7. Pangeran Ganteng Sadonyane Dewe :” Sungguh aku tidak menyangka, semudah ini aku ditipu oleh seorang dayang istana. Ma’afkan Kanda tidak mengenalimu Dinda”.(MENDEKATI PUTRI AYU SAJAGADE DEWE)
  8. Putri Ayu Sajagade Dewe :”Sudahlah Kanda, ini semua sudah berlalu, Dinda telah kembali untuk Kanda”.
  9. P. Ganteng Sadonyane Dewe &P.Deswati:”(BERPEGANGAN TANGAN) Kasihku selalu untukmu, Jiwaku menyatu dengan jiwamu”.

AKHIRNYA DAYANG RAYU TUR KEMAYU DIUSIR DARI ISTANA DENGAN TIDAK HORMAT AKIBAT DARI KEJAHATAN DAN KELICIKANNYA SELAMA INI. PANGERAN GANTENG SADONYANE DEWE DAN PUTRI AYU SAJAGADE DEWEPUN KEMBALI HIDUP BAHAGIA DI KERAJAAN SENDANG AGUNG TENTREM ADHEM AYEM. 

“LORONG”
(Naskah Telah Dipentaskan)
Pimpinan Produksi: Drs. Heru Subrata, M.Si.

Penata Konsep & Penanggung Jawab :
  1. Sutradara                              : Selvyana Mega Sari
  2. Stage Manager                    : Evia Rahmawati
  3. Staf Desainer Artistik
Desainer Tata Rias                          : Selvyana Mega Sari
Desainer Tata Suara                       : Eka Aprilia Susanti
Desainer Tata Busana (Kostum): Berty Kheda
Desainer Lighting (Tata Lampu): Nena Ridayati
Desainer Dekorasi Panggung       : Berty kheda,Evia ,  Rahmawati
  1. Staf  Properti Pementasan: Selviana Setia Rini,Eka ,  Aprilia Susanti
  1. KONSEP CERITA
“ LORONG “ adalah sejenis  drama dengan sedikit memasukkan unsur komedi. LORONG merupakan  karya Phutut Bukhori pada tahun 2004. Namun, kami telah mengadakan beberapa perubahan pada naskah ini untuk menyesuaikan dengan jumlah  pemain dan waktu.
  1. SINOPSIS CERITA
Pada  sebuah tempat yang kumuh dan kotor tinggallah orang-orang yang memiliki semangat hidup dengan kerja dan usaha. Namun ketenangan mereka terusik ketika seorang kontraktor ingin membeli tanah milik mereka untuk dijadikan tempat wisata. Sri Prantoro, anak buah dari pengembang sengaja menyebarkan virus penyakit di perkampungan itu dan berpura-pura mengobati mereka supaya mereka menganggap Sri Prantoro sebagai dewa penolong dan mau menjual tanah milik mereka pada Bu Pengembang.
  1. KONSEP PANGGUNG
Naskah ini mengambil setting tempat pemukiman kumuh dimana dekat dengan tempat pembuangan sampah terakhir.  Terdapat gubuk  yang sudah reot, yang dinding-dindingnya memakai kardus dengan atap terbuat dari seng. Di sekitar gubuk  tersebut terdapat tumpukan kardus, topi yang lusuh, keranjang untuk memungut sampah, terdapat barang-barang bekas yang tidak terpakai lagi seperti botol minuman, koran bekas, plastik, serta sampah lainnya. Sedangkan handproperty yang digunakan yaitu keranjang sampah untuk menaruh hasil memulung sampah, cuthe’an untuk mengambil sampah, dan karung.
  1. KONSEP BUSANA
  2. Sri Prantoro memakai baju kantoran, sepatu higheels warna hitam, dan bros supaya terkesan seperti orang penting.
  3. Bu Pengembang memakai baju kantoran, sepatu higheels warna hitam, dan bros supaya terkesan bijaksana.
  4. Para pemulung memakai baju compang camping atau kumel untuk mengesankan karakter seorang pemulung.
  5. Preman memakai kaos oblong, celana jeans, dan jaket untuk mengesankan seorang preman.
  1. KONSEP MUSIK
    1. Lagu Orang Lorong dengan diiringi gitar
Lagu ini diputar pada di awal dan di akhir cerita.
  1. Keyboard
Untuk suara efek dan musik eksternal.
  1. Jimbe
Untuk memunculkan suasana tegang di akhir cerita.
  1. KARAKTERISTIK PEMAIN
-        Sri Prantoro :
Licik, Pintar Bersandiwara, Kemayu, Suka Berbohong, Pandai  Menghasut, Cerewet dan sombong.
-        Bu Pengembang :
Bersikap acuh dengan orang bawah, Licik, Pendendam, Pintar berbohong dan Pendendam.
-        Lik Gombes :
Wibawa, Bijaksana dan Meneyelesaikan masalah dengan pemikiran yang matang.
-        Cipluk :
Emosi tinggi, Ingin urusan cepat selesai, Ingin dikasihani dan Egois.
-        Ati :
Sabar, Kalem,  Hati-hati dalam ucapan, Suka menasehati dan Suka mengasihi.
-        Ceples :
Semaunya sendiri dan Emosi tinggi.
  1. Plot
Naskah ini memiliki alur yaitu LINIER hal tersebut dapat penulis tuliskan karena cerita yang dimaksudkan berjalan runtut dari awal hingga akhir, sedangkan mengapa  penulis dapat menyebutkan dari awal sampai akhir karena awal cerita terjadi ketika tiba-tiba saja daerah kawasan kumuh terserang penyakit aneh yang hampir belum pernah terjadi di derah tersebut. Cipluk salah seorang waraga mengerang kesakitan. Teman-teman Cipluk panik, mereka mencoba untuk memanggil dukun, dokter, atau siapa saja yang terpenting kawannya bisa sembuh. Dan pada akhirnya datang Sri Prantoro yang berusaha untuk menyembuhkan Cipluk. Sri Prantoro berhasil menyembuhkan Cipluk. Semua warga Lorong sangat berterima kasih kepada Sri Prantoro. Namun dibalik halus budinya, ternyata Sri telah membuat skenario politik balas budi agar warga mau menjual tanah pada seorang investor.
Pembicaraan Sri dengan Bu Pengembang yang berdiskusi tentang rencana pembebasan tanah lorong ternyata didengar oleh salah seorang warga lorong yaitu Ceples. Ceples pun menceritakan semua kelicikan Sri Prantoro pada semua teman-temanya. Orang-orang lorongpun marah dan geram dengan ulah Sri tersebut. Wargapun membikin skenario untuk membalas kelicikan Sri Lik gombes mengusulkan agar warga lorong mengikuti saja permainan Sri prantoro. Kemudian Bu Pengembang datang dengan Sri Prantoro. Mereka menemui warga lorong. Setelah bernegosiasi panjang lebar, bahwa Bu Pengembang akan membeli tanah ini dengan harga standard dan memperkerjakan mereka sebagai karyawan. Akhirnya Cipluk sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi. Cipluk tiba-tiba menyerang Sri Prantoro juga diikuti dengan warga lain. Akhirnya Bu Pengembang memanggil orang berseragam. Mereka mengikat Sri Prantoro beserta warga lorong dan memasukkannya ke dalam gubuk. Kemudian membakar gubuk itu agar terkesan seperti kebakaran.
Gustav Freytag membagi unsur-unsur plot menjadi 5 yang meliputu hal-hal berikut:
  1. Eksposition atau pelukisan awal cerita
Saat pemulung pulang dari memungut sampah, dengan membawa tumpukan sampah di keranjangnya. Terdapat aktivitas memilah-milah sampah. Memisahkan botol-botol bekas, koran. Plastik. Serta kardus ke tempat yang berbeda.
  1. Komplikasi atau pertikaian awal
Ketika tiba-tiba saja daerah kawasan kumuh terserang penyakit aneh yang hampir belum pernah terjadi di derah tersebut. Cipluk salah seorang warga mengerang kesakitan. Teman-teman Cipluk panik, mereka mencoba untuk memanggil dukun, dokter, atau siapa saja yang terpenting kawannya bisa sembuh. Dan pada akhirnya datang sri Prantoro yang berusaha untuk menyembuhkan Cipluk.
  1. Klimaks atau titik Puncak Cerita
Terjadi saat pembicaraan Sri dengan Bu Pengembang yang berdiskusi tentang rencana pembebasan tanah lorong ternyata didengar olek salah seorang warga lorong yaitu Ceples. Ceples pun menceritakan semua kelicikan Sri Prantoro pada semua teman-temannya. Orang-orang lorongpun marah dan geram dengan ulah Sri tersebut.
  1. Resolusi atau penyelesaian atau falling action
Wargapun membikin skenario untuk membalas kelicikan Sri Prantoro, Lik gombes mengusulkan agar warga lorong mengikuti saja pemainan Sri prantoro.
  1. Catastrophe atau denoument atau keputusan
Saat Cipluk sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi. Cipluk tiba-tiba menyerang sri Prantoro juga diikuti dengan warga lain. Akhirnya Bu Pengembang memanggil orang berseragam. Mereka mengikat Sri Prantoro beserta warga lorong dan memasukkannya ke dalam gubuk. Kemudian membakar gubuk itu agar terkesan seperti kebakaran.
Pimpinan Produksi     : Drs. Heru Subrata, M.Si
Sutradara : Selvyana Mega Sari
Para Pemeran:
  1. Sri Prantoro              : Eka Aprillia Susan
  2. Lek Gombes              : Evia Rahmawati
  3. Cipluk                            : Selviana Setya Rini
  4. Ceples                           : Berty Kheda
  5. Ati                                    : Nena Ridayati
  6. Bu Pengembang     : Selvyana Mega Sari
  7. Preman 1                    : Rahmat Arifin
  8. Preman 2                    : Tri Juni Hartanto
  9. Preman 3                    : Teguh Budiono
SKENARIO
BABAK SATU
PADA SEBUAH TEMPAT: KUMUH, KOTOR. NAMUN TINGGAL DI TEMPAT TERSEBUT ORANG-ORANG YANG MEMILIKI SEMANGAT HIDUP DENGAN KERJA DAN USAHA.
Lagu orang lorong:
Lorong, Orang orang lorong
Bolong, Rumah kami bolong
Lorong, Orang orang lorong
Kosong, Nasib orang kolong
Kami yang di miskinkan oleh suatu sebab
Terpinggirkan di jurang kekalahan
Kami yang di kalahkan oleh suatu sistem
Tersingkirkan di ladang kami yang telah hilang
Kami yang lahir di tanah air subur makmur
Tapi hidup dan di besarkan di lahan kering kerontang
Tanah kami telah di rampas
Hak hidup entah telah di curi siapa?
Negeriku kaya, aku yang miskin
Bangsaku makmur, hidup kami yang hancur
Dasar Orang orang lorong
Beginilah nasib dan hidup
Yang harus tertindas
Kalah , kalah , kalah
TIBA TIBA SAJA DAERAH KAWASAN KUMUH ITU TERSERANG PENYAKIT ANEH, YANG HAMPIR BELUM PERNAH TERJADI DI DAERAH TERSEBUT. SALAH SEORANG WARGA MENGERANG KESAKITAN.
001. CIPLUK                            : (TERIAK KESAKITAN) Aug !!! kergh… aduh ulu hatiku, aduh kepalaku, aduh kakiku. Akh… Aduh.. akankan kematianku datang hari ini.
002. LIK GOMBES                 : Hus ! Jangan omong ngawur seperti itu, kalo Gusti Allah dengar, kuwalat kamu, bisa dicabut beneran.
003. CIPLUK                            : Tetapi ini sungguh sakit, aku tak kuat lagi.
004. CEPLES                             : Iktiar yu, dedonga biar sakitnya berkurang.
005. ATI                                      : (SESUDAH AMBIL MINUMAN DI KOLONGNYA) ini minum dulu biar tenang.
006. CEPLES                             : Iya ini di minum dulu, biar enteng.
ORANG YANG SAKIT MEMINUM AIR YANG DI BERIKAN TETANGGANYA, NAMUN AIR ITU TERASA PANAS DAN MEMUNTAHKANKEMBALI.
007. CIPLUK                            : Panas… Panas… racun… racun… (SEMAKIN MENGERANG KESAKITAN)
008. LIK GOMBES                 : Wah Kalau ini pasti Ayan !
009. ORANG YANG LAIN  : Hus !
010. LIK GOMBES                 : Kalau bukan ayan, pasti kesurupan.
011. CEPLES                             : Wah bisa jadi. (KEPADA YANG SAKIT) kamu tadi nguntal apa tho? Kok jadi kangsluban ? Kamu tadi dolanan dimana ? kok bisa kesurupan, sadar yu, sadar…..
012. LIK GOMBES                 : Sekarang panggilkan mbah karto dukun saja, biar di jampi-jampi.
013. CEPLES                             : Jangan mbah karto dukun, kurang ampuh. Lebih baik lik minah cucunya mbah kartono.
014. LIK GOMBES                 : Hus ngaco ! Lik minah itu dukun bayi !
015. CEPLES                             : Tapi pas selasa kliwon kemarin, dia juga bisa sembuhkan orang kesurupan.
016. LIK GOMBES                 : Nggak! dia itu cuma pura-pura menyembuhkan. Lha wong yang kesurupan waktu itu keponakannya sendiri, dan itu cuma bohong-bohongan, dia itu cuma akting menyembuhkan, dan keponakannya pura-pura kesurupan.
017. CEPLES                             : Tetapi mantra-mantra dan rapalannya mantep lho!
018. LIK GOMBES                 : Ngapusi, Bohong ! itu cuma ngawur.
019. ATI                                      : Lha wong saya lihat sendiri kok.
020. LIK GOMBES                 : Alah… malah cerigis. Sudah tho sekarang panggil mbah karto.
021. CEPLES                             : Aku tetep nggak  setuju kalau mbah karto, orang nya sudah pikun. Lik minah saja.
022. LIK GOMBES                 : Dasar Wong ngeyel !  Sudah dibilang minah itu dukun bayi ! sudah. Aku aku pergi panggil mbah karto.(HENDAK PERGI)
023. CEPLES                             : Sa’karebmu ! aku pergi panggil lik minah ! (HENDAK PERGI)
024. ATI                                      : Cukup ! temannya sakit malah ribut diskusi soal dukun.
025. LIK GOMBES, CEPLES             : Tetapi kita harus panggil dukun.
026. CIPLUK                            : (TERIAK LEBIH KERAS) Aku tidak kesurupan. Aduh jantungku, otakku, kupingku, tanganku, semua tambah sakit.
CIPLUK MENGERANG SEMAKIN KERAS KARENA SEMAKIN KESAKITAN, ORANG ORANG SEMAKIN BINGUNG HENDAK MELAKUKAN APA. HINGGA PADA AKHIR DATANG SESEORANG (PRANTORO) YANG BERPAKAIAN AGAK BERSIH DATANG MEMBANTU.
027. SRI PRANTORO           : Walah… walah gusti Allah, ada apa ini, ada apa kok ribut banget. Mbak-mbak ada apa ini…. ? apa butuh pertolongan ?
028. CEPLES                             : Wah kami betul-betul kewalahan mbak, kawan saya ini sakit luar biasa, tetapi kami tak dapat berbuat apa-apa.
029.SRI PRANTORO             : Gampang, jangan kuatir. Sebelum kita bersaudara lebih jauh. Perkenalkan, nama saya Sri Prantoro, kebetulan saya sedikit memiliki ilmu pengobatan, bersyukur sekali saya pernah dapat anugerah, di percaya untuk berguru pada seorang tabib dari China, dan masalah biaya tidak usah dipersoalkan.
030. ORANG-ORANG          : Terima kasih.., andaikan saja semua dokter seperti itu.
031. SRI PRANTORO           : Sekarang coba kuperiksa, barangkali cocok dengan gaya penyembuhan saya.
KEMUDIAN PRANTORO MEMERIKSA ORANG SAKIT, MENGANALISA DAN MEMBERI OBAT PADA CIPLUK. NAMUN CIPLUK MALAH SEMAKIN MENGERANG-NGERANG KESAKITAN.
032. CIPLUK                            : Wah ajaib, sembuh total. Saya sekarang tidak merasakan sakit apapun. (KEPADA SRI PRANTORO)  terima kasih mbak, terima kasih banget.
033. ORANG ORANG          : Terima kasih, terima kasih.
034. SRI PRANTORO           : Sudah.. jangan berlebihan begitu, ini hanya pertolongan kecil.
035. ORANG ORANG          : Tetapi tetep terima kasih, terima kasih.
036. SRI PRANTORO           : Iya, iya…, sekarang lebih baik saudara-saudara kembali bekerja, jangan buang-buang waktu hanya untuk mengucapkan terima kasih. Saya cukup senang kok membantu saudara-saudara.
037. ORANG ORANG          : Baik, terima kasih, terima kasih.
ORANG ORANG LORONG MULAI BERANGKAT BEKERJA MENINGGALKAN RUMAH LORONG MEREKA.

