Pages

Sabtu, 19 November 2011

Sedekah dan Doa

Sedekah dan Doa (Kuliah Online Ust. Yusuf Mansur)

Taken from : http://pejuangikhlas.wordpress.com/2009/06/26/case-8-sedekah-dan-doa/
Si Kecil sudah biasa berdoa
Si Kecil sudah biasa berdoa
Di DhuhaaCoffee, saya naikkan 1-2 kisah pergi haji dan umrah bukanlah mimpi. Mudah-mudahan
bisa disusul kisah-kisah lainnya. Di kisah-kisah tersebut, akan sangat kuat kesan bahwa ternyata
banyak orang-orang yang menyengaja bersedekah supaya diberangkatkan oleh Allah ke Tanah Suci.
Menyengaja bersedekah. Lah, bagi sebagian orang, ini hal yang begitu berani. Seperti menyetir Allah.
Masa Allah disetir? Apa iya, Allah bisa digerakkan dengan sedekah kita? Apa segitu lemahnya Allah?
Atau jawaban lainnya, begitulah kebaikan Allah buat mereka yang bersedekah. Allah kabulkan doadoanya
mereka yang punya amal saleh.

Di KuliahOnline kali ini, saya mencoba menjelaskan kedudukan sedekah dengan doa.
Saudaraku yang dirahmati Allah, banyak yang bertanya, bolehkah saya meminta setelah saya
bersedekah? Atau bahasa gampangnya, boleh ga sih saya pamrih sama Allah? Minta-minta sama
Allah? Pertanyaan yang selalu dan selalu diajukan oleh orang-orang banyak adalah: Bukankah
sedekah itu harus ikhlas, tanpa pamrih?
Duh, alhamdulillah, saya berdoa kepada Allah diberikan ketidaklelahan menjawab dan menjawab ini.
Saya pun berdoa kepada Yang Maha Memiliki Jawaban Yang Sebenernya, agar jawaban saya ini
bukanlah jawaban yang menyesatkan.
Tanya saja kepada diri sendiri: Boleh ga minta sama Allah? Boleh ga berdoa sama Allah? Boleh ga
berharap sama Allah? Tentu saja jawabannya adalah boleh. Masa sama Allah ga boleh minta? Masa
sama Allah ga boleh doa, ga boleh memohon? Bukankah malah disuruh-Nya untuk banyak-banyak
minta sama Allah?
Jika seseorang ga meminta sama Allah, sama siapa lagi? Malahannya disebut sombong, jika tidak ada
permintaannya sama Allah. Kita ini faqier disebut-Nya. Faqier tuh, perlu. Perlu sama siapa? Antumul
fuqaraa-u ilallaah; kita semua perlu sama Allah. Karena itu kita disunnahkan meminta sama Allah,
sebagai bentuk perlunya kita sama diri-Nya. Semakin banyak diminta semakin senang Allah terhadap
kita.
Benarkah kalau kita tidak minta apa-apa sama Allah, lalu itu baik buat kita? Tergantung darimana
jawabannya. Bagaimana dengan hadits berikut ini: ad-Duaa-u mukhkhul ‘ibaadah; doa itu kepalanya
ibadah, penyempurna ibadah. Bisa dibayangkan, jika kita shalat, lalu kita maen pergi saja sehabis
salam, tanpa doa, maka shalat kita bolehlah dikatakan ga punya kepala. Alias ga sempurna.
Sebagiannya bilang, loh, kan disempurnakan dengan zikir? Dengan wirid? Tetap saja ga sempurna.
Malah jika sebelumnya disebut shalatnya ga sempurna, sekarang sebutannya shalat dan zikirnya
yang ga sempurna, he he he. Ya, sebab tetap saja disebutnya doa itu penyempurna ibadah. Dalam
kasus ini disebutnya penyempurna shalat.
Kecuali wiridnya itu istighfar. Maka cukuplah ini menjadi sempurna. Sebab apa? Sebab istighfar itu
wazannya (bentuk katanya) istaf’ala; meminta. Jadi ia pun dikategorikan berdoa. Berdoa apa?
Berdoa minta diampuni sama Allah. Jika disebut saya mah yang penting istighfar, ga perlu berdoa. Ya
bilang sama orang itu, itulah doa. Doanya adalah istighfarnya.
Seseorang yang sedekah, jika tidak berdoa, juga kurang sempurna. Untuk tidak dikatakan tidak
sempurna.
Kalau gitu, kudu berdoa dong di setiap ibadah? Iya.
Karena sedekah itu adalah sebagian kecil dari ibadah, maka doa adalah tetap sebagai
penyempurnanya. Garamnya.
Adapun “jangan hanya mendoakan diri sendiri”, ini yang benar. Berdoalah juga untuk orang lain.
Atau kalimatnya: “Jangan hanya berdoa buat dunia saja, berdoalah juga untuk jadi orang beriman,
banyak amal salehnya, gampang bangun shubuhnya, bisa taat sama orang tua…”. Nah, ini juga bener
banget. Tetapi minta, tapi bukan meminta sekedar dunia. Tapi mintalah yang lebih dari dunia. Saya
setuju nih. Walopun sah sj minta dunia, tapi juga minta kesalehan, he he he. Serakah ya? Biar aja.
Kan katanya makin banyak minta, makin bagus. Makin perlu sama Allah. Allah itu beda dengan
manusia. Karena itu sebutannya “Maha”. Maha Mendengar, Maha Menolong, Maha-Maha Lainnya.
Kalau kita, sekali orang datang, kita terima. Tapi kalau berkali-kali, tar dulu deh. Allah itu beda. Beda
sekali, & jelas beda.
Seseorang yang memilih bahwa “jangan meminta-minta sama Allah, sedekah-sedekah saja”, maka
orang ini bolehlah disebut rugi. Ada kesempatan minta koq, malah tidak minta. Ya rugi namanya.
Gini ya, ketika kita datang kepada Allah dengan amal saleh, maka pintu udah terbuka dengan amal
saleh tersebut. Tinggal mintanya saja sama Allah. Ini udah kebuka pintu-Nya, malah kemudian ga
mau masuk dan ga mau meminta. Kan aneh. Orang malah pengen dibukain pintunya, kita malah
menolak.

0 komentar:

Posting Komentar