BATAS KETAATAN KEPADA PEMIMPIN
1203 حَدِ يْثُ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا, أَطِيْعُواللهَ
وَأَطِيْعُو الرَّسُوْلَ وَأَوْلِي اْلأَمْرِمِنْكُمْ, قَالَ: نَزَلَتْ فِي
عَبْدِاللهِ بْنِ خُذَافَةَ بْنِ قَيْسِ بْنِ عَدِيٍّ, إِذْبَعَثَهُ
النَّبِيُّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
سَرِيَّةٍ. (أخر جه
البخاري )
Artinya:
Ibn Abbas r.a. berkata: Ayat : Athi’ullaha wa athi’urrasula wa ulil amri minkum (taatlah
kepada Allah dan taatlah kepada rasulullah dan pemerintah dari
golonganmu). Ayat ini turun mengenai Abdullah bin Hudzaifah bin Qais bin
Adi ketika diutus oleh Nabi saw. Memimpin suatu pasukan. (Bukhari,
Muslim)
1204 حَدِيْثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ
أَطَاعَ اللهَ وَ مَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللهَ، وَ مَنْ أَطَاعَ
أَمِيْرِي فَقَدْ أَطَاعَنِي، مَنْ عَصَى أَمِيْرِي فَقَدْ عَصَانِي.
(أخرجه البخاري)
Artinya:
Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Siapa yang taat
kepadaku maka berarti taat kepada Allah, dan siapa yang maksiat
kepadaku berarti maksiat kepada Allah, dan siapa yang taat kepada
pimpinan yang aku angkat berarti taat kepada taat kepadaku, dan siapa
yang melanggar amier yang aku angkat berarti melanggar kepadaku
(Bukhari, Muslim)
1205 حَدِيْثُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنِ
النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ، قَالَ: اَلسَّمْعُ وَ
الطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْاِ الْمُسْلِمِ فيما أحب و كره، مالم يؤمر بمعصية،
فإذا أمر بمعصية فلا سمع و لا طاعة.أخرجه البخاري)
Artinya:
Abdullah bin Umar ra berkata: Nabi saw bersabda: mendengar dan
taat itu wajib bagi seorang dalam apa yang ia suka atau benci, selama ia
tidak diperintah berbuat maksiat, maka jika diperintah maksiat maka
tidak wajib mendengar dan tidak wajib taat (Bukhari, Muslim)
1206 حَدِيْثُ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: بَعَثَ النَّبِي
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: سَرِيَّةً وَ أَمَّرَ عَلَيْهِمْ رَجُلاً
مِنَ اْلأَنْصَارِ وَ أَمَرَهُمْ أَنْ يُطِيْعُوْهُ. فَغَضَبَ عَلَيْهِمْ،
وَ قَالَ: أَلَيْسَ قَدْ أَمَرَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ
سَلَّمَ أَنْ تَطِيْعُوْنِي؟ قَالُوْا: بَلَى. قَالَ: عَزَمْتَ عَلَيْكُمْ
لَمَا جَمَعْتُمْ حَطَبًا وَ أَوْقَدْتُمْ نَارًا ثُمَّ دَخَلْتُمْ
فِيْهَا. فَجَمَعُوْا حَطَبًا، فَأَوْقَدُوْا. فَلَمَّا هَمُّوْا
باِلدُّخُوْلِ، فَقَامَ يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ، قَالَ
بَعْضُهُمْ: إِنَّمَا تَبِعْنَا النَّبِي صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
فِرَارًا مِنَ النَّارِ، أَفَنَدْخُلُهَا؟ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذلِكَ اِذْ
خَمَدَتِ النَّارِ، وَ سَكَنَ غَضْبُهُ. فَذُكِرَ لِلنَّبِي صلي الله عليه
سلم فَقَالَ: لَوْ دَخَلُوْهَا مَا خَرَجُوْا مِنْهَا أَبَدًا، إِنَّمَا
الطّاَعَةُ فِي الْمَعْرُوْفِ. (أخرجه البخاري)
Artinya:
Ali ra berkata: Rasulullah saw mengirim pasukan dan diserahkan
pimpinannya kepada sekorang sahabat Anshar, tiba-tiba ia marah kepada
mereka dan berkata: Tidakkah Nabi saw telah menyuruh kalian menurut
kepadaku? Jawab mereka Benar. Kini aku perintahkan kalian supaya
mengumpulkan kayu dan menyalakan api kemudian kalian masuk ke dalamnya.