SRI PRANTORO YANG SEBELUMNYA TAMPAK HALUS BUDI, LEMAH LEMBUT, MULAI TAMPAK SIFAT LICIKNYA.

038. SRI PRANTORO           : Dasar orang-orang goblog, kena tepu prantoro kalian. Prantoro dilawan.
KEMUDIAN SRI PRANTORO MEMANGGIL SESEORANG : BU PENGEMBANG.
039. SRI PRANTORO           : Bagaimana ? Gampangkan?
040. BU PENGEMBANG    : Beres ?
041. SRI PRANTORO           : Beres ! Siapa dulu ? Sri Prantoro…. Menyelesaikan masalah tanpa masalah, tidak perlu susah-susah datanglah berkah.
042. BU PENGEMBANG    : Bagus… bagus…. Bagus.
043. SRI PRANTORO           : Inilah yang namanya politik balas budi. Jadi ibu pengembang yang terhormat, perlu ibu ketahui bahwa untuk rencana pembebasan tanah lorong ini, Sengaja saya sebarkan virus penyakit di daerah lorong ini, yang tentu saja sudah saya siapkan penawarnya. Sejak awal saya yakin kok, kalau orang orang lorong pasti kesulitan dalam pengobatan. Maklum, mereka kan cuma gembel. Nah pada saat yang tepat itulah, Sri Prantoro datang sebagai pahlawan penyembuan. mereka akan menganggap saya dewa mereka. Dan sekarang tinggal tunggu balas jasa mereka  saja….
044. BU PENGEMBANG    : Sip! Skenario penggusuran tanah rancanganmu memang sip. Seindah tempat tamasya yang hendak kita bangun disini, dan sengetop, ketenaran kita kelah. SIP.INDAH.TOP.
045. SRI PRANTORO           : Nah adegan dua, adegan pemilu… pertemuan milik umum.
046. BU PENGEMBANG    : (MENGANGGUK-ANGGUK)
047. SRI PRANTORO           : Kita bikin pertemuan antara Ibu dengan warga. warga akan saya provokasi untuk menerima kehadiran Ibu.
048. BU PENGEMBANG    : Lanjutkan…
049. SRI PRANTORO           : Yang perlu Bu pengembang ingat. Ibu di sini sebagai aktris, “AKTRIS”. Jadi Ibu di sini harus akting, “AKTING”. Pura-pura saja ibu akan membeli dengan harga  tinggi, kemudian akan membangun kawasan ini sebagai tempat rekreasi yang indah yang akan membuat harum nama bangsa. Kalau atas nama bangsa mereka pasti percaya bu. Kemudian Ibu janjikan mereka pekerjaan yang layak…
050. BU PENGEMBANG    : OK! Pastikan semua berjalan dengan lancar. (TERTAWA GEMBIRA)
051. SRI PRANTORO           : Oww.. pasti! Nah, saya kira adegan satu sudah cukup, silahkan Ibu kondur dan nantikan saja kabar selanjutnya. Selamat jalan.

BU PENGEMBANG SEGERA MENINGGALKAN TEMPAT KUMUH TERSEBUT. DENGAN SENYUM BANGGA AKAN KEPINTARAN DAN KELICIKANNYA, SRI PRANTORO JUGA MENINGGALKAN TEMPAT TERSEBUT.
SETELAH PRANTORO PERGI, TERNYATA ADA SALAH SEORANG PENGHUNI YANG MENDENGAR DAN MELIHAT SENDIRI AKAL LICIK SRI PRANTORO, PENGHUNI ITU BERNAMA CEPLES, MUNCUL DARI SALAH SATU SUDUT KAWASAN KUMUH DAN KOTOR ITU.
052. CEPLES                             : Kurang ajar, dasar begundal , sundal, kadal mangan sandal. Mentang mentang kami ini orang bodho lantas dibodohi. Kurang asem. Maling, ngaku pulisi. Iblis ngaku malaikat.
HARI TELAH PETANG, MALAM TELAH MENJELANG. ORANG ORANG LORONGPUN TELAH KEMBALI PULANG KE ISTANA KUMUH MEREKA. MESKIPUN DALAM KEADAAN LELAH SEHARIAN BEKERJA, MEREKA MASIH MEMILIKI RASA MARAH KETIKA CEPLES MENCERITAKAN KEJADIAN SESUNGGUHNYA YANG TELAH DI SKENARIO OLEH SRI PRANTORO. ORANG ORANG ITUPUN MENGADAKAN REMBUG KERE .
053. CEPLES                             : Gombal, gombal tenan, gombal mukiyo tenan, iblis, iblis tenan. Huh.. pingin aku remas-remas mukanya. Mentang mentang kita ini orang miskin, trus diperlakukan seenaknya.
054. CIPLUK                            : Saya yang lebih kecewa lagi, masak nyawa orang di permainkan, diatur oleh yang kuat, dipenggawe, memang kita ini boneka, saya nggak terima, akan saya lawan, saya hajar mati-matian.
055. LIK GOMBES                 : Tunggu dulu, sabar, sareh… marah ya marah, tapi jangan gedubrah gedubruh waton sasak sana sasak sini. Nesu bolah boleh saja tetapi jangan grusa grusu, aja kesusu.
056. CIPLUK                            : Lha piye saya harus sabar, saya yang kena tipu, saya yang dipermainkan.
057. LIK GANDUL                 : Kita semua kena tipu, kita semua yang di permainkan.
058. CIPLUK                            : Tetapi kan aku sing ketiban kuman, kena sakitnya, sakit yang sesungguhnya di sebarkan oleh si brengsek, tempe bosok itu. Emosi aku, marah tenan iki aku.
059. ATI                                      : Marah ya marah, tetapi mbok ya dengarkan dulu omongan lik Gombes ini. Siapa tahu dia punya cara jitu untuk meluapkan amarahmu.
060. CIPLUK                            : Lha marah je, bebas tho.
061. LIK GOMBES                 : bebas gundulmu, pluk… cipuk ! hei mbul, meski kita marah, kita emosi, nesu, kita sebagai orang yang berbudaya, orang yang punya sopan santun, punya adat yang adiluhung, kita ini masih punya aturan, masih memiliki tata krama tidak waton bebas.
062. CIPLUK                            : oalah entut lik !. orang bebas kok dilarang, lha wong mereka saja, orang-orang yang selalu berbudaya, juga setiap hari dengan bebasnya menginjak-nginjak harga diri kita. Mereka yang ngakunya pejabat negara, pemegang kekuasaan, pemegang tampuk pemerintahan, juga dengan bebas membiarkan kita miskin, terinjak-injak, dan banyak orang lagi yang dengan bebas dan cueknya  melupakan kita, anak-anak kita. Mereka rebutan uang, sementara orang seperti kita kelaparan. Tai kucing, tai kucing semua. Gitu kok kita nggak boleh bebas.
063. LIK GOMBES                 : Oalah Gusti Allah pangeran. Kok bisa-bisanya kamu bicara seperti itu. Seperti bukan orang beriman saja.
064. CEPLES                             : Sudah ! Sudah ! lha kok omongannya malah ngalor ngidul ra karuan. Kita kumpul di sini itu kan untuk bicarakan nasib kita.
065. ATI                                      : Iya sekarang lik Gandul biar ngomong dulu.
066. LIK GOMBES                 : Kita di sini memang marah, tidak terima dipermainkan. Tetapi kita kan tidak tahu apa maksud apa orang tadi pagi mempermainkan kita, kita tidak tahu tipuan apa yang sesungguhnya.
067. CEPLES                             : Benar Lik, kita tidak tahu udang di balik batunya.
068. LIK GOMBES                 : Nah ! untuk itu, kita telusuri saja dulu maksud-maksud itu. Dan ingat jaman seperti sekarang ini jangan grusa grusu pakai okol, tapi harus pakai akal. Kalau hanya pakai okol kita pasti mudah di perdaya. Gampang di adu domba.
069. ATI                                      : Terus yang akan kita lakukan apa lik ?
070. LIK GOMBES                 : Menunggu.
071. JAMBUL                          : Alah.. kesuwen lik, dan nggak jelas nunggu apa?
072. ATI                                      : Kita nunggu apa lik ?
073. LIK GOMBES                 : Kita tunggu kedatangannya.
074. ORANG ORANG          : Siapa lik ?
075. LIK GOMBES                 : Ya orang yang tadi pagi ngadalin kita.
076. CIPLUK                            : Lha kok kamu yakin, justru dia yang akan datang.
077. LIK GOMBES                 : Lha sudah jelas-jelas kelihatan tho?
geliat gelagatnya kadal satu itu
Mereka ingin bermain, kita ikuti permainnya. Pura-pura saja kita tidak tahu apa-apa, bersikaplah biasa-biasa saja.
078. SRI PRANTORO           : (TIBA-TIBA MUNCUL) Selamat malam saudara-saudaraku tercinta.
079. LIK GOMBES                 : Oh selamat malam, silahkan.. silahkan mampir….
080.  SRIPRANTORO           : Terima kasih, kebetulan saya lewat, dan saya sempatkan mampir. Bagaimana yang sakit pagi tadi, sudah sembuh ?
081. CIPLUK                            : Sukurlah mas, tidak kambuh lagi.
082. SRI PRANTORO           : YA baguslah…
083. LIK GOMBES                 : Lha kok njanur gunung di sempatkan mampir segala, ada yang bisa kami bantu, sebagai rasa ucapan terima kasih akan kami bantu semampunya.
084. CEPLES                             : Ya, kalau cuma bantuan tenaga, kami masih bisa kok..
085. SRI PRANTORO           : Bukan, kami kesini bukan bermaksud akan merepotkan saudara-saudara di sini kok. Saya hanya ingin berkunjung, silaturahmi. Hanya itu, tidak lebih. (TIBA-TIBA SUARA PONSEL PRANTORO BERBUNYI, DAN DIA MENJAWAB PANGGILAN TERSEBUT)  Oh.. ya… sudah.. beres.. pasti beres kalau ditangan saya, ibu gak usah kuatir…. tidak lama…. paling dalam hitungan hari… iya… terima kasih ibu.
086. SRI PRANTORO           : Maaf, sahabat bisnis saya sedang membutuhkan keahlian saya. Oh ya bu, saya lewat kampung sini, sebenarnya sedang mencari desa LOH IJO
saya sudah mondar mandir kesitu kesini kok tidak ada papan nama desa LOH IJO.
087. LIK GOMBES                 : Yah kebetulan, desa kami ini namanya LOH IJO, dan kami memang tidak memasang papan nama, karena memang kecuali kami miskin, toh juga tida ada yang bakal berkepentingan dengan orang-orang semacam kami.
088. SRI PRANTORO           : Oh, kebetulan sekali, kebeulan yang betul-betul tak terduga.
089. LIK GOMBES                 : Memang ada kepentingan apa mbak?
090.SRI PRANTORO             : Yah kebetulan ada seorang investor yang tertarik untuk bekerjasama dengan masyarakat desa LOH IJO ini, dan beliau investor ini sangat ingin bertatap muka dan berdiskusi dengan warga di sini.
091. LIK GOMBES                 : Kebetulan mbak, kami ini cukup bisa mewakili masyarakat desa LOH IJO ini, saya sendiri dipercaya untuk koordinir daerah tengah, Jambul kawan saya yang  tadi pagi sakit ini, mengkoordinir kawan-kawan pemulung di desa ini.
092. SRI PRANTORO           : walah-walah, saya ini kok seperti ketiban ndaru berturut-turut. Lha kalau begitu langsung saja kita bahas. Kebetulan saya yang di percaya untuk penjadwalan.
093. LIK GOMBES                 : kalau pertemuan itu bermaksud baik untuk kepentingan semua, ya bolah boleh saja.
094. SRI PRANTORO           : Bagaimana kalo besok?
095. ORANG ORANG          : Besok ?
096. SRI PRANTORO           : Ya lebih cepat lebih baik. Tetapi jangan kuatir, uang penghasilan besok akan kami ganti dua kali lipat, jadi saudara-saudara tidak perlu bekerja dulu.
097. CIPLUK                            : Kalau begitu sih oka oke saja.
098. LIK GOMBES                 : Ya kalau memang maunya demikian, tidak masalah.
099. PRANTORO                    : Besok jam 9 pagi ya? (MENINGGALKAN PERKAMPUNGAN ITU) Adegan selanjutnya segera di mulai, skenario berjalan mulus. (PERGI)
100. LIK GOMBES                 : Nah benarkan? Pasti ada maunya.
101. ATI                                      : Pura-pura saja cari alamat, pura-pura ini,itu, ah.. gombal.
102. CEPLES                             : Terus sekarang bagaimana lik?
103. LIK GOMBES                 : Kita ikuti permainannya, mari kita susun di dalam saja, ntar malah ada mata-matanya.
KEMUDIAN ORANG ORANG LORONG ITU, MASUK DALAM SALAH SATU GUBUK YANG ADA DI SITU.

BABAK  2


PAGI HARI, ORANG ORANG LORONG TELAH BERSIAP MENGADAKAN PERTEMUAN DENGAN ROMBONGAN INVESTOR.
ROMBONGANPUN TIBA.
104. LIK GOMBES                 : Monggo, silahkan, silahkan …, tetapi maaf apa adanya, sebab kami memang tidak memiliki tempat yang layak.
105. BU PENGEMBANG    : Tidak apa-apa, kami kesini memang dengan konsep merakyat, jadi duduk di kursi darurat, tidak masalah.
106. CEPLES                             : alah Ibu ini seperti pejabat saja, kalau pas perkenanalan sok merakyat, kalau sudah jadi pejabat, nggak bakalan kenal rakyat, melirikpun kagak bakalan.
107. ATI                                      : Hus.
108. BU PENGEMBANG    : Kami kesini tidak akan sok, sok diatas, sok kuasa, sok kaya, sok-sokan lah. Kami kesini kan bertujuan mengajak kerja sama, jadi posisi kita sama.
109. LIK GOMBES                 : Terima kasih kalau memang Ibu sekalian berkehendak demikian. Mungkin bisa langsung kepada pokok persoalan.
110. BU PENGEMBANG    : Begitu lebih bagus. Jadi kami sengaja ke sini untuk kerja sama, adapun kerja sama yang kami tawarkan adalah pengelolaan sebuah tempat pesiar yang elok nan indah dipandang. Tim sukses kami telah berembuk berbulan-bulan tentang proyek ini, yakni akan membangun sebuah taman pesiar yang termegah sepanjang sejarah.
111. LIK GOMBES                 : Terus kerja sama yang di ingini ?
112. BU PENGEMBANG    : kami akan beli semua tanah di sini dengan harga yang cocok, kami tidak akan menggusur, tetapi kami akan menempatkan penduduk disini sebagai bagian dari pesiar itu, akan kami rombak, renovasi perkampungan di sini menjadi perkampungan wisata.
113. ATI                                      : Lantas kami di situ harus bagaimana?
114. CEPLES                             : Apa akan di jadikan pajangan “pameran orang miskin” mungkin ?
115. BU PENGEMBANG    : Bukan, bukan pajangan, tetapi sebagai pekerja.
116. CIPLUK                            : Sebagai pemungut sampah seperti pekerjaan kami sekarang ini?
117. BU PENGEMBANG    : Bukan,bukan.. Seamua akan kami pekerjakan selayaknya karyawan.
118. LIK GOMBES                 : tetapi kami kan tidak memiliki pengalaman dan keahlian?
119. BU PENGEMBANG    : Gampang, gampang itu bisa diatur, bekerja itu tidak membutuhkan keahlian kok, yang penting koneksi. Kami akan atur sedemikian rupa sehingga….
120. CIPLUK                            : (SUDAH TIDAK KUAT MENAHAN AMARAHNYA SEJAK TADI) sudahlah pak tidak usah basi basi, tidak usah akting di depan kami, (MARAH) kami semua disini sudah tahu akal bulus,rencana busuk kalian. Kami sudah mendengar semua tentang rencana penggusuran ini. Jadi bapak ngggak usah basa basi, kerja sama segala, tai kucing. Kami disini tidak akan setuju apapun rencana bapak, hanya tipu-tipu belaka, jadi karyawan, jadi budak sama saja, mau di beli, mau di rampas, mau diambil, dan apapun bahasanya, tetap saja kami ini akan di gusur, di singkirkan, di tendang. Dan saya tau bajingan mana yang turut berperan.
121. BU PENGEMBANG    : Lho Pran, kok mereka tau rencana kita ?
122. SRI PRANTORO           : Saya juga tidak tahu bu, aduh kenapa jadi melenceng dari skenario?
123. CIPLUK                            : Prantoro, kamu memang begundal, yang tega dengan sesama, dan orang seperti kamu ini pantas mati !
TERJADI KEGADUHAN, JAMBUL TIBA-TIBA MENYERANG PRANTORO.

124. CIPLUK                 : (SAMBIL MEMUKULI PRANTORO) Ini biang keladinya.
SAAT SUASANA SEMAKIN GADUH, BU PENGEMBANG MEMBERIKAN KODE KEPADA PREMAN YANG DIBAWANNYA UNTUK KELUAR DAN MEMBERESKAN PARA PEMULUNG ITU.
AKHIRNYA PREMAN-PREMAN DENGAN SANGAT ANARKIS MELUMPUHKAN ORANG-ORANG LORONG ITU. ORANG ORANG LORONGPUN TETAP SAJA MENJADI ORANG KALAH.
125. PREMAN 1            : Mereka sudah dilumpuhkan bu…
126. BU PENGEMBANG    : Ya. Bungkam dan Ikat mereka semua, masukkan dalam gubuk mereka masing-masing dan bakar perkampungan ini. Biar terkesan kebakaran.
127. PREMAN                         : (MENGANGGUK DAN BERTINDAK)
128. PREMAN 2                     : Prantoro bagaimana bu ?
129. BU PENGEMBANG    : Biar saja mati membusuk dengan lukanya, biar sekalian jadi makanan anjing liar.
ORANG ORANG LORONG, TERBUNGKAM, TERIKAT, DIBAKAR SEKALIAN RUMAHNYA.
130. LAGU KALAH ORANG ORANG LORONG:
Orang orang lemah
Orang orang kalah
Tak mungkin kami melawan
Hanya ajal yang terjelang
Orang orang lorong
Tetap saja kosong
Tak ada harapan
Tak pernah ada kepastian
Kami yang kalah
Kami yang tersingkir
Kami yang selalu terpinggir
———————————-THE END———————————–


“BURUNG KASUARI YANG SOMBONG” (OPERET)

“BURUNG KASUARI YANG SOMBONG” (OPERET)
(Naskah Telah Dipentaskan)
Pimpro                                    : Drs Heru Subrata, M.Si
Sutradara                                : Ummi Fitrah
Pencatat adegan                   : Nur Hidayah
Sekretaris                                : Dyah Novianti
Bendahara                               : Citra Ariani
Penata panggung                  : Sunarsih
Penata Rias dan busana     : Laksmi maya dewi
Penata Tari                              : Nur Hidayah

“Burung Kasuari yang Sombong”

  1. A. KONSEP CERITA
Konsep cerita dalam “ Burung Kasuari yang Sombong “ adalah sejenis operet anak – anak yang didalamnya mengandung amanat dan juga operet ini merupakan awal cerita mengapa burung kasuari memiliki sayap yang pendek. Dalam operet ini akan ditampilkan nyanyian dan tarian anak – anak. Cerita ini merupakan salah satu cerita yang diambil dari kumpulan drama-tari dari fakultas bahasa dan seni. Dan naskah ini telah kami rangkai dan kami revisi sedemikian rupa agar menarik bagi penonton.

  1. B. SINOPSIS CERITA
Kisah cerita tentang kesombongan seekor burung kasuari yang memiliki sayap yang indah dan menganggap dirinya lah yang paling hebat diantara semua burung yang ada di hutan. Akibat kesombongannya itu dia dibenci oleh semua burung. Hingga akhirnya diadakan sebuah perlombaan terbang untuk menentukan siapa yang paling hebat. Hanya burung dara lah yang berani melawan kesombongan si kasuari. Sebelum pertandingan dimulai ada sebuah peraturan dimana setiap peserta dapat mematahkan sayap lawannya. Dengan bantuan teman-teman burung dara, akhirnya dia (burung dara) memenangkan perlombaan tersebut, dan burung kasuari menjadi lemah dan tidak berdaya hingga akhirnya burung kasuari memiliki sayap yang pendek.

  1. C. KONSEP PANGGUNG
Karena konsep cerita adalah kehidupan di hutan, maka panggungnya akan menyerupai sebuah hutan. Untuk properti panggung yang kami gunakan adalah sebagai berikut:
  1. 2 Pohon asli agar menyerupai hutan, 1 pohon kami meletakkannya di sudut belakang panggung dan 1 pohon lagi di pojok depan.
  2. Rumput-rumputan yang terbuat dari stereofom dan di letakkan didepan.
  3. Daun-daun kering, kami menyebarkannya di seluruh bagian panggung agar lebih terkesan suasana hutan.
  4. Backdrop warna hitam.

  1. D. KONSEP BUSANA
Karena cerita ini pemainnya adalah seekor burung jadi kostum busananya berupa sayap dan atribut lainnya yang mendukung peran.
  1. Burung Kasuari memakai atasan warna biru, celana hitam, sayap warna biru agar terlihat sombong dan ditakuti, hiasan kepala mahkota burung.
  2. Burung Dara memakai costum warna putih, sayap putih, agar terlihat sepeerti burung dara dan mencerminkan sifat burung dara yang suci hatinya. hiasan kepala mahkota burung.
  3. Burung Hantu memakai costum warna coklat, sayap coklat, agar terlihat seperti burung hantu agar lebih terlihat bijaksana dan disegani,  hiasan kepala mahkota burung.
  4. Burung 1memakai kostum warna merah muda, sayap merah muda, hiasan kepala mahkota burung agar terlihat sifatnya yang centil.
  5. Burung 2 memakai kostum warna kuning, sayap kuning, hiasan kepala mahkota burung agar terlihat sifatnya yang selalu khawatir.
  6. Burung 3 memakai kostum warna hijau, sayap hijau, hiasan kepala mahkota burung agar terlihat sifatnya yang penyabar.
  7. Burung 4 memakai kostum warna merah, sayap merah, hiasan kepala mahkota burung agar terlihat sifatnya yang angkuh.
  8. Burung 5 memakai kostum warna ungu, sayap ungu, hiasan kepala mahkota burung agar terlihat sifatnya yang tegas.
  9. Burung 6 memakai kostum warna jingga, sayap jingga, hiasan kepala mahkota burung agar terlihat sifatnya yang penakut.