Maka mereka mengumpulkan kayu dan menyalakan api, dan ketika akan masuk
ke dalam api satu sama lain pandang memandang dan berkata: Kami
mengikuti Nabi saw, hanya karena takut kepada api, apakah kami akan
memasukinya. Kemudian tidak lama padamlah api dan reda juga marah
pemimpin itu, kemudian kejadian itu diberitakan kepada Nabi saw maka
sabda Nabi saw: Andaikan mereka masuk api itu niscaya tidak akan keluar
selamanya. Sesungguhnya wajib taat hanya dalam kebaikan (Bukhari Muslim)
1207 حَدِيْثُ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامَنِ، عَنْ جُنَادَةَ بْنِ أَبِي
أُمَيَّةَ، قَالَ: دَخَلْنَا عَلَى عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ وَهُوَ
مَرِيْضٌ، قُلْنَا: أَصْلَحَكَ الله، حَدِّثْ بِحَدِيْثٍ يَنْفَعُكَ اللهُ
بِهِ، سَمِعْتَهُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ
فَبَايَعْنَاهُ، فَقَالَ فِيْمَا أَخَذَ عَلَيْنَا، أَنْ بَايَعَنَا عَلىَ
السَّمْعِ وَ الطَّاعَةَ فِيْ مَنْشَطِنَا وَ مَكْرَهِنَا وَ عُسْرِناَ وَ
يُسْرِنَا وَ أَثْرَةٍ صَلَيْنَا، وَ أَنْ لاَ نُنَارِعَ اْلأَمْرِ
أَهْلَهُ: إِلاَّ أَنْ تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنَ اللهِ
فِيهِ بُرْهَانً. (أخرجه البخاري)
Artinya:
Junadah bin Abi Umayyah berkata: Kami masuk kepada Ubadah Abi Ash
Shamit ketika ia saki, maka kami berkata: Semoga Allah menyembuhkan
engkau, ceritakan kepada kami hadits yang mungkin berguna yang pernah
engkau mendengarnya dari Nabi saw. Maka berkata Ubadah: Nabi saw
memanggil kami, maka kami berbaiat kepadanya, dan diantara yang kami
baiat itu: Harus mendengar dan taat di dalam suka, duka, ringan dan
berat, sukar dan mudah atau bersaiangan (monopoli kekuasaan) dan supaya
kami tidak menentang suatu urusan dari yang berhak kecuali jika melihat
kekafiran terang-terangan ada bukti nyata dari ajaran Allah (Bukhari
Muslim)
ANALISIS
Dari hadis-hadis di atas dapat saya analisa bahwa kita diwajibkan
untuk mentaati para pemimpin kita, sebagaimana dijelaskan dalam hadis
1203 dan hadis 1204 diatas, hal ini diwajibkan karna taat kepada
pemimpin merupakan cerminan dari ketaatan kita kepada Nabi Muhammad SAW
dan kepada Allah SWT.
Pada hadits 1205 dan 1207 diatas memberikan penegasan kepada kita
bahwa ketaatan kita kepada pemimpin tidak dibatasi rasa suka atau tidak
suka, ringan atau berat, sulit atau mudah perintah pemimpin tersebut,
namun kita wajib taat dalam situasi apapun.
Meski demikian, ketaatan kita terhadap pemimpin bukanlah taat secara
membabi buta, namun kita harus tetap berpegang teguh terhadap syariat
Allah dan kebaikan, atinya ketaatan kita hanya diperuntukkan bagi
pemimpin yang menjalankan syariat Allah dan kemaslahatan ummat, apabila
pemimpin tersebut memerintahkan dalam hal maksiat maka kita diwajibkan
untuk tidak taat, hal ini dijelaskan dalam hadis 1205, 1206, dan 1207.
0 komentar:
Posting Komentar