  1. E. KONSEP MUSIK DAN SUARA
    1. Suara – suara kicauan burung yang ada di hutan, kami sengaja mengawali drama ini dengan suara-suara burung agar terkesan suasana hutan.
    2. Music Lagu menikmati hari yang liriknya telah kami gubah sesuai dengan drama. Lagu ini digunakan untuk mencerminkan keceriaan burung-burung di hutan, maka kami menempatkan lagu ini diawal drama dan di akhir drama.
    3. Music lagu kertarajasa dari album “Jagoan” yang juga telah kami gubah liriknya sesuai dengan drama ketika burung kasuari masuk kedalam panggung.
    4. Music lagu anak burung hantu yang telah kami gubah liriknya sesuai dengan drama. Lagu ini digunakan ketika burung hnatu memasuki panggung.
    5. Music lagu jagoan dari album ”Jagoan” yang telah kami gubah liriknya sesuai dengan drama. Lagu ini digunakan ketika warga hutan berselisih dengan burung kasuari.
    6. Music tegang yang akan digunakan ketika burung dara dan kasuari lomba balap terbang.

  1. F. PERWATAKAN
    1. Burung kasuari: sombong, angkuh, berbadan besar, suka menindas yang lemah
    2. Burung Dara: pemberani, percaya diri meskipun berbadan kecil
    3. Burung Hantu: bijaksana, sabar, penyayang.
    4. Burung 1: cerewet, centil, kurus, ceking, jangkung, baik
    5. Burung 2: selalu khawatir, selalu cemas, pendek, kecil dan bersuara cempreng.
    6. Burung 3: lembut, penyabar,
    7. Burung 4: pemarah, angkuh, berbadan ceking.
    8. Burung 5: tegas, keras.
    9. Ummi fitrah: gagap, penakut.

  1. A. ALUR/PLOT

Alur yang digunakan adalah alur maju
Adegan 1 : pengenalan semua warga hutan meliputi burung 1 -  burung 6,
Adegan 2 : muncul burung kasuari yang sombong
Adegan 3 : warga hutan merasa jika burung kasuari sudah semakin sombong dan merasa dianiaya oleh burung kasuari
Adegan 4 : muncullah burung hantu yang bijaksana yang akan menolong warga hutan dengan mengadakan balapan terbang
Adegan 5 : semua warga hutan tidak ada yang berani melawan burung kasuari, muncullah burung dara yang pemberani yang akan melawan burung kasuari pada balapan terbang
Adegan 6 : warga hutan merencanakan suatu taktik agar burung dara menang dalam balapan terbang yaitu dengan memasang ranting pada sayap burung dara
Adegan 7 : balapan terbang dimulai. Diawali dengan pematahan sayap burung. Burung kasuari mendapat giliran pertama untuk mematahkan sayap burung dara, dan ketika burung dara mematahkan sayap burung kasuari, burung kasuari merasa kesakitan karena sayapnya benar-benar patah, sedangkan burung dara tidak.
Adegan 8 : burung kasuari dan burung dara balapan terbang, dan dimenangkan oleh burung dara. Warga hutan sangant senang.
Adegan 9 : burung kasuari sangant sedih, dia sangat kecewa, dia sekarang tidak punya kawan. Namun burung hantu mengajaknya untuk meminta maaf kepada burung dara dan warga hutan atas kesombongannya.
Adegan 10: burung dara dan semua warga hutan memaafkan burung kasuari, dan akhirny mereka berteman dengan baik tanpa ada rasa kesombongan.

  1. B. PARA PEMERAN
  2. Burung kasuari : Maximilianus Robertus P.
  3. Burung dara : Retno Siswati
  4. Burung hantu : Laksmi Maya Dewi
  5. Burung 1: Sunarsih
  6. Burung 2: Nur Hidayah
  7. Burung 3: Diah Novianti
  8. Burung 4: Kiki Furiantina
  9. Burung 5: Citra Ariyani
  10. Burung 6: Ummi Fitrah

  1. C. SKENARIO

Babak 1.
Suara burung berkicau dan angin.
01.  Burung lain (1) : Wah…… Hari ini cerah sekali………
Matahari……..  bersinar terang, bunga – bunga bermekaran
Duh …… senangnya…..
Teman – teman……., ayo menyanyi bersama……
02.  Semua warga hutan : ayo- ayo…
03.  Semua warga hutan :  LAGU “MENIKMATI HARI”
Matahari bersinar terang
Seolah tersenyum senang
Walau panas menyengat
Kami tetap gembira

Burung – burung bernyanyi riang
Mensyukuri karunianya
Bebas melayang di udara
bersama kawan tersayang

betapa bahagianya
burung bernyanyi
bunga pun menari
betapa bahagianya
menikmati hari bersama

Daun – daun bergerak riang
Seiring hembusan bayu
Bergerak ke kiri dank e kanan
Menari riang gembira

Alamku indah mempesona
Alamku kaya
Damai sentosa
Betapa bahagianya
Mensyukuri karunianya

04.  Burung kasuari : (BERLAGAK SOMBONG DAN TERTAWA SANGAT KERAS
DENGAN BADAN YANG BESAR DAN TEGAP).
Hahahahahaha……..
(BURUNG KASUARI BERNYANYI LAGU “KERTARAJASA”)
Namaku burung kasuari
Aku raja semua burung
Apa yang aku inginkan
Pasti dapat terlaksana

Aku sungguh luar biasa
Oh… tiada tandingannya
Aku yang paling berkuasa
Semua burung takhluk padaku

Jangan coba – coba
melawan atau menantang
Aku bukan burung yang dermawan

Jangan coba-coba
Melawan atau menantang
Hati – hati menerima akibatnya

Namaku burung kasuari oh…. Tiada tandingannya
Aku yang paling berkuasa
Semua burung takhluk padaku

05.  Burung lain (1) : burung kasuari sudah semakin sombong ya, lihat itu lagaknya, semena-mena sama kita.
06.  Burung lain (2) : apa yang harus kita lakukan, aku gak mau dianiyaya terus sama burung kasuari. (2X, CEPAT, CEMAS)
07.  Burung lain (3) : kita harus segera menyusun rencana, agar si kasuari tidak semakin sombong.
08.  Burung lain (1 dan 2) : apa itu?????(KEBINGUNGAN DAN CEMAS DAN SALING PANDANG)
09.  Burung hantu : kuku………. Kuku…. Kuku… kukukuku..
10.  Semua warga hutan : (BERKUMPUL DAN MENYANYIKAN LAGU BURUNG
HANTU)
wahai kawan semua …… dengarkah suara……
Terdengar burung hantu…….., benarkah itu…???
11.  Burung hantu dan burung lain : kuku.. kuku….kuku….kukukuku
12.  Burung lainnya (3): burung hantu syukurlah kau datang. apakah kau dapat menolong kami…??
13.  Burung hantu : apa sebenarnya yang kalian risaukan, kalian terlihat sangat gundah.
14.  Burung lain (4) : iya burung hantu ini tentang kasuari yang sombong dan yang berbangga diri.
15.  Burung lain (5): dan tak berhati nurani….
16.  Burung lain (6) : Kami yang teraniaya…., lemah dan tak punya daya….(DENGAN KESAL)
17.  Burung lain (2) : kami sudah tidak tahan lagi dengan sikap burung kasuari.
18.  Burung lain (1) : ayolah burung hantu………. tolonglah kami.
19.  Burung lain (3) : huuuuhhhhhh………. (MENGHELA NAFAS DAN EKSPRESI
PASRAH)
20.  Burung hantu : janganlah sendih….., janganlah risau…….., janganlah terlalu capat menyerah….., lihatlah segalanya……, lebih dekat……., dank au akan mengerti…..
21.  Burung lain (4) : lalu apa yang harus kami lakukan burung hantu….??? Kami tidak tahu harus berbuat apa???
22.  Burung hantu : emmm…. Segera kumpulkan semua warga hutan…(DENGAN TEGAS)
23.  Semua burung : okelah kalau begitu…..
(SEMUA BURUNG BERKUMPUL DAN BERMUSYAWARAH, KEMUDIAN BEKERJA SESUAI TUGASNYA. >SALAH SATU BURUNG MEMASANG WORO – WORO, >SEMUA WARGA HUTAN BERKERUMUN MEMBACA PENGGUMUMAN TERMASUK BURUNG DARA).
24.  Burung dara : Owh… balapan……
25.  Burung kasuari : (burung kasuari datang dan ikut membaca penggumuman)
Hahahhahaha….
Mana ada yang berani melawanku……
Kalian semua kan burung kecil, tidak punya kelebihan apa-apa.
Aku sungguh luar biasa ….
Oh …… tiada tandingannya
Aku yang paling berkuasa……..
Semuanya takut kepadaku….. hahahahha

(NADA LAGU”JAGOAN”)
26.  Burung dara : dia pikir….. dia yang paling hebat
Punya sayap lebar merasa kuat
27.  Burung kasuari : aku memang hebat….
28.  Semua burung : hebat membuat ulah…… huuh…
29.  Burung kasuari : sayapku memang kuat
30.  Burung lainnya : kuat tapi tak punya kawan,…..sombong sich.
31.  Burung dara : dia pikir…. Dia yang paling kuat
Merasa berkuasa atas segalanya
32.  Burung kasuari : aku memang kuat…….
33.  Burung lainnya : kuat makannya alias rakus
34.  Burung kasuari : akulah penguasa
35.  Burung lainnya(semua burung) : penguasa hanyalah Tuhan

36.  Burung kasuari : siapa dari kalian yang berani melawanku……, hahahha..
Aku kasuari sang penguasa hutan, aku tak munkin terkalahkan, hahahaha…..
37.  Burung lain        : (SALING BERPANDANGAN, KEMUDIAN BURUNG DARA MENGAJUKAN DIRI UNTUK MELAWAN KASUARI)
38.  Burung dara       : kamu jangan senang dulu burung kasuari, aku yang akan melawanmu wahai burung yang sombong, jangan sok kecakepan dech……
39.  Burung kasuari  : kau yakin dengan apa yang kau katakan itu??(DENGAN HERAN)
40.  Burung dara       : tentu saja dan aku pastiakan mengalahkanmu.
41.  Burung kasuari  : haaahhh…?! Hahahahah….. kita buktikan saja nanti. Burung kecil jangan sok kepedean kau……
42.  Burung hantu     : baiklah, lebih bai kalian mempersiapkan diri masing-masing untuk mempersiapkan pertandingan terbang besuk. dengan peraturan yang telah ditentukan.
43.  Burung kasuari  : (PERGI DENGAN LAGAK SOMBONGNYA)
44.  Burung 1-4          : (MEMBANTU BURUNG DARA MENYIAPKAN
PERTANDINGAN, DISELIPKANNYA RANTING PADA SAYAP BURUNG DARA)
45.  Burung 5  : Yang namanya pahlawan harus membela yang lemah, yang namanya
pahlawan  harus rela berkorban. Betulkan teman-teman.
46.  Burung kasuari : (DATANG DENGAN LAGAK SOMBONG)
47.  Burung 6: woi burung kasuari sudah dating, ayo cepat jangan sampai ketahuan. (SAMBIL BERLARI KE ARAH BURUNG YANG LAIN)
48.  Burung kasuari : sudah siapkah kau melawanku burung kecil, jangan sampai kau menyesal sudah menyerah saja padaku.
49.  Burung lain (6) : lihat itu sombongnya keluar.
50.  Semua Burung lain : Huuuhhhh,(MENCIBIR)
51.  Burung hantu  : awas,,awas,,awas,,!! Sebentar..!! tolong dengarkan saya, pertandingan ini
ada peraturannya dan tidak akan dimulai jika kalian ribut sendiri. Jadi kita mulai dari peraturan pertama.
52.  Burung kasuari dan burung dara : baiklah
53.  Burung hantu  : peraturan pertama, sebelum pertandingan terbang kalian boleh saling
mematahkan sayap lawan. Saya beri waktu 5 menit.

54.  Burung Hantu : burung kasuari kau mendapat giliran pertama untuk mematahkan sayap burung dara.
Narrator  : Kemudian ketika burung kasuari mencoba mematahkan sayap burung dara, terdengar bunyi “kraak..kraakk..” dan burung dara berpura-pura kesakitan, seakan-akan sayapnya patah.
55.  Burung hantu : sekarang giliranmu burung dara untuk mematahkan sayap burung kasuari.
56.  Burung Dara: Baik burung hantu.
57.  Burung hantu : baik, sudah cukup………., waktu kalian sudah habis
Sekarang kita mulai pertandingan yang sesungguhnya, yaitu pertandingan terbang, siapa yang paling kuat dan cepat, dialah pemenangnya. Dalam hitungan ketiga pertandingan dimulai.
58.  Burung kasuari : (DENGAN SOMBONG) kau tidak akan mengalahkanku burung
kecil….
59.  Burung dara : kita lihat saja nanti…!!!
60.  Burung hantu: 1……….. 2………… 3…………
61.  Semua warga hutan : (BERSORAK RAMAI) Ayo… Ayo…. Ayo… burung dara kamu
pasti menang.
62.  Burung lain(semua burung) : (BERSORAK RIANG, MENGHAMPIRI BURUNG DARA) Hore…….Hore…..,
63.  Burung lain (1,2,3) : kamu hebat burung dara,
64.  Burung lain (4,5) : kamu memang pahlawan kami.
65.  Burung hantu : ya kita sudah menyaksikan pertandingan terbang antara burung kasuari
dan burung dara, dan pemenangnya adalah burung dara.
66.  Burung kasuari : (TERKULAI LEMAH KARENA SAYAPNYA YANG PATAH DAN
BERSEDIH KARENA KEKALAHANNYA) Hatiku sedih….., hatiku gundah……, tak ada yang mau memaafkan aku….
67.  Burung hantu : (BERJALAN MENDEKAT KE BURUNG KASUARI, DAN
MEMBANTU BURUNG KASUARI BERDIRI)
Setiap insan di dunia, pasti punya kesalahan….
Tapi hanya yang pemberani
Yang mau mengakui
(BERJALAN MENDEKAT KE BURUNG-BURUNG LAIN DENGAN MENGGANDENG BURUNG KASUARI)
Setiap insan di dunia
Pasti pernah sakit hati
Hanya yang berjiwa satria
Yang mau memaafkan
68.  Semua warga hutan : (LAGU “MENIKMATI HARI”)
Betapa bahagianya
Punya banyak teman
Betapa senangnya……

Betapa bahagianya
Dapat saling menyayangi….

Setiap insan di dunia
Pasti pernah sakit hati
Hanya yang berjiwa satria
Yang mau memafkan…….

Bertapa bahagianya
Punya banyak teman
Betapa senangnya….

Betapa bahagianya
Dapat saling menyayangi
Mensyukuri karunianya (SEMUA WARGA HUTAN SALING BERPELUKAN).
TAMAT

“PUTRI BEBEK”

“PUTRI BEBEK”


(Naskah Telah Dipentaskan)

Para Pemain:
  1. Ardila Hadi S
  2. Siti Maimanah
  3. Nur Isfahani
  4. Riski Sugiarto
  5. Rusinta F.U
  6. Yuli Rahmayanti
  7. Ninit Yulianita
  8. Nur Solekha
  9. Tri Siwi
  10. Nurul Agustin
  11. Fitriyah L
  12. Ratih Wulandari
  13. Kiki  Ari A
  14. Sundari
  15. Nur Lailatul K
  16. Nurita Putriantini
  17. Happy Mayasari
  18. Evi Nur F
  19. Margaretha E.D
  20. Lisa Agustina
  21. Susi  Vita E
  22. Erna Titik M


SUSUNAN KRU DAN PARA PEMAIN
OPERET PUTERI BEBEK
  1. Pimpinan Produksi  : Drs. Heru Subrata, M.Si.
  2. Sutradara                 : Siti Maimanah
  3. Asisten Sutradaraf   : Nur Isfahani
  4. Pencatat Skrip           : Riski Sugiarto
  5. Bendahara                   : Rusinta Fitrianing U
  6. Sekretaris                    : Yuli Rahmayanti
  7. Penata                           :
    1. Busana dan Rias     : Ninit Yulianita
    2. Panggung                  : Nur Solekha,  Tri Siwi, Nurul Agustin
    3. Musik                          : Nur Solekha
    4. Lampu                        : Tri Siwi
    5. Tari                              : Siti Maimanah
    6. Pemain                       :
      1. Puteri Ragil Ayu                               : Fitriyah Lutfiyanah
      2. Pangeran Wijaya Kusuma            : Ardila Hadi S
      3. Ibu Bebek                                            : Nur Lailatul K
      4. Bebek Cruwet                                     : Ratih Wulandari
      5. Bebek Sablah                                      : Kiki Ari A
      6. Bebek Endelia                                     : Ninit Yulianita
      7. Bebek Kemayuningsih                         : Sundari
      8. Pengawal 1                                          : Nurita Putriantini
      9. Pengawal 2                                          : Happy Mayasari
      10. Pengawal 3                                          : Evi Nur Fadhilatin
      11. Pengawal 4                                          : Yuli Rahmayanti
      12. Pohon Toge                                         : Rusinta Fitrianing U
      13. Pohon Elaelo                                       : Margaretha E. D
      14. Pohon Lesus                                       : Lisa Agustina
      15. Pohon Sosis                                        : Susi Vita E
      16. Pohon Megah                                      : Erna Titik Megawati
      17. Pohon Honey                                      : Nur Isfahani
KONSEP PENYUTRADARAAN

  1. A. Konsep Cerita
Konsep cerita dalam operet Puteri Bebek adalah sejenis operet yang pasti di dalamnya terdapat rangkaian cerita yang berpadu dengan alunan lagu dan nyanyian. Kami sengaja memilih jenis pertunjukan drama berupa operet ini karena manurut kami drama operet memberikan suguhan yang lebih menarik dan indah kepada para penikmat drama. Iringan lagu dan nyanyian yang terdapat dalam operet ini membuat kami yakin bahwa kami akan memberikan tontonan yang lebih segar dan tentunya lebih indah.
Cerita ini merupakan ide dari salah satu anggota kelompok kami yang inspirasinya berasal dari tari Bebek. Penulis cerita berkeinginan membuat cerita yang ringan sesuai dengan anak SD karena kami adalah calon Guru SD, namun tetap indah dan menarik. Akhirnya, terciptalah drama operet Puteri Bebek ini. Anggota kelompok yang lain telah memberikan kontribusi yang begitu besar dalam pengeditan jalan cerita dan dialog dalam cerita ini agar tercipta rangkaian cerita yang lebih baik dan lebih menarik bagi penonton.
B. Sinopsis Cerita
Kisah kecemburuan dan kejahatan empat ekor bebek yaitu Bebek Sablah, Cruwet, Endelia, Kemayuningsih terhadap saudara mereka sendiri yaitu Puteri Ragil Ayu. Mereka cemburu akan perlakuan dan perhatian Ibu mereka yaitu Ibu Bebek yang lebih menyayangi Puteri Ragil Ayu daripada mereka yang juga anaknya. Mereka juga merasa tidak senang karena Puteri Ragil Ayu akan bertemu kembali dengan sahabatnya yang lama terpisah yaitu Pangeran Wijaya Kusuma.
Bebek Sablah, Cruwet,. Endelia, dan Kemayuningsih memerintahkan Puteri Ragil Ayu untuk mengantarkan sebuah barang pada Bebek Hitam di kampung sebelah pada saat cuaca sedang mendung. Tujuan mereka adalah supaya Puteri Ragil Ayu terjebak hujan di hutan ketika dia mengantarkan barang itu sehingga Puteri Ragil Ayu tidak dapat bertemu dengan Pangeran Wijaya Kusuma.
Hal itupun akhirnya terjadi, Puteri Ragil Ayu kehujanan ketika di hutan, dia kedinginan dan ketakutan karena hujan dan suara petir yang menyambar-nyambar. Beruntung disitu ada pohon-pohon yang baik dan bersedia melindungi Puteri Ragil Ayu dari hujan dan petir.
Sementara itu Pangeran Wijaya Kusuma yang telah di rumah bebek merasa khawatir karena dia tidak menemukan Puteri Ragil Ayu disana. Diapun marah kepada keempat saudara Puteri Ragil Ayu, karena dia yakin bahwa kepergian Puteri Ragil Ayu karena ulah keempat saudaranya itu. Diapun akirnya memutuskan untuk mencari Puteri Ragil Ayu bersama para pengawal dan Ibu Bebek.
Puteri Ragil Ayu akhirnya ditemukan. Pangeran dan Ibu Bebek merasa senang karena dapat bertemu kembali dengan Puteri Ragil Ayu. Keempat saudara Puteri Ragil Ayupun sadar bahwa bagaimanapun Puteri Ragil Ayu adalah saudara mereka sendiri yang seharusnya tidak mereka sakiti. Mereka meminta maaf pada Puteri Ragil Ayu dan Puteri Ragil Ayupun memafkan mereka. Pada akhirnya, mereka hidup bahagia dan saling menyayangi.
Tokoh Dalam Babak I:
  1. Ibu Bebek
  2. Puteri Ragil Ayu
  3. Bebek Cruwet
  4. Bebek Sablah
  5. Bebek Endelia
  6. Bebek Kemayuningsih
  7. Pangeran Wijaya Kusuma
  8. Pengawal Pangeran Wijaya Kusuma
Tokoh Dalam Babak II:
  1. Puteri Ragil Ayu
  2. Pohon Lesus
  3. Pohon Megah
  4. Pohon Sosis
  5. Pohon Elaelo
  6. Pohon Toge
  7. Pohon Honey
  8. Pangeran Wijaya Kusuma
  9. Pengawal Pangeran Wijaya Kusuma
  10. Ibu Bebek
  11. Bebek Cruwet
  12. Bebek Sablah
  13. Bebek Endelia
  14. Bebek Kemayuningsih
Struktur Alur:
Eksposisi (perkenalan):
Cerita awal yang mengisahkan Ibu Bebek dan kelima ekor putrinya
Komplikasi dan Konflik:
Mulai muncul intrik-intrik awal yang berkembang menjadi konflik, yaitu ketidak senangan (rasa iri hati) 4 putri bebek yang tidak ingin melihat Putri Ragil Ayu bertemu Pangeran Wijaya Kusuma dan akhirnya 4 putri bebek punya niat jahat untuk menjebak Putri Ragil Ayu tidak bertemu dengan Pangeran Wijaya Kusuma
Klimaks (Puncak Konflik):
Pangeran Wijaya Kusuma mengetahui Puteri Ragil Ayu tidak ada dan Pangeran punya dugaan semuan ini telah direncanakan. Akhirnya Pangeran mengutus pengawal untuk mencari Puteri Ragil Ayu.
Relevasi:
Terbukanya semua kejahatan yang dilakukan 4 putri bebek dengan ditemukannya Puteri Ragil Ayu.
Denouement (Penyelesaian):
Pangeran bahagia bersama Puteri Ragil Ayu dan Puteri Ragil Ayu memaafkan 4 putri bebek saudaranya.

  1. D. Konsep Panggung
Cerita ini terdiri dari dua babak, babak pertama terjadi di rumah bebek dan babak kedua di hutan. Konsep panggung sengaja kami buat sesederhana mungkin dengan memperbanyak sentuhan-sentuhan properti alami agar terlihat sesuai dengan kenyataan. Adapun propertiy yang pakai sebagai berikut:
  1. Daun hijau dan kering.
Digunakan sebagai hiasan lantai rumah bebek dan hutan karena selayaknya rumah bebek dan hutan harus terlihat kotor dengan daun-daun hijau dan kering
  1. Satu buah matras
Digunakan sebagai tempat tidur Puteri Ragil Ayu
  1. Jerami,
Disamping menggunakan matras, tempat tidur Puteri Ragil Ayu juga ditambah dengan jerami di atas matras, agar terlihat seperti tempat tidur bebek sesungguhnya yang biasanya tidur di jerami.
  1. Satu buah kaca
Kami membutuhkan kaca karena dalam aktingnya nanti Puteri RAgil Ayu akan berkaca
  1. Satu buah kotak benda
Digunakan sebagai barang yang nantinya akan dibawa oleh Puteri Ragil Ayu dalam aktingnya
  1. Sterofoam
Sterofoam akan digambar/dibentuk menjadi rumput-rumput tinggi untuk dijadikan pagar rumah dan sebagai hiasan
  1. Gedebok Pisang
Disamping menggunakan gambar rumput, gedebok pisang digunakan untuk menancapkan ranting-ranting pohon
  1. Ranting-tanting Pohon
Digunakan sebagai tumbuhan, pohon-pohon di sekeliling rumah bebek

  1. E. Konsep Rias dan Busana
Dalam cerita ini, kami mengibaratkan semua pemain adalah bebek, kecuali pohon. Jadi, semua pemain akan didandani layaknya bebek dan memakai kostum bebek.
Konsep rias antara lain:
Puteri Ragil Ayu
Memakai riasan yang lembut (tidak menor) dengan rambut digerai agar tampak seperti Puteri yang lemah lembut dan baik hati
Bebek Sablah, Cruweet, Endelia, Kemayuningsih
Dirias agak tebal (menor) dengan rambut yang juga digerai unuk menampakkan watak mereka yang jahat
Ibu Bebek
Dirias tipis dengan rambut yang disanggul, diberi efek kerut-kerut di wajahnya agar terlihat tua sesuai dengan perannya
Pangeran Wijaya Kusuma
Dirias sedemikian rupa, diberi kumis dan jambang agar mencerminkan sikap bijaksana layaknya seorang Pangeran
Pengawal Pangeran
Walaupun para pemerannya perempuan, akan dirias sedemikian rupa agar menyerupai pengawal laki-laki dengan ditambahkan kumis.
Pohon
Dirias dengan warna coklat di seluruh tubuh agar terlihat seperti batang pohon

Konsep Busanan antara lain:
Puteri Ragil Ayu
Memakai kostum bebek lengkap dengan sayap berwarna putih untuk menggambarkan karakternya yang baik dan lembut.
Bebek Sablah, Cruwet, Endelia, Kemayuningsih
Mengenakan kostum bebek lengkap juga namun sayapnya saja yang berwarna kuning agar berbeda dengan sayap Puteri Ragil Ayu
Ibu Bebek
Mengenakan kostum bebek lengkap juga namun sayapnya dibuat berbeda warnanya dengan sayap Puteri Ragil Ayu dan keempat saudaranya.
Pangeran Wijaya Kusuma
Mengenakan kostum dan sayap yang sama dengan yang dikenakan oleh Puteri Ragil Ayu untuk menggambarkan bahwasannya Pangeran Wijaya Kusuma adalah sahabat/pasangan Puteri ragil Ayu
Pengawal Pangeran
Memakai kostum bebek lengkap dengan sayap yang berbeda warna dengan sayap yang dikenakan Puteri Ragil Ayu, keempat saudaranya, Ibu Bebek, dan Pangeran.
Pohon
Memakai pakaian atas-bawah berwarna coklat agar terlihat seperti batang pohon dengan dililiti dedaunan dan ranting pohon
F. Konsep Musik
Karena cerita ini berbentuk operet, maka akan terdapat banyak sekali lagu di dalamnya. Lagu-lagu yang terdapat dalam cerita ini telah diganti liriknya. Konsep musik sebagai berikut:
  1. Sound effect saat pembacaan narasi
  2. Iringan musikc “nina bobo” menggunakan piano cocok digunakan Ibu Bebek menyanyikan lagu nina bobo untuk Puteri Ragil Ayu
  3. Iringan Musik “jagoan” menggunakan piano digunakan saat Bebek Sablah, Cruwet, Endelia, Kemayuningsih tidak rela bila  Puteri Ragil Ayu dikatakan paling cantik dan indah.
  4. Sound effect suara ayam berkokok untuk memberi tanda waktu pagi ketika Puteri Ragil Ayu bangun tidur.
  5. Iringan musik “Karena Cinta” dipilih karena cocok digunakan ketika Puteri Ragil Ayu bernyanyi dimana isi liriknya bercerita bahwa Puteri Ragil Ayu merasa tegar dan menunggu kedatangan Pangeran Wijaya Kusuma, semua itu didasari perasaan cinta pada Pangeran Wijaya Kusuma.
  6. Iringan musik “EB Comix” cocok digunakan ketika Pangeran datang bersama para pengawalnya.
  7. Sound efek suara angin berhembus digunakan untuk menggambarkan keadaan pohon-pohon di hutan yang diterpa angin.
  8. Sound effect suara hujan dan petir yang menyambar-nyambar untuk menggambarkan keadaan/suasana ketika Puteri Ragil Ayu tiba di hutan waktu hujan.
  9. Iringan lagu “Ambilka Bulan Bu” digunakan ketika Puteri bernyanyi yang isi liriknya menceritakan tentang ketakutannya karena sendirian waktu di hutan.
  10. Iringan lagu “Heli” digunakan ketika pohon-pohon menyanyikan lagu untuk Puteri Ragil Ayu yang isi lriknya menceritakan bahwa mereka akan melindungi Puteri Ragil Ayu dari derasnya hujan.
  11. Iringan lagu “Puteri (Jikustik)” menggunakan gitar digunakan ketika Pangeran Wijaya Kusuma meminta Puteri Ragil Ayu untuk tidak menangis lagi dan mengungkapkan perasaannya bahwa dia sangat merindukan Puteri Ragil Ayu
  12. Iringan lagu “Terima Kasih Cinta (Afgan)” menggunakan gitar ketika Puteri Ragil Ayu membalas nyanyian Pangeran Wijaya Kusuma lagu ini sangat cocok karena menggambarkan perasaan Ragil Ayu yang merasa sangat senang dan berterimakasih pada Pangeran Wijaya Kusuma karena dia kembali datang menemui Puteri Ragil Ayu
  13. Iringan lagu “Du di du di dam” menggunakan piano saat semua pemain bernyanyi untuk mengakhiri pementasan, lagu ini sangat cocok karena riang dan menggambarkan kebahagiaan para pemain.
G. Konsep Lampu
Dalam cerita ini terdapat dua setting tempat seperti yang telah dijelaskan pada uraian di atas. Disamping itu terdapat dua seting waktu, yaitu waktu malam dan pagi, juga terdapat setting suasana hujan deras disertai petir. Konsep lampu sebagai berikut:
  1. Ketika malam saat di rumah bebek, lampu akan dibuat sedikit redup untuk memberi kesan bahwa kejadian itu berlangsung pada malam hari
  2. Ketika pagi saat di rumah bebek, lampu akan dibuat terang untuk memberi kesan bahwa kejadian itu berlangsung pada pagi hari
  3. Ketika hujan di hutan, lampu akan dibuat redup untuk memberi kesan mendung namun beberapa lampu akan dibuat terang sesekali saat terjadi petir menyambar.
(DI SEBUAH KAMPUNG, HIDUPLAH SEEKOR IBU BEBEK BERSAMA KELIMA EKOR PUTERI BEBEKNYA. SATU DIANTARA KELIMA PUTERI BEBEKNYA ITU MEMILIKI PERBEDAAN DENGAN KEEMPAT PUTERI BEBEK YANG LAIN. PUTERI BEBEK YANG SATU INI LEBIH CANTIK DAN INDAH DIBANDING YANG LAIN. NAMANYA “PUTERI RAGIL AYU”. SEDANGKAN YANG LAIN BERNAMA BEBEK CRUWET, BEBEK SABLAH, BEBEK ENDELIA, DAN BEBEK KEMAYUNINGSIH. MEREKA MERASA IRI AKAN KECANTIKAN DAN KEINDAHAN PUTERI RAGIL AYU. APALAGI IBU BEBEK LEBIH SAYANG PADA PUTERI RAGIL AYU)
BABAK I
(SEBELUM PUTERI RAGIL AYU TIDUR, IBU BEBEK MENIDURKANNYA DENGAN MENYANYIKAN LAGU NINA BOBO. KEEMPAT SAUDARA YANG MELIHATNYA MERASA IRI DAN BENCI KEPADA PUTERI RAGIL AYU)
  1. 01. IBU BEBEK : (BERNYANYI) “Nina bobo, oo.. nina bobok, kalo tidak bobok digigit nyamuk”. “Tidurlah sayang, ibu sangat menyayangimu” (SAMBIL MENGECUP KENING PUTERI RAGIL AYU)
  2. 02. P.RAGIL AYU : “Ibu…” (MEMEGANG TANGAN IBU BEBEK), aku ingin sekali besok bertemu dengan Pangeran Wijaya Kusuma, sudah lama aku tak bertemu sahabatku itu”.
  3. 03. IBU BEBEK : “Makanya, sekarang kamu harus cepat-cepat tidur biar besok tidak kesiangan dan kamu bisa bertemu dengannya”
  4. 04. P.RAGIL AYU : “Baik, Bu” (MENGANGGUKKAN KEPALA)
  5. 05. BEBEK CRUWET : (SEBAL) “Heh, lihatlah! Ibu lebih menyayangi Puteri Ragil Ayu dari pada kita. Apa kalian tidak cemburu?”
  6. 06. BEBEK SABLAH, ENDELIA, KEMAYUNINGSIH : “Tentu, kita cemburu”
  7. 07. BEBEK SABLAH : “Kita tidak boleh membiarkan dia bertemu dengan Pangeran Wijaya Kusuma”
  8. 08. BEBEK ENDELIA : “Ya, hanya kita yang boleh bertemu dengan Pangeran Wijaya Kusuma”
  9. 09. KEEMPAT BEBEK : (BERNYANYI) “Dia pikir… dia yang paling hebat. Merasa paling cantik dan paling indah. Tidak mungkin! Kitalah yang paling sempurna” (TERTAWA)
  10. 10. IBU BEBEK : (KELUAR KARENA MENDENGAR SUARA RIBUT DARI LUAR KAMAR)
  11. 11. KEEMPAT BEBEK : (SEMBUNYI)
  12. 12. BEBEK SABLAH : “Ayo kita pergi dari sini”
(KEESOKKAN HARINYA, PUTERI RAGIL AYU BANGUN DENGAN HATI YANG PENUH SUKA CITA. SOUND EFEK, SUARA AYAM BERKOKOK)
  1. 13. P.RAGIL AYU : (BANGUN DARI TIDURNYA, MELIHAT-LIHAT SEKELILINGNYA KEMUDIAN MENGAMBIL CERMIN SAMBIL BERNYANYI) “Hari ini… adalah hari yang kutunggu. Kubahagia… karena kau kan segera datang. Tak pernah… kuragu aakan setia. Inilah… diriku dengan melodi untukmu. Dan bila… aku berdiri. Tegar… sampai hari ini. Bukan karna kau atau hebatku. Semua… karena cinta. Semua… karena cinta. Tak mampu diriku, dapat berdiri tegar. Trimakasih… cinta… ”
(KAGET MELIHAT KEEMPAT KAKAKNYA YANG TIBA-TIBA DATANG) “Kakak-kakak, ada apa?”
  1. 14. BEBEK KEMAYUNINGSIH: (Dengan nada tinggi) “Kami ingin minta tolong padamu”
  2. 15. P.RAGIL AYU : “Minta tolong apa, kak?”
  3. 16. BEBEK CRUWET : “Kamu antarkan barang ini pada bebek hitam di kampung sebelah. Sekarang!!” (MENYERAHKAN BARAG PADA PUTERI RAGIL AYU)
  4. 17. P.RAGIL AYU : “Apa harus sekarang, kak? Cuaca kan sedang mendung. Bagaimana kalau nanti saja, pasti saya antarkan”
  5. 18. BEBEK SABLAH : (MEMBENTAK) “Sudah, kamu antar saja barang ini sekarang! Jangan banyak omong!”
  6. 19. BEBEK ENDELIA : “Iya, jangan banyak cocot. Pergi sana!”
  7. 20. P.RAGIL AYU : “Baik, kak”
  8. 21. KEEMPAT BEBEK : (BERSORAK-SORAI) “Berhasil. Berhasil. Berhasil. Horrrayyy.” (TERTAWA)
(TIDAK LAMA SETELAH PUTERI RAGIL AYU PERGI MELAKSANAKAN PERINTAH KAKAKNYA, PANGERAN WIJAYA KUSUMA DATANG BERSAMA KEEMPAT PENGAWALNYA)
  1. 22. PANGERAN WIJAYA KUSUMA : (BERNYANYI) ”Aku tlah datang, aku tlah datang. Halo. Halo. Haloo..”.
  2. 23. KEEMPAT BEBEK : (CENTIL) “Halo juga Pangeran”
  3. 24. PENGERAN W.KUSUMA : (KEBINGUNGAN) “Dimana Puteri Ragil Ayu? Kenapa dia tidak kelihatan?”
  4. 25. IBU BEBEK : (MENCARI-CARI) “Oia, dimana Puteri Ragil Ayu?”
  5. 26. BEBEK ENDELIA : “Dia tadi bilang pada kita, katanya dia tidak ingin bertemu dengan Pangeran Wijaya Kusuma. Dia benci pada Pangeran karena dulu Pangeran telah meninggalkannya”
  6. 27. IBU BEBEK : (TIDAK PERCAYA) “Tidak mungkin, semalam dia bilang pada Ibu kalau ingin sekali bertemu dengan Pangeran Wijaya Kusuma hari ini”
  7. 28. BEBEK KEMAYUNINGSIH : “Itukan semalam, Bu. Kenyataannya sekarang kan beda”
  8. 29. PANGERAN W.KUSUMA : (MARAH) “Ini pasti ulah kalian. Kalian sengaja tidak mempertemukan aku dengan Puteri Ragil Ayu”
  9. 30. BEBEK ENDELIA : “Tidak Pangeran”
  10. 31. PANGERAN W.KUSUMA : “Diam kamu! Aku sama sekali tidak percaya denganmu. Kita harus segera mencari Puteri Ragil Ayu. Aku khawatir dengan keadaannya. Pengawal! Ayo kita berangkat”
  11. 32. KEEMPAT PENGAWAL : “Baik Pangeran, laksanakan!”
  12. 33. IBU BEBEK : “Ibu ikut denganmu Pangeran”
  13. 34. PANGERAN W.KUSUMA : “Baik, Bu. Ayo kita berangkat”
(PANGERAN, IBU, DAN KEEMPAT PENGAWALLANGSUNG BERGEGAS MENCARI PUTERI RAGIL AYU. SEMENTARA ITU KEEMPAT KAKAKNYA TIBA-TIBA MERASA KHAWATIR DENGAN KEADAAH ADIKNYA)
  1. 35. BEBEK KEMAYUNINGSIH : “Saudara-saudaraku, kasihan juga ya Puteri Ragil Ayu. Sekarang sedang hujan deras. Dia pasti kehujanan dan kedinginan”
  2. 36. BEBEK SABLAH : “iya, bagaimanapun juga dia saudara kita”
  3. 37. BEBEK CRUWET : “ayo kita ikut mencari Puteri Ragil Ayu”
  4. 38. BEBEK ENDELIA : “Iya-iya. Yuk yak yuuuuuukk”
BABAK II
(SOUND EFEK, SUARA ANGIN BERHEMBUS)
  1. 39. POHON LESUS : “Haduh, capek juga ya jadi pohon. Tiap hari goyang-goyang terus”
  2. 40. POHON MEGAH : “Uda kepanasan, kehujanan lagi. Capek deh kita ”
  3. 41. POHON SOSIS : “udah gitu nanti ditebang, terus dibakar lagi. Huuhhh!!”
  4. 42. POHON HONEY : “Iya nih, sekali-kali kita jadi puteri, kek. Biar ga jadi pohon terus”
  5. 43. POHON ELAELO : “Sabar teman-teman. Ini memang sudah nasib kita jadi pohon”
  6. 44. POHON TOGE : “Aduuuh, kalian ini nyadar dong. Bodi aja kayak pohon bonsai, malah minta jadi puteri. Ngiiiimpiiiiiii ”
  7. 45. POHON LESUS : “Eh teman-teman, ada yang datang tuh!”
(SOUND EFEK, SUARA HUJAN DAN PETIR YANG MENYAMBAR-NYAMBAR)
  1. 46. P.RAGIL AYU : (BERJALAN SAMBIL KEDINGINAN DAN MENANGIS. KEMUDIAN DIA DUDUK DI ANTARA POHON DAN BERNYANYI) “Ibuku tersayang. Ibuku tercinta. Kutakut sendiri… di sini. Di sini hujannya deras. Petirnya kian menyambar. Ibuku tersayang. Ibuku tercinta. Datanglah kemari temani aku”
  2. 47. POHON MEGAH : “Kau begitu cantik wahai bebek, siapa namamu? Kenapa kamu sendirian di sini?”
  3. 48. POHON HONEY : “Iya, kenapa kamu keluar rumah? Padahal sejak tadi cuaca sudah mendung”
  4. 49. P.RAGIL AYU : “Namaku Puteri Ragil Ayu. Aku diperintahkan oleh keempat kakakku untuk mengantarkan barang ini pada bebek hitam di kampung sebelah”
  5. 50. POHON TOGE : “Sungguh jahat mereka, kenapa kamu bersedia Puteri? Kasihan sekali kamu”
  6. 51. POHON ELAELO : “Kita harus menolong Puteri cantik ini, teman!”
  7. 52. SEMUA POHON : “Iya”
  8. 53. SEMUA POHON : (MELINGKARKAN TUBUH MEREKA UNTUK MELINDUNGI PUTERI. DAN BERNYANYILAH MEREKA) “Kami akan melindungimu, dari derasnya hujan. Janganlah Puteri cantik takut. Kami ada di sini. Puteri tenanglah, Puteri sabarlah. Kami bersamamu. Puteri tenanglah, Puteri sabarlah. Kami bersamamu.”
  9. 54. P.RAGIL AYU : (BERDIRI DAN MENCARI POHON UNTU BERTEDUH) “Pohon, bolehkah aku berlindung di bawahmu, pohon?”
  10. 55. POHON MEGAH : “Iya, silakan Puteri”
(TIBA-TIBA TERDENGARLAH SUARA PANGERAN DAN KEEMPAT PENGAWALNYA, MASUK KE DALAM HUTAN)
  1. 56. PANGERAN W.KUSUMA : “Pengawal, kalian mencari di sebelah sana dan saya akan mencari di sana”
  2. 57. KEEMPAT PENGAWAL : “Baik Pangeran”
(PANGERAN WIJAYA KUSUMA DAN KEEMPAT PENGAWAL BERPENCAR MENCARI PUTERI RAGIL AYU)
  1. 58. KEEMPAT PENGAWAL : “Puteri…. Puuu…. tri….. dimana kamu?” (SAMBIL TERUS MENCARI)
  2. 59. PENGAWAL 1 : (KAGET) “Ternyata kamu di sini, Puteri. Teman-teman.. Puteri Ragil Ayu sudah ditemukan” (MEMBAWA PUTERI KE TEMAN-TEMANNYA)
  3. 60. P.RAGIL AYU : “Siapa kalian?”
  4. 61. PENGAWAL 2 : “Kami adalah pengawal Pangeran Wijaya Kusuma. Kami semua mencarimu kemana-mana”
  5. 62. PENGAWAL 3 : “Kami berdua akan memberi tahu Pangeran kalau puteri sudah ditemukan”
  6. 63. PENGAWAL 4 : “Ya kami juga akan memberi tahu Ibu dan Saudara-saudaramu. Jagalah sampai kami kembali bersama Pangeran”
(PENGAWAL 3 DAN 4 PERGI MEMBERI TAHU PANGERAN, IBU, DAN KEEMPAT SAUDARANYA)
  1. 64. PANGERAN W.KUSUMA : (DATANG SAMBIL BERNYANYI) “Puteri… jangan menangis. Hapus air mata, di wajah cantikmu. Putri… seandainya saja, ku bisa menghentikan waktu, ku hentikan waktu. Kini ku tlah datang dihadapmu. Aku yang tlah lama menanti kamu. Aku merindukanmu”
  2. 65. P.Ragil Ayu : (MEMBALAS NYANYIANNYA) “Terima kasih teman… Engkau  telah datang, kembali di sini, bersamaku lagi. Tak akan kubiarkanmu. Tinggalkanku. Tetaplah engkau temaniku teman”
  3. 66. IBU BEBEK : (BERPELUKAN DENGAN PUTERI RAGIL AYU) “Anakku, kau baik-baik saja kan? Ibu mengkhawatirkanmu”
  4. 67. P.RAGIL AYU : “Iya bu. Aku baik-baik saja. Aku kangen ibu”
  5. 68. KEEMPAT BEBEK : (BERLARI MENUJU PUTERI RAGIL AYU)“Puteri Ragil Ayu…”
  6. 69. PANGERAN W.KUSUMA : “Kalian kenapa ke sini? Mau berbuat jahat lagi dengan Puteri?”
  7. 70. KEEMPAT BEBEK : “Tidak Pangeran”
  8. 71. BEBEK SABLAH : “Maafkan kami Puteri. Kami tidak akan mengulangi perbuatan kami lagi”
  9. 72. BEBEK CRUWET, ENDELIA, KEMAYUNINGSIH : “Iya, maafkan kami”
  10. 73. P.RAGIL AYU : “Iya kak, kalian kumaafkan”
  11. 74. IBU BEBEK : “Sudahlah. Sesama saudara memang harus saling menyayangi dan saling tolong -menolong. Ibu juga sangat menyayangi kalian semua”
  12. 75. P.RAGIL AYU : (TERINGAT SESUATU) “oh, pohon. Aku harus berterima kasih dengan mereka” (MENGHAMPIRI POHON) “Para pohon… terima kasih ya atas pertolongannya”
  13. 76. SEMUA POHON : “Sama-sama Puteri. Kami senang akhirnya Puteri bahagia”
  14. 77. P.RAGIL AYU : “Ayo pohon dan pangeran… kita bernyanyi bersama-sama”
  15. 78. SEMUA PEMAIN : (MENYANYI DAN MENARI)
“Du di du di dam dam, du di du di dam. Du di du di dam dam, du di du di dam. Kami sangat bahagia, ok. Kami saling mencinta, ok. Tidak ada iri, tidak ada dengki. Semuanya bersama, ok, ok, ok. Jangan pernah membenci, karena itu tak baik. Mari sama-sama kita bergandengan dan berjabat tangan”


“PERBEDAAN”

“PERBEDAAN”
(Naskah Telah Dipentaskan)
Pimpinan Produksi: Drs. Heru Subrata, M.Si
Sutradara: Ewaldus P. Samu

  1. 1. KONSEP CERITA
Konsep cerita, perbedaan yang satu adalah sejenis cerita drama romantisme yang diadaptasi dari kehidupan nyata yang tengah marak terjadi di Indonesia. Dalam cerita ini banyak terdapat unsure drama mengharukan,yang tersampaikan secara tidak langsung. Hal ini kami sajikan untuk memberikan tontonan yang menarik dan dramatis bagi para penikmat drama. Naskah ini kami susun dengan imajinasi yang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari.

  1. 2. SINOPSIS CERITA
Keluarga dari nelci merupakan keluarga yang berada, ayah nelci terkenal dengan watak yang keras, dia tidak ingin anaknya berpacaran dengan anak orang miskin dan berbeda agama.Nelci tidak pernah melihat perbedaan yang terjadi, nelci sangat mencintai Ejo begitupun sebaliknya. Meskipun Nelci anak orang berada, dia tidak memandang dari kekurangan ejo. Ejo sangat mencintai Nelci dengan  setulus hati. Dia adalah eman teman dari Nelci yang setia mendengar curhatan Nelci. Kisah cinta antara Nelci dan Ejo penuh tantangan.Namun kekuatan cinta mereka tak akan pernah rapuh terukir ruang dan waktu. Dan pada akhirnya ayah Nelci yang tidak terima dengan kehadiran Ejo menyuruh preman untuk membunuh Ejo

  1. 3. Pelaku atau Tokoh:
Sutradara                                 : Ewaldus P. Samu                   (071644108)
Penata Panggung/ Lampu : Alexander P. Semana             (071644111)
Penata Musik                           : Ewaldus P. Samu                   (071644108)
Penata Busana                        : Eduardus Pangka                   (071644113)
Bapak Nelci                              : Aristo K. Basir                       (071644114)
Nelci                                        : Bertini D. Dafra                     (071644107)
Ejo                                           : Apolonius S. Dabut                               (071644110)
Ibu Nelci                               : Elisabet U. Mayu                   (071644124)
Ibu Ejo                                   : Margareta Mamur                  (071644109)
Dia (Teman Nelci)             : Anastasia Babung                  (071644122)

  1. 4. KONSEP PANGGUNG
Dalam cerita ini terdiri dari III babak, konsep panggung sengaja kami buat sesederhana mungkin tetapi tidak mengurangi kesesuaian dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep panggung adalah lingkungan kampus, rumah Nelci dan Ruang tamu. Adapun property yang kami pakai adalah sebagai berikut:
a)        Tulisan “Universitas Pendidikan” sebagai latar ketika Nelci dan Dia sedang berbincang- bincang
b)       2 buah pot bunga untuk menggambarkan perbincangan antara Nelci, Ejo dan Dia yang berada di taman kampus
c)        Gambar Jendela untuk melukiskan situasi di rumah Nelci
d)       Sebuah cermin tempat Nelci merias
e)        4 buah kursi dan satu meja untuk perlengkapan di ruang tamu dari rumah Nelci
f)        1 buah Koran Jawa Pos yang akan dibaca oleh ayah Ejo dan Majalah wanita untuk dibaca oleh ibu Nelci
g)        1 buah tongkat yang dipakai oleh ibu Ejo untuk meyakinkan karakter yang diperaninya.

  1. 5. ALUR CERITA
Alur yang digunakan dalam cerita ini adalah alur maju mulai dari pengenalan, klimaks dan akhirnya penyelesaian

  1. 6. KONSEP BUSANA
Dalam cerita ini, terdiri dari 3 babak, konsep busana sengaja kami buat sesederhana mungkin tetapi tidak mengurangi dengan kenyataan dalam kehidupan sehari- hari.
  1. Nelci menggunakan pakaian kuliah yaitu baju kemeja dan celana levi ketika sedang di kampus dan memakai baju kaus dan celana pendek ketika berada di rumah mengesankan karakter si Nelci sebagai anak muda jaman sekarang
  2. Dia menggunakan celana levis dan baju kemeja mengesankan karakter Dia sebagai anak kuliahan
  3. Ejo menggunakan baju kemeja dan celana levis mengesankan karakter anak kuliahan ketika di kampus dan menggunakan baju yang kusam dan celana levis robek yang mengesankan karakter si Ajo yang merupakan anak orang miskin serta menggunakan peci ketika berkunjung ke rumah Nelci
  4. Bapak Nelci menggunakan pakaian kemeja lengan panjang dan celana kain dan berdasi serta sepatu fentofel mengesankan karakternya sebagai keluarga orang orang kaya raya
  5. Ibu Nelci menggunakan pakaian kemeja dan celana panjang untuk mengesankan karakternya sebagai istri orang kaya raya
  6. Ibu ejo menggunakan baju kaus compang camping, jilbab serta tongkat untuk mengesankan karakternya sebagai orang miskin dan tua

  1. 7. KONSEP MUSIK
Dalam ceria ini musik yang digunakan adalah sebagai berikut:
a)        Lagu Pop Romantis Indonesia ( Cinta Laura) mengawali adegan pertemuan antara Nelci dan Ejo di Kampus
b)       Lagu Pop Indonesia (Ari Lasso) untuk mengiringi adegan ketika Ejo di usir oleh ayah Nelci
c)        Bunyi ketukan pintu dan pintu yang dibuka ketika ibu Ejo dan Ejo masuk ke rumah Ejo
d)       Bunyi pukulan ketika orang suruhan ayah Nelci membunuh Ejo
e)        Lagu Instrumen mengawali adegan babak pertama yaitu percakapan antara Nelci dengan Dia

  1. 8. KONSEP LAMPU
a)          Lampu black out
b)          Lampu center
c)          Lampu merah
d)          Lampu hijau ketika Ejo mengungkapkan cintanya kepada Nelci
e)          Lampu set wings(lampu sayap)

  1. 9. KONSEP PEMAIN (KARAKTERISASI)
a)        Bapak Nelci             : Aristo K. Basir       (071644114)
Karakternya adalah orang tua yang kejam dan tidak menyukai anaknya berpacaran dengan orang miskin dan berbeda agama
b)       Nelci                        : Bertini D. Dafra     (071644107)
Karakternya adalah seorang anak yang polos
c)        Ejo                           : Apolonius S. Dabut               (071644110)
Karakternya adalah anak yang tabah dan menyayangi ibunya
d)       Ibu Nelci                  : Elisabet U. Mayu   (0716441)
Karakternya adalah sebagai ibu yang mengerti tentang perasaan anaknya
e)        Ibu Ejo                    : Margareta Mamur  (071644109)
Karakternya adalah sebagai ibu yang sangat menyayangi anaknya yaitu Ejo
f)        Dia (Teman Nelci)   : Anastasia Babung  (071644122)
Karakternya adalah sebagai sahabat yang baik dan tempat curhat teman- temannya

  1. 10. NASKAH DRAMA:

BABAK I
SUATU HARI,DI LOKASI KAMPUS NELCI DAN DIA SEDANG MENGOBROL
  1. Nelci        : Di…. kamu udah pernah pacaran yah?
    1. Dia           : iya ,memangnya kenapa Tanya begitu?
    2. Nelci        : tidak….aku Cuma Tanya aja.gimana sih semenjak kamu pacaran?
    3. Dia           :Waktu SMA aku punya cowok,dia satu kelas sama aku,tapi masalahnya Nel kami berbeda agama. Kami berpacaran sampai tamat sekolah.Tamat dari sekolah dia melanjutkan pendidikannya diluar negeri.aku senang dengan cowok aku biarpun kami jauh,kami tetap saling telponan.
    4. Nelci        :Oh..gitu yah…..setia yah cowokmu Di!
TIBA-TIBA EJO DATANG, DENGAN WAJAH  SENYUM.  LANGSUNG DUDUK DI TEMPAT DUDUK. DENGAN TENANG EJO MENDEKATI NELCI DAN DIA
  1. Ejo           : nel, aku ingin berbicara denganmu!
  2. Dia           : ( pamit pulang).Nel kalau begitu aku pulang duluan yah? (berjalan pulang)
  3. Nelci        : iya.makasih yah udah temanin aku.
  4. Nelci        : kak tadi mau bicara apa?bicaralah kak,kita sudah biasa saling berbicara,tak mungkin aku tak mendengarnya.
  5. Ejo           : yang ingin aku bicarakan bukan hal biasa,
  6. Nelci        :Cukup banyak hal yang kakak bicarakan, bukan hal biasa.
  7. Ejo           : Mmm…..baiklah kalau begitu,tolong dengarkan aku.
  8. Nelci        : bicaralah,kak!
  9. Ejo           : nelci,aku sudah berusaha menutup rapat-rapat namun sulit sekali,sesunguhnya aku tak berharap mengatakan ini,namun aku merasa harus mengatakan.
  10. Nelci        : katakanlah,kak! Jangan membuat aku penasaran?
  11. Ejo           : ( tersipu malu).nelci, aku mencintaimu,sungguh aku tak tahu harus berbuat apa-apa selain mengatakannya.
  12. Nelci        : (nelci diam dalam waktu yang cukup lama,karena aku pun merasakan hal yang sama)
  13. Ejo           : ( ejo tertunduk )
LAMA MEREKA TERDIAM EJO PUN BERBICARA DENGAN HARAPAN YANG ENTAH DAPAT NELCI RASAKAN,BAHKAN DIDENGARKAN
  1. Ejo           : Nelci, maukan kau menerimaku?
  2. Nelci        : ( tertunduk dan terdiam,dalam hati ingin berkata “ya” namun keadaan mendesakku untuk bilang “tidak “
  3. Ejo           : (memegang tangan nelci).nelci maukah kau menerimaku?
  4. Nelci        : (diam menunduk)
  5. Ejo                           : ( ejo kesekian kali meyakinkan nelci dan memegang tangannya) nelci maukah kau menerimaku,apakah kau tidak merasakan hal yang sama?
  6. Nelci        : ejo tataplah mataku, sudah lama juga aku mencintai dan sayang padamu?
  7. Ejo           : (dengan senang Ejo memeluk Nelci),terima kasih kau telah menerimaku.diamku mengiginkanmu,sepiku merindukamu.
  8. Nelci        : kak, aku juga meyayangimu
Babak II
WAKTU TERUS BERLALU, CINTA ANTARA NELCI DAN EJOPUN SEMAKIN LAMA SEMAKIN MENCINTAI DAN SERING MENGUNJUNGINYA DI RUMAH. AYAH NELCI MENGIRA NELCI DAN EJO HANYA BERTEMAN SEHINGGA MEMBIARKAN EJO MASUK KE RUMAH MEREKA. TETAPI BEBERAPA MINGGU EJO TIDAK BERKUNJUNG LAGI KE RUMAH NELCI, SEHINGGA MEMBUAT AYAHNYA BERTANYA:
  1. Ayah Nelci               : Nelci, kenapa temanmu Ejo jarang datang ke rumah?
  2. Nelci        : ( terdiam dan menutup rapat mengatakannya)
  3. Ibu           : Nelci kenapa kamu diam saja.kamu ada masalah yah dengan ejo?
  4. Nelci        : tidak bu…..mungkin Ejo lagi sibuk, di rumah
  5. Ayah        : Nelci kalau kau main ke rumahnya,sampaikan salamku padanya,dan suruh dia main ke rumah?
  6. Nelci        : iya….yah!!.( mengalihkan pembicaraan), ayah, bunda aku ke kamar dulu,banyak tugas yang harus aku kerjakan!
TAK LAMA KEMUDIAN, NELCI KELUAR DARI KAMARNYA DENGAN RAMBUT YANG TERURAI , YANG MEMBUAT IBUNYA KAGUM KEPADA ANAKNYA TERSEBUT.
  1. Bunda      : Nelci kamu cantik sekali
  2. Nelci       : (tersenyum manis) ah masa si Bu!
  3. Bunda      : benar nak. Kamu cantik sekali. Bunda pinjam handphone kamu untuk memotret kamu kalau kamu tidak percaya
  4. Nelci        : ini bu.
BUNDA PUN TERPERANJAT KETIKA MELIHAT FOTO NELCI DAN AJO YANG SEDANG BERPELUKAN.
  1. Ibu            : ( mata bunda menangkap foto aku dan jo yang saling berpelukan di taman kampus), tiba-tiba bunda langsung menamparku dengan keras.(sambil menangis bunda berkata) Nelci…kau tak seharusnya mencintai seseorang yang sungguh berbeda dengan kita. Bisakah kau menjawab sebuah pertanyaan, bagaimana cara menyatukan hati ke dua orang yang agamanya berbeda.
  2. Nelci : (sambil menangis) Bu tapi aku mencintainya
  3. Ibu            : pasti ayahmu sangat marah kalau mendegarkan ini semua( bunda meninggalkan kamarku dengan amarah dan airmata)
  4. Nelci : (merenung dan menangis di dalam kamar) sambil berkata : ya tuhan ingin sekali aku bertanya, aku merasa tak ada perbedaan antara tuhan yang aku miliki dan yang kau miliki ia mengajarkan untuk memberi dan mencintai,”Tuhan salahkah aku dan dia yang telah diajarkan untuk memberi dan mencintai sesama?” salahkah aku memberikan cinta pada orang yang ku kasihi”Tuhan mengapa ada lebih satu agama di dunia ini? Mengapa tidak ada satu agama saja di dunia ini? Adakah cara untuk menyatukan kami?
MENDENGAR NELCI MENANGIS DALAM KAMAR AYAHNYA MASUK KE KAMAR.
  1. Ayah: kenapa menangis Nel,?
  2. Nelci: (Nelci tidak menjawab pertanyaan ayahnya tapi dia hanya menangis dan terus menangis)
  3. Ibu  : (bunda masuk ke kamar dan menjelaskan kepada ayah tentang kejadian yang sebenarnnya terjadi pada nelci)
  4. Ayah : (dengan nada yang keras) apa? Ayah tidak senang kalau kamu pacaran sama ejo. Kamukan tau ejo itu tidak punya apa-apa, agamanya juga beda dengan kita.
  5. Nelci : (nelci menangis dan merenung apa yang dikatakan oleh ayahnya)
BABAK III
SORE HARI EJO BERKUNJUNG KE RUMAH NELCI, KEBETULAN ORANGTUANYA SEDANG TIDAK ADA DI RUMAH, EJO DAN NELCI BERCANDA DAN BERCERITA HINGGA LUPA AKAN PERBEDAAN YANG MENJULANG ANTARA MEREKA. TIBA-TIBA KEDUA ORANGTUA NELCI DATANG DAN MELIHAT MEREKA SEDANG BERCANDA BERSAMA.
  1. Ayah  : (dengan wajah marah, ayah Nelci mendekati dan langsung menampar Ejo), dasar anak tidak tahu diri, kamu itu anak miskin, kamu tidak sebanding dengan keluarga kami, keluar kamu dari rumah ini dan jangan pernah kembali lagi.
  2. Ejo      : (dengan wajah yang murung, Ejo langsung keluar dari rumah Nelci)
  3. Ayah : (dengan wajah marah, Ayah juga mengusir Nelci), Anak tak tahu berterimakasih, lebih baik kau keluar juga dari rumah ayah dan jangan pernah kembali lagi.
  4. Nelci   : (Nelci menangis sambil berlutut dan meminta maaf pada kedua orangtuanya), maafkan kesalahanku pak bu.
  5. Ayah    : Nelci, Dia itu anak miskin dan agamanyapun berbeda degan kita, bagaimana kamu bisa berpikir untuk mencintainya?
  6. Nelci     : (Nelci hanya terdiam dan merenung kata-kata yang telah diucapkan Ayahnya)
  7. Ayah    : masuk kamar dan mulai sekarang kamu tidak boleh bertemu dengan Ejo lagi!
BEBERAPA HARI KEMUDIAN, EJO DAN IBUNYA DATANG KE RUMAH NELCI DAN MENYAMPAIKAN MAKSUD KEDATANGAN MEREKA, YAITU MELAMAR NELCI. KEBETULAN ORANGTUA NELCI ADA DI RUMAH.
  1. Ibu Ejo  : selamat pagi pak bu.maaf kalau kedaangan kami menganggu.
  2. Ayah      : (dengan senyum sinis ke arah Ejo). Apa maksud kedatangan kalian?
  3. Ejo        : maksud kedatangan kami ingin melamar Nelci.
  4. Ayah     : apa…….??????
  5. Ejo        : kami ingin melamar anak bapak.
  6. Ayah  : (dengan nada emosi dan kata-kata yang menyinggung perasaan), jika kau ingin menikahi anakku, kau harus membayar belis berupa 5 gading seukuran lenganku, dan kau harus memiliki agama yang sama dengan anakku.
  7. Ejo dan Ibunya  : (terdiam).
  8. Ibu           :  Maaf kami pulang dulu dan kami akan usahakan semua permintaan bapak.
EJO DAN IBUNYA PULANG DI DEPAN PINTU  EJO BERTEMU DENGAN NELCI MENGELUARKAN SECARIK KERTAS DARI KANTUNG BAJUNYA DAN MEMBERIKANYA PADA NELCI.
  1. Ejo           : nel, ini surat untukmu. Surat ini kutulis sewaktu kita masih SMA. Aku tidak sempat memberikan padamu(sambil memberikan surat)
  2. Nelci        : (menerima surat dan membacanya)
Untuk :kunang-kunang bersayap pelangi “saat aku terjatuh …..pastikan aku terjatuh dalam pelukanmu,seindah desah embun, dalam hangat peluk bunga
Dengan senyum manis nelci terus membacanya dan mencari makna tulisan yang diberikan ejo. tanpa disadari, orang-orang suruhan dari bpk nelci membunuh ejo supaya tidak mengganggu nelci lagi.
  1. Nelci        : (berlari menghampiri ejo sambil teriak). tidaaaaaaaaaaaaaaakkkkkk………ejo jangan tinggalkan aku. Aku sayang sama kamu.
  2. Ejo           : nel, sampaikan pada orang tuamu bahwa aku benar-benar mencintaimu. Aku bahagia karena hingga waktu terakhirku kau masih disisiku, ku masih dapat merasakan cintamu. Perbedaan yang menbuat aku mencintaimu, perbedaan yang membuat aku bertahan akan cintaku, namun hingga kini pun aku masih yakin bahwa perbedaan ini sesungguhnya satu.
Setelah mengatakan itu, ejo mengatupkan kelopak matanya untuk terakhir kalinya.
  1. Nelci        :  (menangis) tidak……………jangan tinggalkan aku ejo.

TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar